Connect with us
Sick of Myself
Utopia

Cultura Lists

10 Hidden Gems Movies to Stream on KlikFilm

Mulai dari koleksi A24 hingga sederet film asing terbaik tersembunyi di KlikFilm.

Di tengah popularitas film fantasi dan franchise besar yang berkembang menjadi semesta sinematik hari-hari ini, tak sedikit dari kita mendambakan ketenangan dari film-film indie yang lebih minimalis, orisinal, dan membumi. KlikFilm bisa jadi platform streaming yang mengisi kerinduan kita akan film-film drama asing maupun dalam negeri yang menghibur meskipun tidak terlalu populer.

Mulai dari film-film Eropa, koleksi film Iran, hingga film A24 yang kita tidak tahu tersedia untuk di-streaming, mungkin film drama yang selama ini ingin kita tonton masih bersembunyi di katalog KlikFilm. Berikut rekomendasi film hidden gems di KlikFilm yang sayang untuk kita lewatkan.

Locke (2013)

“Locke” merupakan film A24 yang dibintangi oleh Tom Hardy sebagai Ivan Locke. Film ini benar-benar hanya menampilkan protagonis yang melakukan perjalanan dari Brimingham ke London sendirian dengan mobilnya. Selama perjalanan yang memakan durasi kurang lebih 2 jam tersebut, Locke harus mengambil berbagai keputusan yang akan mengubah kehidupannya secara drastis.

“Locke” bisa jadi film dengan penampilan terbaik dari Tom Hardy yang underrated di panggung mainstream. Dalam film ini, ia berperan sebagai manajer konstruksi yang tenang dan bertanggung jawab, namun melakukan kesalahan dalam kehidupannya dan bertekad untuk melakukan apa yang ia anggap paling benar.

Dengan judul titularnya, film ini benar-benar sukses dalam mengungkap karir, pernikahan, hingga masa lalu Locke yang melalui monolog dan percakapannya dengan berbagai pihak melalui telepon.

Good Time (2017)

Satu lagi film A24 yang tersedia di KlikFilm adalah “Good Time”. Dibintangi oleh Robert Pattinson sebagai Connie Nikas. Setelah usaha perampokan yang gagal, adik Connie, Nick (Benny Safdie, yang juga merupakan sutradara dari “Good Time”) dipenjarakan. Demi membayar denda dan mengeluarkan adiknya dari penjara, Connie rela melakukan apapun untuk mendapatkan Nick kembali.

Sama seperti “Locke”, “Good Time” menjadi salah satu koleksi A24 dengan premis sederhana, namun membuat kita tertarik untuk mengetahui; apa yang membuat A24 mengkurasi film dengan premis sederhana ini? Lebih kuat dalam elemen drama noir-nya, ini adalah kisah tentang kasih sayang antara kakak beradik yang justru menghancurkan. Salah satu keunggulan film ini adalah sinematografi neon-nya yang menawan.

Rent-A-Pal (2020)

“Rent-A-Pal” adalah film drama horor dari sutradara Jon Stevenson. Bercerita tentang David, pria lajang yang menemukan kenyamanan melalui Andy, pembawa acara karismatik dari suatu tape VHS yang misterius. Namun, David kemudian mengalami kesulitan dalam mendapatkan kenyamanan yang diberikan oleh Andy, yaitu biaya sewanya.

Meski melalui medium tape VHS, “Rent-A-Pal” angkat tema hubungan parasocial dengan hiburan yang kita konsumsi. Beberapa dari kita menonton stream di Youtube dan Twicth, ada juga yang menonton vlog selebritas dan meresakan kenyamanan tersendiri menikmati konten-konten tersebut. “Rent-A-Pal” menjadi skenario kesepian terburuk yang mampu mempengaruhi psikologi seseorang dalam situasi serupa.

Shiva Baby (2020)

Rachel Sennott merupakan aktris yang sedang naik daun belakangan, melalui film “Bodies Bodies Bodies”, “Bottoms”, dan serial “The Idol”. Salah satu penampilan berkesannya adalah ketika menjadi bintang utama dalam film “Shiva Baby”. Sennott berperan sebagai Danielle, suatu hari ia mengunjungi pemakaman Yahudi bersama kedua orang tuanya. Namun keadaan menjadi canggung ketika ia bertemu dengan sugar daddy-nya dan mantan kekasihnya dalam acara tersebut.

Didominasi doleh sudut pandang Danielle, “Shiva Baby” menjadi film “horor” yang bikin cemas tak berkesudahan melalui situasinya yang serba tidak nyaman tersebut. Nuansa black comedy dan komedi tragedinya terasa kental. Film ini sangat menarik untuk disimak terutama karena penampilan Rachel Sennott yang memikat dalam latar omedi yang unik seperti ini.

