Connect with us
Swarm
Amazon Studios

TV

Swarm Review: Fanatisme dan Parasocial pada Idola Pop

Drama thriller terbaru Donald Glover terinspirasi dari fenomena ketenaran Beyoncé.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Swarm” merupakan serial thriller terbaru Donald Glover dan Janine Nabers di Prime Video. Meski belum ditemukan pernyataan resmi Donald Glover menyebutkan bahwa serial terinspirasi oleh Beyoncé, ada banyak referensi dari diva pop tersebut dalam serial ini.

Dilansir dari Vanity Fair, Glover menyebutkan bahwa ia terinspirasi untuk menggabungkan “The King of Comedy” oleh Martin Scorsese dengan “Piano Teacher”, serial klasik Michael Haneke.

Dre adalah penggemar Ni’Jah, diva pop yang terlihat mirip dengan Beyoncé. Ni’Jah disebut sebagai goddess, queen bee (seperti Beyoncé), memiliki fanbase yang diberi nama ‘The Swarm” (serupa dengan fanbase Beyoncé yang bernama ‘The Hive’ sebagai kolektif). Ketika tragedi besar menghantam kehidupan Dre, Ia berubah menjadi superfan yang memburu setiap orang yang mencemarkan nama baik idolanya, Ni’Jah.

Hanya terdiri dari total 7 episode, bisa segera di-binge di Prime Video untuk merasakan hype-nya. “Swarm” dibintangi oleh Dominique Fishback sebagai Dre, Chloe Bailey, dengan penampilan spesial dari Billie Eilish dan Paris Jackson.

Swarm

Angkat Isu Fanatisme dan Parasocial dalam Balutan Satire Thriller

Fenomena penggemar fanatik yang kerap menciptakan headline di luar nalar sudah tidak bisa dibilang sebagai cerita fiksi. Sayangnya, peristiwa-peristiwa tersebut sungguh terjadi. Penggemar yang membobol area pribadi idolanya hingga penggemar fanatik yang menjadi stalker, hal tersebut sudah banyak terjadi meski tidak sampai menjadi berita utama.

Serial ini juga memiliki beberapa elemen yang terasa meta dalam ceritanya. Menjadi presentasi cerdas yang hendak menyinggung realita namun tidak mencederai budaya fandom yang sehat. Hanya saja selalu ada sisi gelap dalam setiap fenomena dan “Swarm” hendak mengangkat sisi tergelap dalam budaya fandom dan pemujaan berlebihan pada idola melalui kisah Dre.

Selain ide naskahnya yang memiliki intisari memikat, serial thriller ini juga menawan melalui berbagai elemen produksinya. Mulai dari sinematografi, editing, hingga pemilihan musik yang pastinya sangat penting dalam cerita demikian. Peringatan saja, bahwa “Swarm” mengandung visual yang explicit, dengan konten nudity dan kekerasan yang cukup brutal.

Swarm

Bertabur Ikon Pop dan Aktor Muda dengan Akting Melebihi Ekspektasi

“Swarm” telah menjadi kesempatan menampilkan potensi akting terbaik dari Dominique Fishback. Dre adalah karakter antihero serial killer terbaru yang pantas menjadi ikon, seperti Joe Goldberg dari “You”. Karena belakangan ini semakin sedikit karakter serial killer fiksi yang diangkat dalam serial, semenjak konten adaptasi true crime menjamur.

Lepas dari tindakan dan berbagai penyimpangan moral yang dilakukan oleh Dre, karakter antihero ini memiliki penokohan yang sangat menarik dalam skenario pembunuhan berantainya. Ada banyak adegan-adegan remarkable yang menampilkan akting terbaik Fishback. Baik monologue maupun interaksinya dengan aktor lain.

Menyebut kehadiran Chloe Bailey dan Billie Eilish dalam “Swarm” sekilas mungkin tampak seperti instrumen promosi belaka. Namun, setelah melihat penampilan kedua penyanyi yang kini telah menjelma sebagai aktor ini, opini skeptis kita akan berubah. Entah Billie Eilish melalui proses audisi atau tidak, rasanya tidak bisa dipercaya kalau crew serial ini asal memilih penyanyi pop ini karena ketenarannya. Karena kualitas aktingnya memang benar-benar bagus, bahkan salah satu yang berkesan dari sepanjang episode.

Banyak orang juga ternyata tidak sadar kalau ada Paris Jackson, putri mendiang Michael Jackson yang berakting dalam serial ini. Ia berperan sebagai striper dan ada satu dialognya dengan Dre yang terasa meta, menjadi salah satu momen ikonik dari “Swarm”.

Penjelasan Ending Swarm

(Spoiler Alert!) Setiap episode dibuka dengan pernyataan bahwa “Swarm” terinspirasi dari kisah nyata dan semua kemiripan subjek dalam naskahnya merupakan bentuk kesengajaan. Pernyataan ini akan mulai relevan setelah penonton tiba di episode 6. Konsep ini menjadi salah satu materi satire yang diaplikasikan Donald Glover dalam “Swarm”.

Tak usah kelabakan mencari kisah nyata yang diklaim diangkat dalam serial ini, karena pada akhirnya, betapa cerdasnya Glover menciptakan ‘fiksi’ untuk serial fiksinya ini. Ini baru namanya drama thriller bertema serial killer yang kreatif dan memberikan usaha dalam menulis naskahnya.

“Swarm” mungkin memiliki ending yang cukup membingungkan bagi kebanyakan penonton. Buat yang bertanya-tanya apa yang sebetulnya terjadi, akhir dari kisah Dre sebetulnya sudah dipastikan pada episode 6. Ketika sosok detektif berhasil menemukan jejak Dre, kemudian menyambungkannya dengan Tony, sosok misterius yang naik panggung dan “menyerang” idolanya di tengah konser.

Episode 6 menjadi kesempatan bagi kita penonton melihat sudut pandang di luar fantasi Dre yang delusional sepanjang episode. Sudah bisa dipastikan Dre akan ditangkap setelah momen ini, namun akhirnya jadi biasa saja kalau dieksekusi biasa saja, bukan?

Kemudian kita kembali ke perspektif Dre yang delusional lagi pada episode terakhir, episode 7. Dimana ia membunuh dan melewati batas lagi demi bertemu dengan Ni’Jah. Tiba pada adegan dimana ia naik panggung, namun berakhir melihat Ni’Jah yang terlihat seperti Marissa (saudara angkatnya yang meninggal).

Daripada membiarkannya ditangkap, Dre justru dipeluk oleh Ni’Jah dan mereka menjadi teman. Episode 7 kemudian ditutup dengan reveal judul ‘Only God Makes Happy Endings’ dan Donald Glover bukan Tuhan. Bisa diasumsikan akhir bahagia itu hanyalah imajinasi Dre. Dan ini bukan pertama kalinya kita melihat Dre berdelusi. Pada pertemuan pertamanya dengan Ni’Jah, ia membayangkan dirinya mengunyah buah, namun setelah ia sadar, ternyata ia menggigit Ni’Jah.

“Swarm” merupakan serial satire thriller dengan konsep unik, original, namun sangat relevan dengan peristiwa nyata, meskipun naskah serial ini pada akhirnya adalah karya fiksi.

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Arcane Season 2 Arcane Season 2

Arcane Season 2 Review: Animasi Menawan yang Terlalu Cepat Berakhir

TV

The Penguin The Penguin

The Penguin Review: Era Baru Supervillain di Media

TV

Film & Serial Prime Video Rilisan Oktober 2024

Cultura Lists

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect