Connect with us

Current Issue

Disney+ vs Netflix: Adu Kualitas Konten Platform Streaming Terpopuler Saat Ini

Platform streaming mana yang lebih berkualitas?

Netflix dan Disney+ Hotstar merupakan dua platform streaming film paling populer di Indonesia saat ini. Tak hanya menghadirkan serial original barat, berbagai katalog film Blockbuster, hingga drama Korea, dan ada banyak film Indonesia yang kini bisa kita streaming melalui kedua platform tersebut. Makin banyak platform streaming, makin banyak tagihan, sebetulnya platform mana yang berkualitas untuk dijadikan langganan kita?

Ada banyak film Indonesia hingga anime populer yang kini bisa kita temukan dalam kedua platform. Misalnya saja anime yang lagi trending saat ini, “Spy x Family”, tersedia baik di Netflix maupun Disney+. Begitu pula dengan film horror lokal seperti “Pengabdi Setan” (2017) yang hingga film superhero lokal “Gundala” (2019).

Lepas dari berita tentang Netflix yang sekarang sedang merugi, hingga isu membandingkan tarif langganan. Mari kita bandingkan kualitas konten dari kedua platform streaming ini. Karena sebetulnya, jika tarif yang dipatok sesuai dengan kualitas konten yang disuguhkan, kita juga akan merasa puas dengan sajian hiburan yang bisa kita nikmati, bukan?

Merugi Di Awal Tahun, Netflix Perkenalkan Iklan Sebagai Opsi Baru

Photo via Time.com

Kualitas vs Kuantitas

Salah satu perbedaan mencolok yang terlihat antara kedua platform ini adalah tolak ukur kualitas dan kuantitas. Sebagai platform yang telah diluncurkan sejak 2007 silam, Netflix lebih unggul dalam jumlah film dan serial yang tersedia di katalognya. Platform ini juga semakin menunjukan peningkatan produksi konten Netflix Original memasuki era 2010an hingga sekarang.

Setiap bulannya, kita bisa menemukan banyak judul film dan serial terbaru. Namun, berapa banyak yang benar-benar bagus dalam segi produksi dan cerita? Dari puluhan rilisan terbaru Netflix Original setiap bulannya, mungkin tak sampai lima judul saja yang benar-benar layak ditonton. Sisanya bisa dikategorikan sebagai flops.

Contohnya saja pada Juni, ada 23 judul serial season terbaru yang telah di-list oleh Cultura. Namun, judul yang paling antisipatif hanya “The Umbrella Academy” Season 3 dan “Money Heist: Korea”.

Dibandingkan Disney+ Hotstar yang baru launching pada November 2019 lalu, koleksi film dan serial mereka juga masih sedikit. Setiap bulannya platform ini juga lebih memilih fokus pada satu perilisan serial sebelum merilis judul baru. Namun, bisa dipastikan rilisan serial terbaru Disney+ selalu trending setiap minggunya di media sosial setelah update. Contohnya saja “Loki”, hingga yang masih segar di ingatan, “Moon Knight” pada pada Maret lalu.

Entry film di Disney+ juga tidak banyak yang baru. Kebanyakan didominasi oleh film-film sukses Disney sendiri dan Marvel Studios. Namun, mulai banyak juga film lokal baru yang lebih cepat masuk Disney+ daripada Netflix. Seperti “Yuni” dan “Teka-Teki Tika” yang sudah bisa kita streaming di Hotstar.

Weekly Shows vs Binge Serial

Meski ada banyak koleksi serial lama yang bisa kita binge di Disney+, platform ini lebih memilih untuk mempopulerkan budaya ‘weekly shows’. Setiap serial terbaru di platform ini hanya merilis satu episode baru di hari dan jam yang sama, sesuatu yang sudah semakin jarang kita temukan dalam industri serial semenjak kebangkitan platform streaming.

