Connect with us
10 Underrated Musicians You Should Listen
Photo Cr. Jack Bridgland

Cultura Lists

10 Underrated Musicians You Should Listen

Mulai dari Susanne Sundfør hingga Raleigh Ritchie mantan aktor Game of Thrones.

Menemukan musisi underrated menjadi usaha yang cukup menantang di tengah luasnya lanskap musik saat ini. Namun menemukan musisi underrated yang tepat bisa disamakan dengan menemukan hidden gems untuk mewarnai playlist kita.

Bicara tentang musisi underrated tidak selalu tentang musisi yang kurang publikasi, namun juga musisi dengan nama besar yang citranya kurang di highlight pada aspek musik mereka daripada skandal atau sensasi yang kerap lebih viral.

Kali ini Cultura hendak memberikan sederet rekomendasi musisi yang patut didengarkan. Lepas dari status mereka yang underratd dan masih kurang pamor di panggung utama, sederet musisi berikut sebetulnya memproduksi banyak lagu orisinal dan warna musik yang bahkan musik yang berbeda dari yang lain. Berikut sederet musisi underrated lintas genre yang telah dikurasi oleh Cultura.

Susanne Sundfør

Highlight: Musisi yang telah melalui banyak eksplorasi genre melampaui dekade.

Bukan pemain baru dalam skenanya, Susanne Sundfør adalah musisi asal Norwegia yang telah debut sejak 2007 dengan merilis “Your Favorite Music”. Sundfør dikenal sebagai musisi yang telah mengalami perkembangan musik kaya genre. Berangkat dari genre klasik dan folk, Sundfør juga sudah pernah mengawinkan musiknya dengan genre electronic, synth pop, hingga baroque.

“Music for People in Trouble” menjadi album membuatnya menerima pamor di panggung musik internasional. Pada 2023, Susanne Sundfør merilis album “Blómi”, album yang bisa dibilang paling filosofis dalam diskografinya.

Susanne Sundfør memiliki milestone yang terbilang tinggi, meski namanya masih tidak familiar di panggung mainstream. Ini bisa jadi saat yang tepat untuk mengeksplorasi musik Susanne Sundfør buat penggemar musik folk dengan kedalaman kualitas lirik.

Glass Beams

Highlight: Musisi di balik topeng emas yang memadukan musik Timur dengan Barat.

Glass Beams adalah musisi yang viral ketika debut pada masa pandemi 2020. Ketika ‘faceless musician’ kerap dicap sebagai Daft Punk wannabe, Glass Beams telah membuktikan bahwa penampilan unik mereka lebih dari sekadar gimmick, namun juga efektif untuk mengundang rasa penasaran penikmat musik. Dicetuskan oleh salah satu member, Rajan Silva, ia mendapatkan inspirasi dari koleksi musik ayahnya yang merupakan imigran India yang pindah ke Melbourne, Australia.

Musik Glass Beams memadukan musik klasik India dengan musik barat, terinspirasi oleh musisi seperti B.B. King dan Muddy Waters. “Mahal” adalah lagu mereka yang viral saat masa debut, sementara “Mirage” adalah EP terbaru mereka pada 2024 yang patut didengarkan.

Kimbra

Highlight: Mantan kolaborator Gotye untuk hits “Somebody That I Used to Know” yang sebetulnya memiliki banyak karya orisinal yang lebih bagus.

Kimbra adalah lebih dari sekadar musisi yang berkolaborasi dengan Gotye dalam hits viral “Somebody That I Used to Know”. Ia seharusnya bisa memiliki popularitas seperti Dua Lipa dan Sam Smith yang popular melalui berbagai hits kolaborasi.

Kimbra juga pernah berkolaborasi dengan Mark Foster dari Foster the People dan DJ A-Trak dari Duck Sauce, untuk lagu Converse, “Warrior”. Sempat dilabeli sebagai Bjork generasi terbaru, Kimbra sebetulnya memproduksi musik yang orisinal dan berbeda dari Bjork.

Musik Kimbra sendiri lebih kental dengan pondasi R&B pop, dengan sentuhan jazz, hingga alternative. Banyak lagu-lagu yang sebetulnya memiliki kualitas untuk menjadi hits catchy seperti “Miracle”, “Top of the World”, hingga “Everybody Knows”, dan masih banyak lagi. Jika benar-benar ingin mendengarkan musik pop yang orisinal dengan spirit seperti Bjork dan Caroline Polachek, Kimbra patut dieksplorasi.

