Connect with us
Squid Game

Entertainment

Analisa Kesuksesan Serial “Squid Game”

Berbagai petunjuk visual yang tersembunyi dan alasan kesuksesan “Squid Game”.

“Squid Game” merupakan serial Netflix asal Korea Selatan yang paling banyak distreaming di seluruh dunia saat ini. Dilansir dari Cnet, Ted Sarandos, co-CEO Netflix, menyatakan bahwa “Squid Game” menjadi serial ranking No. 1 secara internasional, dan memiliki potensi untuk menjadi salah satu serial populer di Netflix. Layaknya “Stranger Things”, “The Crown”, “Money Heist”, dan judul-judul ikonik lainnya.

Episode terakhir dari “Squid Game” juga sudah memberikan petunjuk gamblang akan kemungkinan besar season ke-2 dari serial ini. Melihat kesuksesannya, tak dipungkiri ada banyak penonton yang sangat antisipasi dengan season selanjutnya.

“Squid Game” memiliki desain produksi dan konsep cerita yang berpotensi untuk menjadi serial cult classic di Netflix. Namun, tak sedikit pula yang beranggapan bahwa serial ini bukan sesuatu yang baru dan overrated.

Mari menyimak berbagai analisa petunjuk yang membuat “Squid Game” memiliki lapisan cerita yang cukup berkualitas dan patut diapresiasi. Tak ketinggalan juga mencoba memahami, apa alasan sebenarnya dari kesuksesan serial Korea Selatan ini.

(Warning: Spoiler!)

ulasan squid game

Petunjuk Oh Il-Nam Telah Mengendalikan Permainan Sejak Awal

Banyak orang menganggap bahwa plot twist tentang identitas Oh Il Nam yang sesungguhnya adalah salah satu hal yang tidak terduga dan membuat serial ini mengagumkan.

Sebetulnya plot twist tersebut bukan hal terbaik dari serial ini, namun bagaimana setiap petunjuk yang mengarah pada fakta tersebut diselipkan bahkan sejak episode pertama. Waktu ‘pengungkapan’ bukan adegan yang paling bikin takjub, namun ketika kita memahami setiap petunjuk yang selama ini sudah terpampang di setiap episodenya yang akan membuat kita kagum dengan penulisan karakter Oh Il Nam.

Oh Il-Nam Squid Game

Oh Il-Nam & Seong Gi-hun (Photo: Netflix)

Pertama, Oh Il Nam sebagai peserta nomor 001 lebih dari sekadar penandaan yang acak, namun secara harfiah menandakan bahwa Ia adalah Si Nomor Satu, yang berkuasa dan memegang kendali. Kalau diperhatikan, Ia sebagai satu-satunya peserta yang tua dan lemah bukanlah suatu kebetulan. Ia juga bagian dari “tantangan” yang melengkapi permainan. Pada episode ke-2, dimana kita diperlihatkan latar belakang cerita setiap karakter utama, hanya Il Nam yang tidak diekspos, sudah cukup membuat karakter ini misterius.

Kedua, Il Nam mengendalikan permainan dari awal. Sebagai peserta 001, Ia mendapat giliran terakhir saat vote untuk menentukan apa permainan dihentikan atau dilanjutkan. Mengapa voting harus dimulai dari peserta terakhir yaitu Gi-hun sebagai peserta nomor 456? Bukannya lebih masuk akal jika urut dari nomor 001? Il Nam kembali menunjukan kemampuannya untuk mengendalikan permainan pada malam keributan pecah. Ketika Ia berdiri di kasur bertingkat, lalu berteriak, memohon kekacauan untuk dihentikan. Secara jelas terlihat sosok misterius berjubah hitam melihat Il Nam melalui CCTV, kemudian langsung memberi instruksi pada bawahannya, dan mengakhiri keributan.

Ketiga, setiap permainan tradisional yang dipilih juga merupakan pilihan Il Nam. Ini mengapa Ia dengan percaya diri bisa memenangkan babak tarik tambang. Ia yang menjadi petuah dan memberikan tips dan trik untuk memenangkan game tersebut.

Green Light Red Light Squid Game

Permainan ‘Green Light Red Light’ (Netflix)

Sementara pada permainan ‘Green Light Red Light’, ada teori bahwa kamera pada mata boneka telah diprogram untuk tidak menembak Il Nam. Pada adegan yang menunjukkan scanning, Il Nam tidak terlihat sehijau peserta lainnya.

Begitu juga dengan permainan kelereng, Il Nam mengatakan bahwa replika gang pemukiman dalam arena mirip sekali dengan tempat tinggalnya waktu masih kecil. Hal tersebut karena Il Nam sendiri yang merancang dan memilih eksekusi setiap permainan.

Baca Juga: Squid Game Review

Analisa Permainan Kelereng yang Krusial untuk Posisi Il-Nam

Setelah permainan kelereng usai, diperlihatkan bahwa wanita yang tidak mendapatkan lawan bermain (peserta 070) ternyata sedang bersantai menanti di tempat tidurnya. Adegan ini mungkin terasa mengganjal bagi beberapa dari kita. Mungkin saja trik tersebut digunakan untuk membuat para pemain merasa tidak enak setelah melalui kesulitan. “Tahu begitu aku tidak usah bermain tadi”, pasti begitu pikir mereka, bukan? Apa memang hal tersebut yang diinginkan dalam “Squid Game”?

Setelah mengetahui kebenaran tentang Oh Il Nam, mari kita temukan alasan yang sesungguhnya. Pemain memang sudah dirancang untuk menghasilkan jumlah ganjal dalam babak ini. Il Nam juga menebak bahwa tidak akan ada orang yang memilih untuk satu tim dengan orang tua yang lemah. Dimana game-game sebelumnya menentukan pentingnya memilih tim dengan anggota yang menguntungkan.

Posisi Lee-jihan seharusnya menjadi tempat Il Nam. Dimana rencananya semua peserta tetap bermain seperti yang sudah diatur, sementara Il Nam meninggalkan permainan dan bergabung dengan para VIP. Namun, Il Nam dikejutkan dengan Seong Gi-hun yang mau memilihnya sebagai rekan satu tim. kemudian Ia menyempat diri untuk mempermainkan Gi-hun, hingga pada akhirnya memberikan kemenangan pada Gi-hun secara sukarela.

Dalam babak ini, Il Nam memang harus tereliminasi dengan cara apapun, karena permainan berikutnya adalah jembatan kaca. Meski dengan bantuan apapun, Il Nam tak akan bisa menang karena fisik lemah dan ingatan yang sudah tidak kuat akibat tumor otak. Pada akhir permainan kelereng juga, kita bisa melihat mayat semua pemain yang kalah, namun tidak dengan mayat Il Nam.

Meski selamat dan sudah waktunya bergabung dengan para VIP, Il Nam mungkin memutuskan untuk tidak menonton lagi karena terketuk hatinya dengan sikap Gi-hun.

Menguak Analisa Mendalam dan Kesuksesan Serial “Squid Game”

Sae-Byeok (Photo: Netflix)

Foreshadowing Kematian Setiap Karakter di Episode Ke-2

Pada episode ke-2, “Hell”, serial ini hendak mengekspos latar belakang cerita dari masing-masing pemeran utama. Menunjukan betapa kerasnya kehidupan mereka, kemudian alasan mengapa mereka akhirnya rela untuk mempertaruhkan nyawa dalam permainan mematikan ketimbang melanjutkan hidup yang penuh dengan kesulitan dan tekanan finansial. Lebih dari poin tersebut, ada foreshadowing untuk cara meninggal tiap peserta melalui episode 2 “Squid Game”.

Mari mulai dari Cho Sang-woo, teman satu permainan Gi-hun. Ia ditunjukan telah putus asa dan memutuskan untuk bunuh diri. Hingga akhirnya memilih untuk bermain kembali, namun berakhir dengan membunuh dirinya sendiri. Kemudian Ali, Ia kabur mencuri uang bosnya. Dalam permainan, Ia mati setelah kelerengnya dicuri oleh Cho Sang-woo.

Kemudian anggota gangster bertato, Jang Deok-su, pada episode 2 Ia kabur dari kejaran gangster lainnya dengan melompat dari jembatan. Dalam babak permainan jembatan kaca, Ia mati karena jatuh setelah dipeluk oleh wanita nomor 070. Ia juga mengkhianati wanita tersebut, sama halnya Ia dikhianati oleh teman satu gengnya.

Lalu terakhir, gadis dari Korea Utara, Sae-Byeok, Ia meninggal setelah disayat lehernya oleh Sang-woo. Pada episode 2, Ia diperlihatkan mengancam seorang pria dengan pisau yang Ia tekan pada area leher.

Gi-hun Squid Game

Seong Gi-hun (Netflix)

Mengapa “Squid Game” Sukses dan Viral di Seluruh Dunia Saat Ini?

Serial dengan konsep ‘survival death game’ sudah tidak asing lagi di industri hiburan. Baik serial maupun film. Di Netflix sendiri sebelumnya sudah ada “Alice in the Borderland” yang memiliki konsep serupa.

Mengulik kesengsaraan dan kesulitan hidup yang relevan dianggap menjadi aspek yang mencuri perhatian penonton “Squid Game”. Tidak ada sentuhan fantasi atau fiksi ilmiah, hanya drama dengan latar kehidupan nyata dengan sistem yang ekstrem, didukung dengan jumlah uang yang sangat banyak untuk mengeksekusi “sistem” tersebut.

Dilansir dari BBC International, sutradara Hwang Dong-hyuk menyatakan bahwa orang-orang mungkin tertarik dengan ironi sekumpulan orang dewasa yang mati-matian hendak menang dalam sebuah permainan anak-anak. Konsep permainan yang diaplikasikan juga sengaja dipilih sederhana, agar penonton lebih fokus dengan penokohan setiap karakter.

Jika dibilang overrated, ya, “Squid Game” bisa jadi merupakan serial yang overrated sekarang ini. Jika melihat film dan serial dalam “kolam” yang lebih besar, “Squid Game” tidak terlalu menghadirkan sesuatu yang baru. Ada banyak referensi klasik yang diterapkan, hingga nasib protagonis maupun karakter pendukung lainnya yang sudah bisa ditembak.

Namun, “Squid Game” telah membawa genre baru dalam fandom penggemar K-drama. Bayangkan sebuah segmentasi penonton yang hanya menonton K-drama selama ini, tidak terlalu banyak menonton western drama maupun alternatif lainnya. “Squid Game” pastinya jadi sesuatu yang baru bagi mereka.

Format rilisan yang langsung 9 episode dan durasi yang tidak terlalu panjang membuat penonton sangat mungkin binge serial ini dalam satu malam. Semakin cepat ditonton, maka semakin cepat ulasan dan tanggapan yang tersebar di internet secara serentak.

Kita hidup dalam era dimana berbagai fandom hiburan dari Korea Selatan memiliki pasar yang besar. Mereka memiliki dedikasi yang besar ketika memuji sesuatu yang mereka suka dan bisa dibilang menguasai internet untuk mem-viralkan “Squid Game”.

Squid Game

Pada akhirnya, “Squid Game” tak dipungkiri memiliki berbagai aspek yang mendukung sebagai serial cult classic ikonik. Didukung dengan penulisan naskah yang memiliki lapisan lebih untuk dipahami penontonnya.

Namun, sebagai serial ‘survival death game’ terbaik? Masih ada banyak judul lain yang lebih bagus penulisannya. Ada perbedaan besar antara ‘populer’ dan ‘terbaik’. “Squid Game” bisa dikategorikan sebagai serial bertema ‘survival death game’ terpopuler saat ini.

Hazbin Hotel Hazbin Hotel

Hazbin Hotel Review: Balada Hotel di Neraka

TV

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect