Quantcast
RAYE 'My 21st Century Blues' - Kebebasan, Luka, dan Vokal yang Menyalak - Cultura
Connect with us
Raye Java Jazz
Photo Cr. Luke Dyson

Music

RAYE ‘My 21st Century Blues’ – Kebebasan, Luka, dan Vokal yang Menyalak

Debut penuh RAYE hadir sebagai luapan emosi dan pernyataan independensi yang kuat dalam balutan soul, jazz, dan pop kontemporer.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Dirilis pada 3 Februari 2023, ‘My 21st Century Blues’ bukan sekadar debut album dari penyanyi-penulis lagu asal Inggris, RAYE. Album ini adalah pernyataan—suatu bentuk pelepasan diri dari jeratan industri musik yang selama bertahun-tahun menahannya dalam bayang-bayang.

Setelah bertahun-tahun menulis hits untuk artis lain dan merasa terkekang dalam kontrak label besar, RAYE akhirnya menegaskan eksistensinya lewat album ini secara independen. Hasilnya? Sebuah karya yang emosional, mentah, dan tak kenal kompromi.

Secara musikal, ‘My 21st Century Blues’ menawarkan kekayaan gaya yang luas namun tetap koheren. RAYE memadukan jazz, R&B klasik, soul, blues, pop, hingga trip-hop. Produksi album ini terasa organik dan tidak dibuat-buat. Trek seperti “Escapism.” (kolaborasi dengan rapper 070 Shake) menjadi single paling menonjol, dengan produksi yang atmosferik dan bassline yang berat, menciptakan dunia sonik yang gelap dan menghantui.

Namun, di balik kekelaman tersebut, RAYE menyelipkan trek seperti “Oscar Winning Tears” dan “The Thrill Is Gone” yang membuktikan versatilitasnya sebagai vokalis dan penulis lagu. Lagu-lagu ini menunjukkan kemampuan vokal RAYE yang kuat—mendalam, penuh nuansa, dan emosional—dengan aransemen yang menghormati tradisi soul dan jazz klasik tanpa kehilangan sentuhan modern.

Lirik adalah jantung dari album ini. RAYE menulis dengan kejujuran yang membakar, tidak takut untuk mengungkap trauma, luka, dan perjuangannya. Lagu “Hard Out Here” adalah pembukaan yang menyengat, langsung menampar industri yang selama ini mengeksploitasi dan membungkamnya. Ia bernyanyi dengan amarah dan kepercayaan diri, seolah menegaskan bahwa ini adalah panggungnya sekarang.

Puncak emosional album datang lewat lagu “Ice Cream Man.” Di sini, RAYE menyentuh topik pelecehan seksual dengan cara yang sangat menyentuh namun tidak menjadikan dirinya korban pasif. Dengan nada suara yang lembut namun menyakitkan, ia mengubah luka menjadi senjata naratif.

Tak kalah tajam, “Body Dysmorphia” membahas tekanan citra tubuh dan trauma pribadi dengan sensitivitas tinggi, menunjukkan keberanian luar biasa untuk membuka luka terdalam demi menyampaikan pesan yang lebih besar.

Salah satu kekuatan utama ‘My 21st Century Blues’ adalah narasinya yang personal namun universal. Album ini tidak mencoba menjadi segala hal untuk semua orang, tapi justru dalam keberaniannya menjadi sangat spesifik dan personal, ia berhasil menyentuh banyak orang. RAYE tidak sekadar bernyanyi—ia bercerita, mengakui, melawan, dan menyembuhkan.

Beberapa bagian mungkin terasa berat secara emosional, dan beberapa trek cenderung lebih eksperimental dari yang diharapkan pendengar pop arus utama. Tapi di sinilah letak kekuatannya: RAYE tidak sedang membuat album pop biasa. Ia sedang menulis ulang kisahnya sendiri.

‘My 21st Century Blues’ adalah debut album yang berani, matang, dan sangat manusiawi. Ia menggabungkan musikalitas yang luar biasa dengan penulisan lirik yang jujur dan tanpa filter. Album ini adalah bukti bahwa kebebasan kreatif, meskipun sulit diperoleh, dapat menghasilkan karya yang benar-benar menggetarkan jiwa.

RAYE tidak hanya merilis album. Ia membebaskan dirinya, dan dalam proses itu, menghadirkan salah satu rilisan debut paling penting dalam satu dekade terakhir.

Rachel Agatha Keen akan tampil di Special Show Java Jazz Festival 2025 hari ketiga.

Pulp – More Album Review: Kehidupan Ke-60-an dalam Balutan Britpop yang Dewasa

Music

Garbage ‘Let All That We Imagine Be the Light’ – Kegelapan yang Menemukan Cahaya Baru

Music

Java Jazz Festival 2025 Java Jazz Festival 2025

Esensi Jazz di Panggung Java Jazz Festival 2025

Cultura Lists

Viagra Boys ‘viagr aboys’ Satir, Surreal, dan Sensitivitas dalam Balutan Post-Punk

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect