

Cultura Lists
10 Film Retro Sci-fi Terbaik dan Terikonik
Sederet film retro sci-fi yang masih keren dengan teknologi pada masanya.
Sederet film retro sci-fi yang masih keren dengan teknologi pada masanya.
Angkat isu pemberdayaan wanita, perbudakaan, dan ketangguhan personal.
Berusaha kembali dengan ciri khas franchise sembari membawa elemen baru.
Tandingan "Eternal Sunshine and the Spotless Mind" dengan latar cerita yang lebih realitis dan melankolis.
Angkat isu kesepian dan menemukan koneksi tak terduga dengan orang asing.
Lagi-lagi tentara Nazi berburu emas di penghujung Perang Dunia II.
Gerard Butler tampil biasa, film ini hanya menambah daftar film action Hollywood generik.
Latarnya seperti “Buried”, namun bergenre drama percintaan.
Film biopik bisnis dengan pitching memikat, fokus, dan sentimental.
Skenario penculikan anak horror thriller dengan twist supranatural.
Film petualangan sci-fi Disney+ Original lebih potensial sebagai serial dari pada film.
Film drama yang mampu melihat lelucon dalam tragedi yang kerap terjadi dalam kehidupan manusia secara unik.
Sutradara penjamin legasi sinema klasik yang diproduksi megah dan eksplorasi karakter mendalam.
Mirip John Wick, namun memiliki ciri khasnya sendiri sebagai film Finlandia berlatar pasca Perang Dunia II.
Beri perspektif baru namun tetap dengan ciri khasnya.
Penokohan dan plot lemah, “The Mother” hanya film laga tanpa emosi yang seharusnya menjadi elemen utama.
Berbeda dengan protagonis dystopia pada umumnya, Kathy H tidak berusaha untuk kabur dari sistem.
Sederet film drama hingga laga bertema balas dendam.
Disney+ kembali merilis film adaptasi live action dengan kualitas setengah hati.
Mencoba lebih dramatis seperti prekuelnya 10 tahun lalu.
Menutup kisah dengan lebih dramatis.
Menurut James Gunn, superhero fatigue tidak selalu salah genre superhero itu sendiri.
Film laga yang lebih mengeksploitasi line up cast-nya daripada kualitas skenarionya.
Sajikan kesadisan di tengah pesan agamisnya.
Mulai dari “Guardians of the Galaxy Vol.3”, “Evil Dead Rise” akhirnya masuk bioskop Indonesia, “Fubar” serial action terbaru Arnold Schwarzenegger.
Alasan “Steve Jobs” (2015) lebih baik dari “Jobs” (2013).
Tragedi komedi dengan arahan visual surealisme dan naskah offbeat.