“Arthur the King” bisa menjadi pilihan film inspiratif yang ringan. Menyuguhkan petualangan mengharukan di Republik Dominika, berdasarkan kisah nyata pelintas alam Mikael Lindnord dan anjingnya, Arthur.
Dibintangi Mark Wahlberg, “Arthur the King” bercerita tentang Michael Light, atlet Adventure Racing World Championship yang haus pembuktian. Ia membentuk tim beranggotakan empat orang, masing-masing dengan motivasinya sendiri. Namun, kehadiran Arthur, anjing liar yang mereka temui di perjalanan, mengubah segalanya. Arthur tak hanya menjadi anggota kelima tim, tapi juga menanamkan arti kesetiaan, keberanian, dan pengorbanan.
Film ini cukup bisa membuat penonton berurai air mata. Hubungan Michael dan Arthur terjalin natural dan menyentuh. Kita akan diajak ikut merasakan perjuangan mereka melalui trek hutan yang menantang dan pemandangan Republik Dominika yang memesona. Film ini tak hanya tentang menang atau kalah dalam perlombaan, tapi juga tentang kekuatan persahabatan sejati.
Meski emosional, “Arthur the King” tak luput dari kekurangan. Setengah awal film lebih fokus pada adegan balapan yang menegangkan, terkadang mengesampingkan pengembangan karakter. Selain itu, jalan ceritanya terbilang mudah ditebak. Jika kita familiar dengan film bertema underdog atau persahabatan manusia-hewan, mungkin “Arthur the King” terasa klise.
“Arthur the King” tetap menjadi film yang menghibur dan inspiratif. Para pecinta hewan akan dibuat gemas dengan tingkah Arthur dan terharu dengan hubungannya bersama Michael. Meski plotnya kurang orisinal, film ini menawarkan petualangan emosional dengan balutan pemandangan eksotis.
“Arthur the King” cocok untuk yang menyukai film inspiratif, kisah persahabatan manusia-hewan, atau film bertema olahraga. Namun, jika mencari cerita yang orisinal dan penuh kejutan, film ini kurang tepat.
