‘La Femme Nikita’ (1990), karya sutradara dan penulis skenario Luc Besson, adalah film aksi-thriller Perancis yang memadukan elemen sinematik penuh gaya dengan drama psikologis yang mendalam. Mengangkat karakter wanita yang kompleks dan kuat, film ini tak hanya menciptakan ikon dalam budaya pop Eropa, tetapi juga melahirkan beberapa adaptasi internasional, termasuk serial TV populer dan remake Hollywood berjudul ‘Point of No Return’.
Dengan karakter utama wanita yang jarang ditemui dalam genre aksi saat itu, ‘La Femme Nikita’ menjadi tonggak penting dalam redefinisi representasi perempuan dalam film laga. Ini adalah film yang bergerak cepat namun menyimpan kedalaman emosional yang tak terduga.
Cerita dimulai dengan Nikita (Anne Parillaud), seorang pecandu narkoba muda yang menjadi bagian dari kelompok kriminal brutal. Dalam sebuah perampokan apotek yang berujung pada pembunuhan polisi, Nikita ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Namun, bukannya dipenjara, ia “dibunuh secara resmi” oleh pemerintah dan direkrut secara rahasia untuk dilatih sebagai pembunuh bayaran profesional oleh sebuah divisi intelijen rahasia Prancis.
Film kemudian mengikuti proses transformasi Nikita—dari gadis liar dan tidak terkontrol, menjadi sosok elegan, mematikan, namun tetap menyimpan kerinduan akan kehidupan normal. Ketegangan meningkat saat ia mulai menjalin hubungan dengan seorang pria biasa, Marco, dan mencoba menjalani kehidupan ganda yang berbahaya.
Naskah dan Screenplay
Naskah Luc Besson berjalan dengan ritme cepat namun tetap menyisakan ruang untuk eksplorasi karakter. Screenplay-nya tidak hanya berfokus pada aksi dan misi rahasia, tapi juga pada dilema batin Nikita: perjuangannya antara kebebasan dan loyalitas, antara kehidupan baru yang dipaksakan dan keinginan sederhana untuk mencintai dan dicintai.
Dialog-dialognya tajam dan sering kali singkat, mencerminkan dunia dingin dan penuh kendali tempat Nikita hidup. Namun, dalam keheningan dan ekspresi wajah Anne Parillaud, tersimpan banyak lapisan emosi yang membuat penonton peduli pada perjuangannya.
Sinematografi dan Visual
Sinematografi yang digarap oleh Thierry Arbogast memberikan tampilan visual yang khas: gelap, stylish, dan berkarakter. Pencahayaan kontras tinggi, tone warna kebiruan, serta pengambilan gambar urban yang dingin memperkuat atmosfer dunia rahasia dan terisolasi yang dihadapi Nikita.
Aksi dalam film ini disajikan dengan elegan, tidak terlalu bombastis, tetapi penuh ketegangan. Estetika sinematik Besson, yang kemudian juga terlihat dalam ‘Léon: The Professional’ dan ‘The Fifth Element’, sudah sangat terasa di sini—menggabungkan emosi manusia dengan kekerasan dalam satu bingkai yang estetis.
Akting dan Karakterisasi
Anne Parillaud memberikan performa luar biasa sebagai Nikita. Ia sukses membawa transformasi karakter dari jalanan ke dunia rahasia dengan sangat meyakinkan. Perpaduan antara kekerasan, kelembutan, dan kerentanan menjadikan Nikita sebagai sosok kompleks yang membingungkan sekaligus mengundang simpati.
Pemeran pendukung seperti Tchéky Karyo sebagai Bob, sang pelatih dingin namun penuh manipulasi, juga memberikan kedalaman tambahan. Jean-Hugues Anglade sebagai Marco menawarkan kontras hangat dalam dunia dingin Nikita, membuat hubungan mereka terasa rapuh namun tulus.
Tema dan Nuansa
‘La Femme Nikita’ tidak hanya berbicara tentang aksi dan spionase, tetapi juga identitas, kontrol, dan eksistensi. Nikita adalah cermin dari bagaimana institusi bisa menghapus kemanusiaan seseorang demi kepentingan negara, dan bagaimana cinta bisa menjadi satu-satunya titik terang di dunia yang penuh manipulasi.
Film ini memancing pertanyaan moral: apakah seseorang bisa benar-benar lepas dari masa lalu? Dan apakah pilihan hidup bisa benar-benar bebas, jika seluruh eksistensimu adalah hasil rekayasa?
‘La Femme Nikita’ adalah film aksi yang menolak menjadi sekadar tontonan penuh ledakan. Ia puitis, kelam, emosional, dan penuh lapisan. Lewat gaya visual khas Besson, akting kuat dari Anne Parillaud, serta naskah yang penuh dilema moral, film ini menjadi salah satu film paling berpengaruh dalam genre aksi-thriller Eropa.
Thriller elegan dengan karakter wanita ikonik, visual bergaya, dan kedalaman emosi yang jarang ditemukan dalam film aksi konvensional. Sebuah karya klasik yang tetap relevan dan menggugah.
