Film India ‘Tumbbad’ (2018) adalah sebuah permata langka yang menggabungkan horor, mitologi, dan drama psikologis dalam atmosfer yang memikat. Disutradarai oleh Rahi Anil Barve dan diproduseri Anand Gandhi, film ini menjelajah ketamakan manusia melalui kisah supernatural yang berlatar India kolonial.
Dalam lanskap sinema India yang biasanya didominasi oleh melodrama atau aksi, ‘Tumbbad’ muncul sebagai karya visioner yang berani, filosofis, dan sangat sinematik.
‘Tumbbad’ mengambil latar di desa kecil bernama Tumbbad di Maharashtra pada awal abad ke-20. Kisahnya berpusat pada Vinayak Rao, seorang anak yang terobsesi dengan harta tersembunyi milik dewa terkutuk bernama Hastar—makhluk mitologis yang dilenyapkan karena keserakahannya. Setelah dewasa, Vinayak (diperankan oleh Sohum Shah) terus mengejar kekayaan yang disembunyikan dalam kuil bawah tanah misterius, tanpa menyadari bahwa setiap koin emas yang ia ambil semakin mengikis kemanusiaannya.
Alur cerita terbagi dalam tiga bagian yang masing-masing mencerminkan fase kehidupan Vinayak—masa kecil, masa dewasa penuh gairah akan kekayaan, dan akhirnya sebagai ayah yang mewariskan obsesi yang sama kepada anaknya. Ini bukan hanya kisah tentang harta karun, tetapi juga tentang kutukan, warisan psikologis, dan lingkaran tanpa akhir dari kerakusan.
Salah satu kekuatan utama film ini terletak pada naskahnya yang penuh simbol dan alegori. Script yang ditulis bersama oleh Barve, Adesh Prasad, dan Mitesh Shah berhasil meramu mitologi buatan dengan isu eksistensial yang nyata. Karakter Vinayak tidak hanya menjadi tokoh protagonis, tapi juga perwujudan keserakahan manusia yang tidak pernah puas.
Screenplay-nya dibangun dengan sangat rapi dan atmosferik. Tidak ada momen yang terbuang, dan ketegangan terus meningkat seiring penggalian misteri ruang bawah tanah yang menyeramkan. Bahkan dalam adegan tanpa dialog, gestur dan suasana cukup kuat menyampaikan rasa ngeri dan keterasingan.
Sinematografi oleh Pankaj Kumar adalah salah satu yang paling menakjubkan dalam sinema India modern. Penggunaan pencahayaan alami dan palet warna kelabu-merah tua menciptakan nuansa dunia yang suram dan magis. Setiap bingkai terasa seperti lukisan gelap yang diresapi mitos kuno. Pencahayaan obor dalam ruang bawah tanah, kabut desa Tumbbad, serta hujan konstan memberi lapisan imersif yang kuat pada pengalaman menonton.
Efek visual yang digunakan pun sangat halus dan tidak berlebihan, menciptakan ilusi makhluk seperti Hastar dengan cara yang memancing rasa takut sekaligus takjub.
Sohum Shah tampil gemilang sebagai Vinayak. Ia membawa kompleksitas emosi dari tokohnya — dari rasa penasaran masa kecil, kegilaan dewasa, hingga kebingungan moral sebagai ayah. Tokoh-tokoh lain mungkin tidak banyak mendapat sorotan, tetapi semua hadir dengan fungsi naratif yang kuat dan menggugah.
Pesan Moral dan Tema
‘Tumbbad’ adalah dongeng moral modern yang menyoroti keserakahan manusia. Dewa Hastar dalam film adalah alegori sempurna dari nafsu tanpa batas, dan Vinayak adalah manusia biasa yang menjadi korban ambisinya sendiri. Film ini mengajak kita merenungkan siklus kekuasaan, warisan keinginan, dan kehancuran yang datang dari tidak pernah merasa cukup.
‘Tumbbad’ adalah perpaduan sempurna antara horor atmosferik dan narasi filosofis. Ia bukan hanya menakutkan secara visual, tetapi juga menghantui pikiran penonton lama setelah film selesai. Dengan sinematografi yang indah, skenario yang tajam, dan akting yang kuat, ‘Tumbbad’ adalah sebuah pencapaian besar dalam perfilman India dan patut mendapat pengakuan global.
Film ini layak dinobatkan sebagai salah satu film horor terbaik yang pernah diproduksi India—kaya akan simbolisme, dan berani mendobrak batas genre.