Declan McKenna

Highlight: Berpotensi menjadi ikon dream pop dari generasinya, yang menyuarakan isu-isu penting melalui musik catchy.

Declan McKenna adalah musisi muda yang sempat memiliki banyak hits populer sejak kesuksesan “Brazil” pada 2015. Untuk musisi yang aktif berkarya pada awal usia 20an, McKenna menunjukan tingkat dewasaan yang melampaui usianya melalui lagu-lagu yang ia tulis. Mulai dari tema korupsi di FIFA, kesenjangan sosial di masyarakat Inggris, dan masih banyak isu-isu serius lainnya yang dibalut dalam musik dream pop hingga glam rock yang relevan dengan generasi masa kini.

Declan McKenna seharusnya bisa menjadi ikon musik dari generasinya dengan kedalaman lirik serta kualitas produksi musiknya. Single-single berikutnya dari McKenna seperti “Beautiful Faces”, “The Key to Life on Earth” dan “Mulholland’s Dinner and Wine” harusnya bisa lebih populer dan kembali menjadi hits.

Superorganism

Highlight: Unit pop dengan musik diy yang kreatif dengan penampilan live yang memukau.

Superorganism adalah band pop yang mampu meningkatkan serotonin para pendengarnya. Unit asal London ini memiliki member multicultural yang akhirnya juga terpancar ada musik mereka yang unik dan sangat unik.

Orono Noguchi sebagai vokalis memiliki suara lembut ala bedroom pop, serasi dengan kontrasnya produksi musik diy Superorganism yang tidak selalu dihasilkan melalui instrumen musik.

Tak hanya rekamannya saja yang asik untuk didengarkan, penampilan live mereka juga salah satu yang memikat, hidup, dan sangat memancarkan kecerian. Lagu-lagu terbaik dari Superorganism yang patut didengarkan sebagai pembuka penemuan di antaranya, “The Prawn Song”, “Night Time”, dan “Everybody Wants to Be Famous”. Buat penggemar musik seperti Kero Kero Bonito, Superorganism bisa jadi unit musik yang patut ditambahkan ke playlist.

Alexandra Savior

Highlight: Mantan kolaborator Alex Turner yang memiliki potensi sukses di panggung utama pada masanya.

Alexandra Savior sempat memiliki awal karier yang menjanjikan dengan keterlibatan Alex Turner dari Arctic Monkeys dan James Ford sebagai produsernya, kemudian debut dengan album “Belladonna of Sadness”, dengan single “M.T.M.E”. Savior bahkan sempat menulis lagu Bersama Turner untuk The Last Shadow Puppets, “Miracle Aligner”.

Namun kolaborasi kreatif mereka tidak berjalan mulus untuk Savior setelahnya, membuat Savior harus mulai karier musiknya lagi dari nol. Pada 2020, ia akhirnya kembali dengan album kedua bertajuk “The Archer”.

Ketika pertama kali diorbitkan, banyak yang menyebutkan Savior memiliki vibe serupa dengan Lana Del Rey. Mungkin penggemar Lana Del Rey memang akan jatuh hati dengan musik Savior, namun lirik dan arahan musik yang dihasilkan oleh Savior sebetulnya berbeda dari musisi dengan suara senduh tersebut.

Grimes

Highlight: Lebih dari sekadar mantan Elon Musk yang penuh sensasi, Grimes sebetulnya musisi berbakat dengan lagu-lagu orisinal dan video klip artistik di bawah arahannya.

Siapa yang tidak kenal dengan Grimes? Banyak dari kita mungkin hanya mengenalnya sebagai mantan kekasih dan ibu dari anak-anak bernama nyentrik Elon Musk. Grimes juga lebih sering muncul di berita hiburan dengan headline drama daripada prestasi bermusiknya. Namun tampaknya Grimes memang tidak pernah mempromosikan musiknya ke pasar mainstream, karena ia telah memiliki penggemar yang cukup solid di skenanya sendiri jika dilihat dari milestone-nya.

