Quantcast
Ballerina Review: Vengeance Berbalut Elegansi Aksi ala John Wick - Cultura
Connect with us
Late Spring Movie
Ballerina Review
Cr. Lionsgate

Film

Ballerina Review: Vengeance Berbalut Elegansi Aksi ala John Wick

Ana de Armas menari dalam dunia gelap pembalasan, membawa energi baru ke semesta John Wick.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

‘Ballerina’ adalah spin‑off dari franchise John Wick, disutradarai oleh Len Wiseman, menampilkan Ana de Armas sebagai Eve Macarro, mantan balerina yang bertransformasi menjadi pembunuh dengan tekad membara. Ditempatkan setelah John Wick 3: Parabellum, film ini menyajikan balas dendam atas pembunuhan ayahnya, sekaligus memperluas mitologi Ruska Roma—sekolah rahasia pembunuh bayaran.

Film dibuka dengan trauma masa kecil Eve yang menyaksikan ayahnya dibantai oleh kultus gelap pimpinan Chancellor (Gabriel Byrne). Ia dibina oleh Director (Anjelica Huston) dalam pola balet yang bertransformasi menjadi seni pembunuhan. Misi utamanya: membalas dendam dan memburu pelaku. Alur bergerak stabil hingga klimaks di desa pegunungan berisi pembunuh bersenjata—adegan yang jadi sorotan utama.

Shay Hatten menyusun naskah dengan pendekatan fungsional: dialog sederhana dan langsung, sementara banyak karakter pendukung justru mencuri perhatian. Narasi berfokus pada balas dendam, yang dieksekusi tanpa berbelit, meski kedalaman emosional terbatas.

Fraser Taggart (IMAX) memanfaatkan cahaya neon dan komposisi dinamis untuk menciptakan estetika visual yang menarik. Terdapat momen-momen visual ikonik, seperti duel menggunakan piring restoran dan late dance dengan flamethrower di desa bagi-bagi baju bela diri.

Film ini menampilkan koreografi aksi yang terinspirasi oleh balet—adegan baku hantam dengan piring, ski, pistol, hingga flamethrower, disusun secara taktikal dan elegan. Kecepatan adegan raw dan brutal, memberikan sensasi yang memuaskan bagi penggemar Wick‑style mayhem.

Ana de Armas tampil memukau sebagai Eve, menampilkan karakter yang tangguh, gesit, dan emosinya terasa melalui gerakan fisik. Gabriel Byrne tampil angker namun kurang berkembang. Ian McShane sebagai Winston dan Anjelica Huston sebagai Director memberikan dukungan Namun, kehadiran Keanu Reeves sebagai Wick terbagi pendapat—menambah nostalgia sekaligus mengurangi fokus pada Eve.

Film mengeksplorasi tema balas dendam versus pembelajaran—Eve harus menemukan kekuatannya sendiri, bukan hanya meniru figur seperti Wick. Meski konflik tema ada, eksekusi lebih mengedepankan aksi ketimbang refleksi emosional.

Ballerina Review

Kelebihan:

  1. Koreografi aksi kreatif dan brutal, disajikan dengan gaya sinematik tinggi
  2. Ana de Armas membawa karakter baru gaya Wick yang kuat dan menarik
  3. Atmosfer visual penuh gaya, menambah warna baru ke waralaba

Kekurangan:

  1. Karakter pendukung minim pendalaman motivasi
  2. Keputusan menampilkan John Wick memecah fokus dan sedikit mengaburkan individuasi karakter Eve
  3. Narasi emosional terasa dangkal, lebih menyoroti balas dendam gaya sinematik daripada psikologi mendalam

‘Ballerina’ berhasil menjadi spin‑off yang bisa berdiri sendiri—menghadirkan aksi penuh gaya, karakter utama karismatik, dan atmosfer baru yang segar dalam dunia John Wick. Meski tidak sekuat saudaranya dalam pengembangan cerita dan emosi, film ini tetap menjadi hiburan sinematik yang mengesankan bagi penggemar aksi dewasa.

Linda Linda Linda: Ode Masa Muda, Persahabatan, dan Musik yang Menyatukan Perbedaan

Film

Mucize: Keajaiban di Pegunungan Anatolia Mucize: Keajaiban di Pegunungan Anatolia

Mucize: Keajaiban di Pegunungan Anatolia

Film

Million Dollar Baby: Tinju, Harga Diri, dan Luka yang Tak Terlihat

Film

Dua Layar, Dua Krisis: Amerika di The Big Short dan Korea di Default

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect