Quantcast
Grammy 2026 – Snubs & Surprises - Cultura
Connect with us
The Housemaid Korea
Grammy 2026 – Snubs & Surprises
Photo via Billboard

Entertainment

Grammy 2026 – Snubs & Surprises

Ketika penghargaan musik terbesar dunia mencoba berubah, tapi masih terjebak dalam bias yang sama.

Grammy 2026 menegaskan satu hal: industri musik global sedang berada di persimpangan antara evolusi dan tradisi. Daftar nominasi tahun ini menampilkan sejumlah kejutan yang mencerminkan keberagaman suara dan genre, sekaligus memperlihatkan siapa yang masih tertinggal di balik panggung.

Rap, K-pop, dan Bahasa Spanyol di Panggung Utama

Kendrick Lamar memimpin nominasi tahun ini dengan sembilan kategori—sebuah pernyataan kuat bahwa hip-hop masih menjadi pusat gravitasi musik modern. Album terbarunya dianggap sebagai karya yang berani secara politik dan teknis, meneguhkan posisinya sebagai salah satu storyteller paling relevan saat ini.

Di sisi lain, Lady Gaga melakukan comeback besar lewat Mayhem dan mengantongi tujuh nominasi, termasuk Album of the Year. Sementara itu, Bad Bunny menorehkan sejarah dengan masuk ke kategori yang sama lewat album berbahasa Spanyol—menjadi simbol penting dari semakin diterimanya musik non-Inggris di ranah global.

Yang juga tak kalah menarik, Rosé dari BLACKPINK mencatat sejarah baru sebagai artis K-pop pertama yang masuk nominasi Record of the Year. Langkah ini dianggap sebagai pembuka jalan bagi artis Asia untuk lebih diakui bukan hanya sebagai fenomena pasar, tapi juga sebagai bagian dari wacana artistik dunia.

Grammy 2026 – Snubs & Surprises

Snubs yang Mengejutkan

Namun, di balik kemeriahan itu, masih ada bayang-bayang lama yang sulit hilang. Nama-nama besar seperti The Weeknd, Lorde, dan Lana Del Rey kembali tak muncul di daftar nominasi utama. Beberapa kritikus menilai keputusan ini memperlihatkan bagaimana Grammy masih bergulat dengan selera institusional yang konservatif terhadap genre eksperimental dan suara perempuan non-pop.

Album The Weeknd yang sukses besar secara komersial dan kritis justru absen total, sementara proyek ambisius Lorde kembali diabaikan setelah Solar Power. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah Grammy benar-benar mendengarkan perubahan zaman, atau hanya meminjam bahasa keberagaman tanpa benar-benar memeluknya?

Hayley Williams dan Perlawanan Senyap

Salah satu kejutan paling menyenangkan datang dari Hayley Williams. Vokalis Paramore ini meraih nominasi Best Rock Performance dan Best Alternative Album untuk proyek solonya yang introspektif. Setelah bertahun-tahun memimpin band dengan energi punk-pop, kini Williams menampilkan sisi yang lebih raw dan penuh refleksi. Kehadirannya di antara deretan nominasi dianggap simbol penting bagi perempuan di ranah rock, genre yang sering kali masih didominasi laki-laki.

Antara Pengakuan dan Representasi

Grammy 2026 pada dasarnya adalah potret dari industri musik yang sedang beradaptasi—pelan, tapi nyata. Masuknya bahasa dan suara global, dari rap politis hingga pop eksperimental Asia, memperlihatkan bahwa narasi musik kini tak lagi dimonopoli oleh satu budaya.
Namun, absennya beberapa nama besar yang terus mendorong batas artistik menunjukkan bahwa penghargaan ini masih perlu menata ulang perspektifnya terhadap keberagaman dan inovasi.

Seperti kata salah satu kritikus musik Amerika:

“Grammy bukan lagi cermin yang memantulkan musik terbaik di dunia, tapi arena tempat industri mencoba menebak ke arah mana dunia sedang bergerak.”

Pada akhirnya, Grammy 2026 adalah pengingat bahwa perubahan sejati bukan hanya tentang siapa yang menang atau dinominasikan—tapi tentang siapa yang akhirnya didengarkan.

Apa Artinya Semua Ini?

  • Pengakuan terhadap hip-hop dan musik global: banyak nomine kuat dari rap, Latin, dan K-pop, menunjukkan bahwa Grammy mulai lebih luas dalam penerimaan genre dan bahasa.
  • Namun, perubahan ini bukan tanpa kontroversi: snub-snub besar menunjukkan bahwa masih ada ketegangan antara komersialitas, kritik, dan sistem nominasi.
  • Nilai kemenangan kali ini mungkin bukan hanya soal siapa menang—tapi siapa yang dihadirkan sebagai bagian dari narasi industri musik yang baru.
  • Grammy 2026 menunjukkan dua hal sekaligus: perubahan dan keterbatasan dalam satu bingkai.
  • Di satu sisi, nominasi mencerminkan langkah maju—genre rap/hip-hop semakin diakui, musik global (Spanyol, K-pop) makin menembus kategori utama, dan artis non-tradisional mulai mendapat ruang.
  • Namun di sisi lain, banyak snub besar menunjukkan bahwa sistem penghargaan masih memiliki blind spot—terutama untuk artis wanita, genre alternatif, dan mereka yang bekerja di luar arus utama pop.

Pada akhirnya, ini bukan soal siapa yang menang. Ini soal narasi siapa yang dianggap layak di panggung global, dan bagaimana industri musik mulai membuka diri—tapi belum sepenuhnya bebas dari struktur lama.

Snubs Highlight

  • Lorde mendapatkan nol nominasi untuk album ‘Virgin,’ meskipun secara kritis dianggap kembali ke performa terbaiknya.
  • The Weeknd, setelah kembali bersedia menghadiri Grammy, tetap tidak mendapatkan nominasi untuk album ‘Hurry Up Tomorrow’—meski popularitasnya besar.
  • Kategori Best New Artist mengejutkan: banyak artis hip-hop dan country yang absen—meskipun genre mereka mendominasi nominasi utama.

Surprises Highlight

  • Kendrick Lamar memimpin daftar nomine dengan 9 pencalonan, termasuk untuk Album of the Year lewat ‘GNX’.
  • Lady Gaga mengukir rekor pribadi dengan 7 nomine, termasuk di kategori utama lewat album ‘MAYHEM’.
  • Genre global naik: album berbahasa Spanyol Debí Tirar Más Fotos dari Bad Bunny masuk Album of the Year—menandai pengakuan lebih besar terhadap musik non-Inggris.
  • Musik K-pop mencetak momen bersejarah: lagu “Golden” dari soundtrack film “KPop Demon Hunters” masuk Song of the Year, sedangkan ROSÉ mendapatkan pencalonan Record of the Year lewat lagu “APT.”.

Filosofi Hidup Thomas Shelby Filosofi Hidup Thomas Shelby

Filosofi Hidup Thomas Shelby: Keteguhan di Tengah Luka dan Kekuasaan

Entertainment

Lily Allen Lily Allen

Lily Allen ‘West End Girl’ Review: Pop Britania yang Dewasa, Sinis & Penuh Pengakuan Diri

Music

Tame Impala Tame Impala

Tame Impala ‘Deadbeat’ Review: Psikedelia yang Menemukan Ketenangan Setelah Kekacauan

Music

Kisah di Balik “Speak Softly, Love”

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect