Film
Sisu: Road to Revenge Review – Dendam yang Membeku, Tekad yang Tak Mati
Aatami kembali, lebih brutal, lebih sunyi, lebih tak terhentikan.
Aatami kembali, lebih brutal, lebih sunyi, lebih tak terhentikan.
Keajaiban sulap dan pengkhianatan masa kini di tangan Horsemen lama dan generasi baru.
Coming-of-age yang jujur, memilukan, dan tetap hangat setelah lebih dari tiga dekade.
Reinterpretasi liar dan elegan yang menggabungkan tradisi chanbara dengan sensibilitas modern Kitano.
Drama humanis yang membangkitkan empati melalui realisme dan kejujuran tanpa kompromi.
Thriller politik bernuansa western ini menyoroti komunitas kecil yang menolak musnah oleh kekuasaan dan kolonialisme modern.
Sebuah drama tentang cinta dan pengorbanan yang bertahan melampaui horor perang.
Tragedi cinta terlarang yang membakar perlahan di tengah kekuasaan patriarki.
Dongeng modern yang menyentuh tentang menemukan makna hidup di tempat yang paling sederhana.
Revolusi, keluarga, dan kritik sosial digabung dalam aksi penuh gelora.
Narasi aksi bertingkat, karakter utama wanita yang kuat, dan latar yang jarang diangkat di sinema mainstream.
Bukan thriller untuk semua orang.
Ketika Predator menjadi korban dan aliansi tak terduga membentuk arti kekuatan baru.
Ishirō Honda menciptakan alegori kelam tentang trauma, sains, dan kehancuran yang menjelma dalam wujud raksasa abadi.
Asghar Farhadi menyalakan kembang api konflik domestik yang membakar keheningan moral dan sosial masyarakat Iran modern.
Epik mitologi alias saga dua bagian yang dijahit ulang sebagai satu film tunggal yang megah dan mendalam.
Juzo Itami menyajikan komedi kuliner yang menggugah selera dan perasaan, di mana makanan menjadi bahasa cinta dan kehidupan.
Kiyoshi Kurosawa menghadirkan alegori eksistensial yang menumbuhkan keheningan di antara absurditas manusia dan alam.
Kegagalan ambisi jamu awet muda yang mengubah peperangan batin jadi wabah undead.
Ketika trauma masa lalu berbenturan dengan kekuatan supernatural, telepon tua berdering untuk menolak diam.
Eksperimen surealis Nobuhiko Obayashi yang mengubah horor menjadi permainan antara trauma, warna, dan absurditas.
Perjalanan sinematik yang memantulkan ingatan, kehilangan, dan kerinduan pada masa yang tak pernah kembali.
Sebuah kisah romantis yang menyeimbangkan tawa dan air mata, antara takdir dan kebetulan.
Perpaduan brutal antara seni bela diri, komedi hitam, dan kritik sosial yang dibungkus dengan darah dan absurditas.
Kembalinya Daniel Day‑Lewis di antara saudara yang terpecah dan bayang-bayang masa lalu.
Membuka ruang diskusi yang jarang hadir di layar lebar dan menjadi salah satu karya berani di tahun 2025.
Satu bus, dua dewasa, dan 22 anak menghadapi gelombang api dan ketakutan dalam pelarian penuh keputusan moral.