Mass (2021)

Buat penggemar film dengan dialog berat, topik serius yang mendalam, serta penampilan akting masterclass, “Mass” adalah film minimalis dengan kualitas maksimal yang patut ditonton di KlikFilm. Film ini hanya didominasi oleh empat karakter utama dan hanya berlatar di satu lokasi, bahkan ruangan, sepanjang filmnya. “Mass” merupakan pertemuan antara dua pasangan orang tua dari tragedi penembakan di sekolah yang telah berlalu bertahun-tahun. Jay dan Gail adalah orang tua korban, sementara Richard dan Linda adalah orang tua pelaku penembakan.

Lebih dari mengangkat topik politik atau perdebatan yang intens dan melelahkan, “Mass” justru menjadi contoh komunikasi beradab antara dua bela pihak yang sama-sama terluka setelah tragedi terjadi. Lebih dari sekadar mencari siapa yang salah, ini lebih tentang usaha memahami sudut pandang dari setiap karakter dan bagaimana mereka berdamai dengan luka masing-masing.

The Quiet Girl (2022)

Seperti dengan judulnya, “The Quiet Girl” adalah film yang sunyi namun menyimpan banyak arti, cinta, dan pelajaran. Bercerita tentang gadis berusia 9 tahun bernama Cait. Berlatar pada musim panas 1981, Cait dikirim ke rumah bibi dan paman jauhnya ketika ibunya sibuk merawat anak-anak lainnya sambil menyambut kelahiran bayi berikutnya. Sempat merasa gelisah dan kikuk, Cait akhirnya menemukan kehidupan yang sesungguhnya bersama keluarga barunya tersebut di suatu peternakan.

“The Quiet Girl” menjadi tipikal film drama yang tenang dan slow burn, namun semuanya sebanding dengan adegan terakhir yang akan membuat kita terharu dan terkesan. Ini adalah film tentang masa kecil dan bagaimana seharusnya orang tua bertanggung jawab ketika menghadirkan seorang ke dunia. Ini merupakan film slice of life yang memberikan rasa tenang pada penonton, dan sedikit air mata di akhir kisah.

Close (2022)

“Close” juga menjadi film yang tenang, bahkan jauh lebih tenang dari “The Quiet Girl”. Namun pesan yang berusaha disampaikan melalui ketenangan narasinya terasa lantang dan mematahkan hati sebelum kita sadari.

“Close” bercerita tentang persahabatan antara dua bocah remaja, Leo dan Remi. Keduanya tidak terpisahkan dan sangat akrab hingga menimbulkan asumsi tertentu di antara teman-teman sekolahnya. Tidak ingin membenarkan asumsi tersebut, Leo mulai menjauhi Remi hingga berujung pada tragedi yang tidak terbayangkan.

“Close” merupakan film coming of age dengan topik yang masih jarang diangkat, yaitu tentang toxic masculinity di usia remaja. Ketika seorang bocah mengalami kesulitan menavigasi jati dirinya, dan bagaimana hal tersebut berdampak pada persahabatan antara remaja laki-laki yang sebetulnya indah dan sama sekali tidak menyimpang. Ini menjadi film dengan topik yang menarik untuk didiskusikan.

Sick of Myself (2022)

“Sick of Myself” merupakan film black comedy yang dibintangi oleh Kristine Kujath Thorp sebagai Signe. Signe terjebak dalam hubungan tidak sehat dengan kekasihnya yang seorang seniman, Thomas. Karena keduanya memiliki kepribadian narsistik, keduanya secara tidak langsung terus bersaing daripada berusaha saling memahami dan memberikan kasih sayang yang semestinya. Hingga suatu hari Signe melampaui batas hanya demi perhatian yang selalu ia dambakan.

“Sick of Myself” memiliki protagonis yang sulit untuk kita cintai, namun bisa menjadi tantangan untuk dipahami karena perilaku narsistik klinisnya. Ada ironi dan kelucuan tersendiri melihat Signe sebagai karakter yang menganggap dirinya ada pemeran utama dalam kehidupan ini dan sangat tidak peka dengan orang-orang disekitarnya. Cukup relevan melihat gaya hidup masa kini ketika semua orang terlihat haus akan pengakuan dan perhatian.

I Like Movies (2022)

“I Like Movies” merupakan film Kanada yang dibintangi oleh Isaiah Lehtinen sebagai Lawrence, remaja 17 tahun, seorang cinephile yang berambisi kuliah di New York dan menjadi sutradara kondang. Demi menghasilkan uang dan pinjaman VCD film gratis, ia pun bekerja di toko persewaan film di tempat tinggalnya.

“I Like Movies” sebetulnya bukan film tentang film seperti ekspektasi kita melihat judulnya. Film ini lebih fokus pada eksplorasi kepribadian kompleks Lawrence yang narsistik dan egois. Namun bukan sajian satir seperti “Sick of Myself”, ini kisah coming of age dengan perkembangan cerita penuh pelajaran dalam memahami remaja dengan masalah. Topik film dalam serial ini menjadi latar dan pelengkap penokohan Lawrence yang khas.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect