Quantcast
‘Thriller’ Returns to the Top 10: Michael Jackson Breaks a Six-Decade Record - Cultura
Connect with us
The Housemaid Korea
Thriller’ Returns to the Top 10: Michael Jackson Breaks a Six-Decade Record
Photo Cr. Kevin Mazur/WireImage.com

Music

‘Thriller’ Returns to the Top 10: Michael Jackson Breaks a Six-Decade Record

“Thriller” bukan sekadar rekaman musik. Ia adalah artefak budaya yang—seperti tokoh zombie di videonya—selalu bangkit kembali.

Lagu “Thriller” kembali membuktikan bahwa status “legendaris” bukan sekadar gelar simbolis. Pada minggu penanggalan 15 November 2025, single ikonik dari tahun 1982 itu merangkak naik ke posisi No. 10 di tangga lagu Billboard Hot 100. Bukan lewat nostalgia belaka, tetapi melalui data aktual: lonjakan streaming, intensitas airplay radio, dan penjualan digital yang melonjak drastis selama musim Halloween.

Fenomena ini menarik untuk dibongkar dari sisi budaya pop. “Thriller” bukan sekadar lagu musiman yang kembali hidup karena tema horror dan dance zombie yang selalu viral setiap Oktober. Naiknya kembali lagu ini ke chart menunjukkan bagaimana memori kolektif pop culture bekerja: setiap tahun, audiens global—dari generasi yang tumbuh bersama MTV di era ’80-an sampai Gen Z yang mengenal Jackson lewat TikTok—secara otomatis mengaktifkan ulang hype “Thriller”. Algoritma platform streaming pun ikut menyetir momentum ini, menciptakan siklus tahunan yang berulang.

Namun, dampak paling signifikan dari kenaikan ini bukan hanya performa komersialnya. Pencapaian tersebut mengukuhkan Michael Jackson sebagai artis pertama dalam sejarah yang memiliki lagu di Top 10 Billboard Hot 100 dalam enam dekade berbeda: 1970-an, 1980-an, 1990-an, 2000-an, 2010-an, hingga 2020-an. Ini bukan prestasi yang lahir dari era rilis ulang album fisik saja, tetapi dari kekuatan budaya pop yang terus meresapi generasi baru.

Di tengah perdebatan panjang tentang warisan pribadi dan kontroversi seputar Jackson, data chart ini menunjukkan satu hal yang tak terbantahkan: musiknya masih memiliki daya hidup yang luar biasa panjang. “Thriller” bukan sekadar lagu yang ikonik—ia adalah institusi budaya global yang setiap tahun mengalami reinkarnasi. Dan dengan catatan enam dekade hit single, Michael Jackson menegaskan kembali posisinya sebagai salah satu figur paling berpengaruh dalam sejarah musik modern.

Apakah ini akan berulang tahun depan? Melihat pola data streaming dan siklus budaya digital, jawabannya hampir pasti: ya. Musik pop punya memori kolektifnya sendiri—dan “Thriller” adalah memori yang tak pernah mati.

Fakta-Fakta Menarik Lagu & Video “Thriller”

1. Bukan ditulis oleh Michael Jackson

“Thriller” ditulis oleh Rod Temperton, penulis lagu asal Inggris yang awalnya memberi judul “Starlight” sebelum dipoles ulang menjadi konsep horror-pop yang kita kenal sekarang.

2. Video 14 menit yang merevolusi industri

Sutradara John Landis membuat video musik ini seperti film pendek—sebuah langkah revolusioner di era ketika video musik masih dianggap sekadar pelengkap. Durasi 14 menitnya menjadikannya pionir format musik-video cinematic.

3. Produksi berbiaya super tinggi

Dengan budget sekitar US$500.000 (jumlah yang sangat besar pada awal ’80-an), “Thriller” menjadi salah satu video musik termahal pada masanya. Ide gila ini kemudian terbukti berbuah manis dan mengubah standar industri.

4. Awalnya tidak direncanakan jadi single

Label sempat menolak ide menjadikan “Thriller” sebagai single dengan alasan “siapa yang mau mendengarkan lagu tentang monster?”—sebuah keputusan yang nyaris menjadi kesalahan fatal sebelum akhirnya video diluncurkan dan meledak.

5. Tarian zombie menjadi ikon global

Koreografi “Thriller” menjadi salah satu gerakan tari paling dikenal di seluruh dunia. Setiap Halloween, jutaan orang masih menarikan koreografi yang sama—menjadi ritual budaya pop yang terus berulang.

6. Masuk arsip budaya Amerika

Video “Thriller” ditetapkan sebagai karya yang memiliki signifikansi budaya, estetis, dan historis oleh Library of Congress. Ia menjadi video musik pertama yang mendapatkan pengakuan semacam itu.

7. Dokumenter “The Making of Thriller”

Untuk menutup sebagian biaya produksi, dibuat dokumenter behind-the-scenes berjudul “The Making of Thriller”. Ironisnya, dokumenter ini sendiri kemudian ikut populer dan menghasilkan pendapatan tambahan.

8. Kombinasi genre yang tidak umum

“Thriller” bukan hanya pop—di dalamnya ada campuran R&B, funk, rock, dan elemen teatrikal yang nyaris seperti musik film. Quincy Jones, produser album, mendorong pendekatan artistik yang lebih kompleks daripada sekadar lagu dance.

9. Musik yang “hidup kembali” setiap generasi

Berbeda dengan banyak lagu klasik yang tidak pernah naik lagi, “Thriller” memiliki pola hidup ulang—beredar kembali, viral lagi, dan dikenal ulang oleh generasi baru lewat TikTok, challenge video, hingga rekreasi tarian massal.

“Thriller” adalah siklus budaya, bukan sekadar lagu

Naiknya kembali “Thriller” ke Top 10 Billboard Hot 100 pada 2025 bukan kebetulan, melainkan pola budaya yang terus berulang. Setiap tahun, lagu ini hidup kembali, memicu memori pop global, dan menghubungkan generasi berbeda melalui nada, visual, dan nostalgia kolektif. Michael Jackson—dengan segala kompleksitas warisan dan kontroversinya—tetap menjadi sosok yang meninggalkan jejak paling besar dalam sejarah video musik.

“Thriller” bukan sekadar rekaman musik. Ia adalah artefak budaya yang—seperti tokoh zombie di videonya—selalu bangkit kembali.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Cultura Magazine (@culturamagz)

Grammy 2026 – Snubs & Surprises Grammy 2026 – Snubs & Surprises

Grammy 2026 – Snubs & Surprises

Entertainment

Filosofi Hidup Thomas Shelby Filosofi Hidup Thomas Shelby

Filosofi Hidup Thomas Shelby: Keteguhan di Tengah Luka dan Kekuasaan

Entertainment

Lily Allen Lily Allen

Lily Allen ‘West End Girl’ Review: Pop Britania yang Dewasa, Sinis & Penuh Pengakuan Diri

Music

Tame Impala Tame Impala

Tame Impala ‘Deadbeat’ Review: Psikedelia yang Menemukan Ketenangan Setelah Kekacauan

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect