

Music
Laura Mvula: Pink Noise Album Review
Laura Mvula menghadirkan R&B retro tahun 80an sesungguhnya.
Laura Mvula menghadirkan R&B retro tahun 80an sesungguhnya.
Pembuka era baru ‘The Dawn’ ini masih mengusung nafas yang sama dengan “Blinding Light.”
Downtempo R&B nyaris membosankan dari pemborong trofi Grammy Awards.
Album kolaborasi dengan percampuran berbagai genre dari suara-suara berbeda.
Megan Thee Stallion menghadirkan kembali alter ego Tina Snow untuk ‘Thot Shit.’
Kolaborasi ala fairytale membawa versi terbaik dari single hits rilisan 2009.
Kembali dengan era baru, Lorde merilis dua single sempurna untuk musim panas.
Didedikasikan untuk mendiang manajer, ‘Jordi’ kehilangan sisi sentimental dalam upaya tetap relevan.
Harmonisasi moody jazz dan neo-soul dengan vokal eksentrik Nai Palm.
Dance-techno track dengan lowkey groove yang sempurna untuk summer house party.
Musik Rock 80-an dan upaya menertawakan diri sendiri.
Menyingkirkan faux-punk dan mengadopsi irama alt-pop, Nasty Cherry kembali dengan ‘The Movie.’
Kesuksesan ‘Slime Language’ menginspirasi lahirnya sequel album kompilasi dari hip-pop label besutan Young Thug.
Konsep abstrak dengan instrumen dan genre saling tumpang tindih.
Julia Michaels mencoba mengirim pesan dan kisah personal dalam album pop pertama.
Single summer-pop kolaborasi dengan Ed Sheeran yang semakin membawa BTS jauh dari warna musik asli mereka.
Album instrumental menggambarkan 5 bagian dari rasa kehilangan.
Party anthem dan sentuhan balada melankolis dalam vokal apik Joe dan Nick Jonas.
Kritik sosial dalam balutan musik rap dan hip-hop klasik.
Perjalanan mimpi musisi muda Indonesia hingga mencapai California.
Kembali mengulang formula sama, “Khaled Khaled” layaknya pop kultur yang hampa namun memabukkan.
Tiga single pembuka untuk album baru ini menunjukan sisi lain tanpa meninggalkan ciri khas Lana Del Rey.
Album kedua yang kehilangan autentifikasi dan fun element dari ‘Human’.
R&B contemporary berpadu trap beat dengan lirik mendalam; “Sun Goes Down” buktikan vertaliti Lil Nas X sebagai musisi.
Cerita patah hati dan pencarian jati diri dikemas dalam musikalisasi alt-pop dan rock.
Anagram dari “Clancy is Dead,” Twenty One Pilots beranjak dari alt rock dan hip-hop ke alt pop.
Kembali setelah 12 tahun, duo folk/pop dari Norwegia ini masih mengusung musik yang familiar.