Lebih dari sekadar mantan kekasih pemilik X (sebelumnya Twitter), Grimes sebetulnya musisi yang sangat berbakat dalam memproduski musik. Ia mengaku menguasai kemampuan mixing di dapur rekaman, pandangan seninya juga sangat memukau jika mau melihat video klip dari lagu-lagunya yang berkualitas tinggi. Musik-musik Grimes juga memperdengarkan sesuatu yang orisinal dan komplesk secara komposisi. Susah menemukan musik Grimes dari musisi lainnya.

Royal Blood

Highlight: Band yang memproduksi banyak lagu rock blues menggemparkan hanya dengan bass dan drum.

Jika The Killers adalah band Amerika yang terdengar seperti dari Inggris, maka Royal Blood adalah sebaliknya. Unit rock asal Inggris ini hanya butuh bass dan drum untuk menghasilkan musik rock yang menghantam pendengarnya. Buat penggemar Peaky Blinders, salah satu soundtrack-nya, “Out of the Black” adalah miliki Royal Blood, begitu pula “Come On Over”.

Buat penggemar band blues-rock seperti White Stripes dan Black Keys, Royal Blood bisa jadi satu lagi band yang mewarnai playlist. Album self-titled mereka pada 2014 adalah tambang untuk lagu-lagu rock catchy seperti “Figure It Out” dan “Little Monster”. Meski sempat eksperimen dengan menambahkan genre electronic pada “Typhoons”, album terbaru mereka “Back to the Water Below” kembali ke musik rock n’ roll yang membesarkan nama mereka.

Gallant

Highlight: Musisi R&B Amerika-Afrika dengan kualitas vocal juara dan komposisi musik serta lirik yang kompleks sekaligus groovy.

Penyanyi Amerika-Afrika dalam skena R&B telah menghasilkan banyak nama ikonik dari masa ke masa. Mulai dari Usher, Ne-Yo, Drake, hingga generasi terbaru seperti Frank Ocean. Gallant adalah salah satu musisi underrated dalam skena ini. Lagunya yang paling viral adalah “Weight in Gold” dari album “Ology”, album debut paling underrated pada skenanya.

Untuk beberapa hits-nya, Gallant memang menulis lirik-lirik seputar cinta khas R&B yang mainstream, namun tak sedikit lagu-lagu yang ia tulis memiliki lirik yang sangat puitis dan penggunaan bahasa yang kompleks.

Komposisi musik R&B Gallant juga memiliki elemen yang berbeda dari musisi pada umumnya dalam skena yang sama. Tak hanya musiknya, banyak lagu-lagu Gallant yang menunjukan kompleksitas range vokalnya. Lagu-lagu seperti “Bone + Tissue” hingga “Open Up” adalah beberapa yang menunjukan kualitas vocal juara Gallant.

Raleigh Ritchie

Highlight: Mantan aktor “Game of Thrones” juga musisi R&B trip hop dengan musik berkualitas.

Jacob Anderson terkenal sebagai actor melalui perannya sebagai Grey Worm dalam “Game of Thrones”. Saat ini ia juga masih relevan dengan penampilan sebagai vampir dalam serial “Interview with the Vampire”. Mungkin masih ada beberapa dari kita yang tidak tahu bahwa Jacob Anderson adalah musisi berbakat di bawah nama Raleigh Ritchie. Ritchie memproduksi musik alternative R&B dan trip hop.

Buat penggemar musik Childish Gambino, bisa jadi akan menikmati musik Raleigh Ritchie. Kebanyakan lagu-lagu Ritchie terinspirasi dari masa mudanya yang berjuang melawan kecemasan dan tempramennya yang tinggi.

Setelah “Game of Thrones” berakhir pada 2019, seharusnya album keduanya “Andy” punya potensi besar untuk dipromosikan lebih lagi untuk mendongkrak karir bermusik aktor ini. Single pertamanya “Aristocrats” tak hanya catchy, namun juga memiliki konsep video klip yang artistik.

 

10 Film Terbaik dan Terikonik David Lynch yang Wajib Ditonton 10 Film Terbaik dan Terikonik David Lynch yang Wajib Ditonton

10 Film Terbaik dan Terikonik David Lynch

Cultura Lists

Franz Ferdinand – ‘The Human Fear’ Franz Ferdinand – ‘The Human Fear’

Franz Ferdinand ‘The Human Fear’ Review

Music

Beach House 'Bloom' Album Review Beach House 'Bloom' Album Review

Beach House ‘Bloom’ Album Review

Music

Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri

Adulting Playlist: Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri

Cultura Lists

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect