Connect with us
Turning Red
Pixar

Cultura Best

Cultura Best 2022: Film Animasi Terbaik

Sederet film animasi terbaik dan terpopuler sepanjang 2022.

2022 telah menyajikan beberapa film animasi terbaik baru yang cukup ramai. Meski bukan tahun terbaik jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ada cukup judul untuk kita masukan dalam Cultura Best 2022. Mulai dari film animasi 3D yang masih mendominasi, film-film anime terbaik, hingga kembalinya trend stop-motion di streaming platform.

Persaingan dalam skena film animasi tahun ini tidak terlalu ketat. Setidaknya ada satu dua judul yang sudah sangat jelas akan mendominasi penghargaan di awal 2023 mendatang. Berikut sederet film animasi terbaik versi Cultura Best 2022.

Chip ‘n Dale: Rescue Rangers

Cr. Disney Enterprises

Chip ‘n Dale: Rescue Rangers

Bukan remake, bukan reboot, “Chip ‘n Dale: Rescue Rangers” merupakan chapter baru dari dua tupai ikonik Disney ini. Berlatar di masa kini, Chip dan Dale ternyata sudah tidak menjadi partner dalam dunia hiburan. Hidup di antara manusia dan karakter-karakter kartun lainnya di Los Angeles.

Ketika teman lama mereka menghilang secara misterius, Chip dan Dale bersama teman lama lainnya kembali berpetualang bersama. Ada cukup banyak film animasi yang di-anak-tirikan oleh rumah produksi tahun ini. Dan “Chip ‘d Dale: Rescue Rangers” hanya rilis di platform streaming ketika seharusnya memiliki poin menghibur yang layak untuk masuk layar lebar.

Film animasi dengan konsep hibrida seperti ini (menggabungkan dunia live action dengan berbagai jenis animasi) memang sudah tidak biasa sekarang. Namun film terbaru ‘Chip ‘n Dale’ memiliki elemen nostalgia untuk banyak audience serta dipresentasikan dengan kisah petualangan baru yang seru.

Turning Red

Pixar

Turning Red

Mengejutkan ketika mengetahui “Turning Red” mendapatkan Disney+ rilis untuk premiere-nya. Pada kalau dibandingkan dengan film produksi Pixar lainnya, film ini memiliki kualitas yang sama dengan “Inside Out”, “Luca”, dan judul-judul baru dalam studio animasi ini.

Berlatar pada era 2000an di Kanada, Meilin adalah remaja 13 tahun yang menyukai boyband dan sedang mengalami pubertas. Suatu hari ia bangun sebagai panda merah besar dan hanya mampu kembali menjadi manusia ketika berhasil mengontrol emosinya.

Bicara tentang keberagaman dan adaptasi budaya luar negri barat yang beberapa tahun terlihat diusahakan oleh Disney, “Turning Red” merupakan salah satu yang terbaik.

Konsep dan medium secara keseluruhan terlihat mungkin tidak semegah “Mulan” atau “Raya an the Last Dragon”, namun kualitas naskahnya memuat cerita yang berkesan bagi penonton lintas generasi. Terutama bagi kita yang besar dengan didikan keluarga Asia dengan stereotip menjunjung tinggi rasa hormat pada orang tua.

The Sea Beast

Netflix

The Sea Beast

“The Sea Beast” juga sayang sekali tidak bisa kita tonton di layar lebar, karena film animasi memiliki visual yang menggugah. Berlatar kehidupan pemburu monster di lautan lepas, Jacob Holland mulai mempertanyakan jalan hidupnya setelah melakukan petualangan tak terduga dengan gadis kecil yang ingin menjadi sepertinya. Banyak yang membandingkan film ini dengan “How to Train Your Dragon”.

Dalam beberapa aspek naskah dan eksekusi visualnya, “The Sea Beast” memang memberikan excitement melalui panorama animasinya, terutama pada adegan pembukaannya yang memikat. Memperlihatkan bagaimana Jacob beraksi bersama dengan kru kapalnya. Meski tidak bisa nonton di layar lebar, setidaknya film ini akan lebih seru ditonton di layar yang lebih lebar sekadar layar PC.

Bubble Review

Netflix

Bubble

Ada beberapa rilisan film anime yang juga patut kita masukan dalam list ini. “Bubble” merupakan film animasi paling antisipatif pada semester awal 2022. Terutama karena film ini disutradarai oleh Tetsuro Araki, artis dibalik nama anime populer “Attack on Titan”. Kemudian ada Takeshi Obata sebagai desainer karakter yang terkenal melalui “Death Note”. Nama Wit Studio juga menjadi satu lagi poin besar yang mengundang rasa penasaran para penggemar film anime.

“Bubble” mungkin menimbulkan ulasan yang bermacam-macam. Ada yang mengakui kualitasnya, namun tak sedikit pula yang beranggapan film anime ini medioker.

Naskah “Bubble” memang bukan yang terbaik, namun cukup rapi untuk menjadi medium seni yang lebih memanjakan indera penonton. “Bubble” merupakan film animasi yang mengutamakan pengalaman audio dan visual immersive. Buat yang memiliki ekspektasi akan “Attack on Titan” edisi parkour, film ini sebetulnya sudah menyajikan visual aksi yang sangat memuaskan.

Drifting Home

Netflix

Drifting Home

Satu lagi film anime terbaik yang rilis di Netflix tahun ini adalah “Drifting Home”. Anime karya Hiroyasu Ishida ini bergenre petualangan fantasi. Diceritakan Natsume dan Kosuke bermain ke apartemen masa kecil mereka yang mau dihancurkan. Setelah badai hujan yang besar, mereka berdua bersama teman-teman lainnya justru terjebak di dimensi lain, berlayar di lautan lepas.

Meski memiliki referensi kebudayaan Jepang yang mungkin tidak familiar untuk kita semua, “Drifting Home” setidaknya mampu mengingatkan kita pada sikap posesif pada kenangan masa kecil. Sulitnya meninggalkan rumah lama, hingga mengenang persahabatan yang polos.

Tak hanya ceritanya persahabatannya yang menyentuh hati, “Drifting Home” juga memuat sekuen survival dan aksi menegangkan. Serta visual memikat meski sebagian besar mereka hanya menghabiskan waktu di gedung yang sama. Tanpa kita sadari, kita juga akan ikut merasakan rasa sayang pada rumah masa kecil Natsume dan Kosuke tersebut.

One Piece Film: Red

One Piece Film: Red

“One Piece Film: Red” juga menjadi film animasi paling antisipatif yang dinanti oleh segenap penggemarnya di layar lebar tahun ini. Film anima ini melibatkan nama-nama besar seperti Eiichiro Oda, Goro Taniguchi, serta Tsutomu Kuroiwa pada bangku sutradara dan penulis naskah.

Hadir dengan plot semi-canon, film ke-15 dari ‘One Piece’ ini membawa penonton dalam kisah Uta, seorang penyanyi ternama dari Kerajaan Elegia, teman masa kecil Luffy. Aspek menarik dari ‘One Piece Red’ adalah dominasi unsur musikal yang mengisi sepanjang durasi film.

Menyesuaikan dengan tema musik melalui representasinya, film ini juga menghadirkan laga yang berpadu sempurna dengan elemen musik. Membuat film anime satu ini terasa lebih segar jika dibandingkan denga film-film ‘One Piece’ lainnya.

Belle

“Belle” merupakan film anime bergenre fantasi yang diproduksi oleh Studio Chizu. Terinspirasi dari “Beauty and the Beast”, mengisahkan seorang gadis remaja yang memiliki kehidupan lain di semesta virtual sebagai penyanyi idol terkenal bernam Belle. Mamoru Hosoda hendak menyajikan naskah yang bisa relevan dengan kehidupan anak-anak muda di dunia maya saat ini.

Secara keseluruhan, jelas yang menjadi keunggulan “Belle’ adalah presentasi visual dan konsep dari semesta ‘U’. Kemudian diisi dengan berbagai soundtrack yang ditampilkan dengan indah. “U” menjadi soundtrack terbaik dalam film ini, dikomposisi oleh millennium parade, dan dinyanyikan oleh Kaho Nakamura yang menjadi pengisi suara dari protagonis, Suzu Naito, identitas asli Belle.

THE HOUSE (2021)

Netflix

The House

Film animasi stop-motion kembali menyalahkan sumbunya pada 2022 ini. Dimulai dari “The House” yang rilis di Netflix. Film ini merupakan film misteri anthology, dengan tiga latar waktu berbeda, tiga penghuni rumah, namun hanya satu rumah yang menjadi saksi bisu dari sekuen aneh. Melintasi waktu dan generasi.

“The House” merupakan film stop-motion dengan kualitas animasi yang detail dan memiliki ragam tekstur. Konsep cerita surealis yang dihadirkan bisa jadi absurd untuk penonton yang tidak terbiasa dengan genre demikian, namun tanpa berusaha mencari makna mendalam dari setiap kisah, “The House” menyajikan cerita gaib nan unik yang seru untuk disimak.

Wendell & Wind

Netflix

Wendell & Wild

Henry Selick kembali dengan  film animasi stop-motion terbarunya, “Wendell & Wind” yang memeriahkan perayaan Halloween di Netflix pada Oktober kemarin. Kita telah mengenal Selick melalui karya legendarisnya dengan Tim Burton, “The Nightmare Before Christmas” (1993), serta karya ikoniknya “Caroline” (2009). Kali ini ia berkolaborasi dengan Jordan Peele untuk menghidupkan kisah komunitas kulit hitam dalam skenario horor, melibatkan isu gratifikasi.

Meski belum bisa menandingi hype dari dua animasi terbaiknya sebelum ini, “Wendell & Wind” telah memberikan warna baru dalam daftar karya Henry Selick. Salah satu yang aspek terbaik dalam film animasi stop-motion ini adalah sinematografi dan variasi penggunaan angle kameranya yang playful.

pinocchio guillermo del toro

Netflix

Pinocchio

Menjadi penutup akhir tahun dengan manis, “Pinocchio” oleh Guillermo del Toro dan Mark Gustafson adalah film animasi terbaik 2022.  Ketika kita telah dikecewakan oleh “Pinocchio” live-action di Disney+ oleh Robert Zemeckis, rilisan Netflix Original ini menjadi penawar dengan sajian yang jauh lebih berkualitas.

Pada titik ini, dongeng bocah boneka kayu ini telah diadaptasi berkali-kali. Kita bisa melihat bagaimana del Toro benar-benar jatuh cinta dengan kisah Pinocchio untuk melakukan modifikasi yang kreatif tanpa menghilangkan intisari ceritanya yang mendalam. Bersama dengan Mark Gustafson, “Pinocchio” dengan nuansa yang lebih kelam, suram, namun menyentuh berhasil diwujudkan.

Hazbin Hotel Hazbin Hotel

Hazbin Hotel Review: Balada Hotel di Neraka

TV

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Connect