Connect with us
Merugi Di Awal Tahun, Netflix Perkenalkan Iklan Sebagai Opsi Baru
Photo via Time.com

Current Issue

Netflix Perkenalkan Iklan Sebagai Opsi Baru

Mengalami kerugian terbesar selama 1 dekade terakhir, Netflix mulai mempertimbangkan opsi iklan pada layanannya.

Bertahun-tahun sejak dimulainya era platform streaming film, Netflix bisa dikatakan menjadi pencetus awal trend menikmati film melalui media streaming. Ratusan koleksi film dan konten original Netflix menjadikan perusahan ini sebagai ‘top of mind’ selama bertahun-tahun di tengah arus persaingan industri streaming.

Mengutip dari New York Times, Reed Hastings selaku CEO Netflix mengatakan bahwa “Netflix menjadi platform terdepan di antara platform streaming lainnya karena fitur ‘ads-free’ yang diusungnya”. Istilah ads-free sendiri merujuk pada konten-konten yang bebas iklan sehingga tidak menganggu kenyamanan pengguna.

Namun, seakan kontradiktif dengan pernyataannya sendiri, pada 19 April lalu Netlfix mengumumkan akan menambah opsi berlangganan yang lebih murah, namun disertai dengan iklan. Iklan yang sebelumnya hanya menarget industri TV, seakan ditakdirkan untuk hidup kembali. Rencananya penambahan fitur iklan ini akan dieksekusi pada akhir tahun 2022.

Kerugian Netflix di Kuartal Pertama 2022

Kabar akan adanya iklan di Netflix tentu mengejutkan jagat industri hiburan hingga bisnis. Bagaimana tidak, keputusan Netflix untuk menyertakan iklan dalam layanannya terkesan berlawanan dengan visi perusahaan sebelumnya.

Namun, sebenarnya keputusan Netflix untuk menyediakan iklan bukan tanpa alasan. Pasalnya, sejak bulan April lalu Netflix tengah menghadapi kerugian bisnis yang cukup signifikan. Netflix kehilangan sekitar 200.000 subscribers dalam tiga bulan pertama tahun ini, dan diprediksi akan kehilangan lebih banyak subscribers lagi pada bulan-bulan mendatang.

Peristiwa ini tentu berdampak pada nilai saham Netflix yang anjlok sebesar 35%. Netflix dikabarkan kehilangan sekitar $70 miliar dolar dalam kapitalisasi pasar perusahaan. Ini menjadi kerugian terbesar Netflix selama 1 dekade terakhir.

Pasca kerugian tersebut, Reed Hastings selaku CEO Netflix mengklarifikasikan kepada para investor bahwa Netflix akan memperbaiki situasi keuangan mereka dengan mempertimbangkan opsi ‘iklan’ untuk para subscribers-nya pada akhir tahun.

Ada beberapa faktor penyebab kenapa Netflix merugi pada tahun ini. Yang pertama karena banyaknya subscribers Netflix yang melakukan account sharing dengan orang lain. Seperti yang kita tahu bahwa banyak akun-akun Twitter di Indonesia yang menjual akun Netflix dengan harga miring. Namun, akun-akun itu dijual dengan sistem account sharing yang berarti satu akun dapat digunakan 3-4 orang dengan cara berbagi password.

Tindakan ini sebetulnya melanggar Terms of Service dari Netflix. Pihak Netflix memprediksi sekitar 100 juta subscribers nya di seluruh dunia melakukan account sharing demi menghemat biaya.

Lalu faktor kedua adalah kenaikan harga subscriptions Netflix untuk wilayah Amerika Serikat dan Kanada pada Januari lalu. Ini mengakibatkan Netflix kehilangan sekitar 600.000 subscribers di wilayah Amerika Utara.

Faktor lain yang turut memengaruhi kerugian Netflix adalah perang Ukraina-Rusia yang masih berkecamuk hingga sekarang. Keputusan Netflix untuk menarik operasional perusahaannya di Rusia mengakibatkan Netflix kehilangan sekitar 700.000 subscribers.

Sebuah “Jalan Keluar” di Tengah Persaingan Streaming

Di era sekarang, industri streaming sedang menemui puncak kejayaannya. Pun dengan banyaknya platform streaming yang tersedia dengan harga bervariasi, tentu akan berimbas pada persaingan pasar yang semakin ketat.

Beberapa platform streaming yang sedang populer serta banyak digandrungi konsumen saat ini di antaranya: Netflix, Amazon Prime, Apple TV, Disney+, HBO Max. Di antara perusahaan-perusahaan streaming tersebut, bila kita telaah lebih lanjut hanya Netflix yang mengandalkan layanan streaming film sebagai bisnis utamanya. Berbeda dengan Amazon Prime, Apple TV+, Disney+, dan HBO Max yang masih memiliki bisnis utama di sektor lain seperti e-Commerce, Teknologi dan lisensi.

Persaingan industri inilah yang membuat Netflix harus putar otak merancang strategi bisnis lain untuk lebih terbuka terhadap iklan pada kontennya.

Sebenarnya penambahan iklan pada platform streaming film bukanlah hal yang baru. HBO Max telah melakukan strategi ini pada Juni 2021 tahun lalu. HBO Max menawarkan opsi berlangganan yang lebih murah dengan disertai iklan dengan kebijakan tidak boleh lebih dari 4 menit.

Pada bulan Maret 2022, Disney+ juga mengumumkan akan menyusul HBO Max untuk menyediakan opsi langganan yang lebih murah dengan iklan di dalamnya.

Di tengah arus persaingan streaming yang semakin deras, Netflix telah kehilangan banyak lisensi konten dari berbagai jaringan seperti NBC, CBS, dan AMC. Jaringan-jaringan TV ini lebih memilih menjual lisensi kontennya ke penyedia layanan streaming lain alih-alih Netflix. Atau bahkan mereka memilih untuk membuat platform layanan streaming sendiri mengingat peluang bisnisnya yang masif saat ini.

Bagaimanapun juga, Netflix mempunyai tugas yang berat kedepannya. Karena sekarang bagi para konsumen, Netflix tidak lagi menjadi platform layanan streaming andalan. Banyak pilihan alternatif lain seperti Apple TV, Disney+, Amazon Prime dengan harga yang lebih bersahabat dan konten yang berkualitas.

Netflix perlu menyiapkan strategi bisnis yang jitu dan lebih matang demi mempertahankan posisinya di tengah era persaingan industri streaming yang ketat saat ini.

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

TV

Orion and the Dark Orion and the Dark

Orion and the Dark Review: Eksplorasi Keindahan dalam Kegelapan

Film

Connect