Sensasi menonton serial yang rilis setiap minggu jelas berbeda. Animo movie lovers juga lebih tinggi sesudah dan sebelum episode terbaru di-update. Kita juga akan memiliki sesuatu untuk dinanti setiap minggunya. Antisipasi penonton yang tinggi dan stabil juga menjadi tantangan yang besar bagi creator serial. Sejauh ini, setiap serial Disney+ khususnya dari Marvel Studios selalu berhasil menyuguhkan episode-episode yang menciptakan kesetiaan pada penontonnya.

Seperti yang kita ketahui, Netflix selalu merilis langsung semua episode dalam satu season terbaru serial original mereka. Baik Netflix Original terbaik, maupun judul-judul asing yang mungkin tidak akan diketahui keberadaannya oleh para pelanggan layanan streaming ini. Netflix telah menjadi salah satu platform yang memengaruhi budaya binge dalam masyarakat modern. Membuat kita menghabiskan waktu terlalu lama untuk mengkonsumsi hiburan dan tak jarang menunda kewajiban yang seharusnya kita tuntaskan.

Disney Plus vs Netflix

Adaptasi Materi Sumber Populer vs Eksplorasi Original/Adaptasi Tak Terbatas

Sajian film dan serial original Disney+ seringkali tidak jauh dari studio besar yang menaungi platform ini, yaitu Walt Disney Studios, Pixar Studios, dan Marvel Studios. Kini, film-film terbaru yang rilis di bioskop dari studio-studio tersebut pun juga akan tersedia di platform streaming setelah satu bulan.

Buat kita yang tidak punya waktu ke bioskop, pastinya sangat diuntungkan ketika bisa melihat film seperti “Doctor Strange in the Multiverse of Madness” di Disney+ dengan tarif langganan yang murah meriah. Serial terbaru platform ini juga sebatas judul-judul MCU dan kini juga menambah kontennya dengan serial-serial Star Wars.

Sementara Netflix selalu menyajikan judul original maupun adaptasi yang mengejutkan dan tidak terduga. Mulai dari serial supranatural seperti “Stranger Things” hingga serial Korea original sukses pada 2021 lalu, “Squid Game”.

Kita hampir tak bisa memprediksi, judul baru apa yang akan tersedia lagi di Netflix setiap musimnya. Begitu juga dengan film, Netflix sudah seperti playground bagi banyak filmmaker untuk berkreasi dengan naskah-naskah terbaru mereka. Kita bisa menemukan lebih banyak film lintas genre dan dengan naskah yang unik.

Meski belakangan ini semakin jarang kita menemukan Netflix Original Movie berkualitas top tier. Mengingat di masa lalu Netflix telah menghasilkan film seperti “Roma” (2018), “The Irishman” (2019), “Cam” (2018), dan masih banyak lagi.

Konsisten vs Gambling

Ketika memutuskan untuk memproduksi serial atau film terbaru, Disney+ memberikan usaha maksimal dalam prosesnya. Eksekusi dengan serius atau tidak sama sekali. Bisa kita lihat kebanyakan serial di platform ini memiliki masa depan atau diakhiri dengan baik. Jika memang hanya ada untuk satu season saja, akan dipastikan episode terakhir telah memiliki closure yang jelas. Jika memang akan memiliki kelanjutan dalam bentuk film maupun serial, kita benar-benar akan mendapatkan apa yang sudah dijanjikan.

Lain cerita dengan Netflix, ada banyak serial yang tidak jelas nasibnya setelah flops di-season perdananya. Mereka lebih memilih gambling dengan merilis satu season berisi kurang lebih 10 episode saja. Sebelum akhirnya diputuskan untuk dilanjutkan atau tidak, tergantung opini penonton yang bisa dipantau di media sosial. Hal inilah yang membuat Netflix kerap merilis banyak judul terbaru setiap bulannya hanya dengan tujuan kapitalisme. Ibarat menyebar umpan ketika hendak menangkap ikan di laut, umpan yang paling banyak menghasilkan profit yang akan dieksploitasi beberapa tahun ke depan.

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

Echo Echo

Echo Review: Alaqua Cox Semakin Memikat dan Ikonik sebagai Maya Lopez

TV

Bradley Cooper Bradley Cooper

10 Film Bradley Cooper Terbaik dan Terpopuler

Cultura Lists

Connect