Connect with us
Sick of Myself
Utopia

Film

Sick of Myself Review: Narsisme Membawa Bencana

Bahas isu komplikasi kesehatan mental dalam medium komedi satir.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Ada yang menarik dari menyimak kisah-kisah karakter yang mudah dibenci dan terlihat tidak memiliki kontrol akan hidupnya. ‘Mau dibawa kemana hidup kalian?’, ketika melihat-melihat film seperti “The Worst Person in the World”, “Not Okay”, atau serial satir “Fleabag”.

“Sick of Myself” merupakan film Norwegia arahan Kristoffer Borgil yang juga mengangkat kisah karakter wanita problematik, Signe yang dibintangi oleh Kristine Kujath Thorp.

Signe adalah seorang barista, menjalin hubungan dengan Thomas yang mengklaim dirinya sebagai seniman. Keduanya terjebak dalam hubungan tak sehat penuh persaingan. Bukannya mendukung pasangan masing-masing, Signe dan Thomas sama-sama haus perhatian. Terutama Signe yang rela melakukan apapun demi mendapatkan perhatian yang ia dambakan. Tak hanya dari kekasihnya, namun juga pengakuan publik.

“Sick of Myself” merupakan film komedi satir khas Eropa yang unik. Mulai dari tema hingga materi humornya mungkin terasa janggal, namun tidak untuk kita yang sudah banyak menonton film drama Eropa yang biasanya memang berbeda dari film-film drama Hollywood.

Sick of Myself

Kompleksitas Narsisme dalam Kisah Signe yang Haus Perhatian

Masuk dalam dunia Signe yang penuh dengan dirinya sendiri awalnya mungkin akan menimbulkan rasa kesal pada penonton. Karena memang kita tidak digiring untuk menyukai maupun simpati dengan Signe yang egois dan narsis ini.

Jika kita mengizinkan diri untuk tahan dengan sifat Signe yang menyebalkan, seiring berkembangnya plot kita hanya akan menertawakan tindakan konyolnya demi mendapatkan perhatian. Serta bagaimana cara kerja pikirnya sebagai seorang naristik divisualisasikan dari lamunannya yang membuat kita menertawakan betapa menyedihkan karakter ini.

Tidak hanya memiliki kepribadian yang narsistik, ia juga memiliki kecenderungan panthological liar dan victim complex. Gangguan-gangguan ini “dipelihara” terus oleh Signe demi mendapatkan apapun yang ia inginkan, yaitu perhatian. Sementara Thomas, seperti hadir sebagai tolak ukur orang yang narsistik, namun tidak ekstrim. Meski sama-sama tidak tertahankan dan merupakan sifat yang buruk.

Sick of Myself

Komedi Satir yang Semakin Tragis Seiring Berjalannya Cerita

“Sick of Myself” memiliki plot yang lebih fokus pada perspektif Signe, sebagai suatu perjalanan menuju kehancuran dirinya sendiri. Daripada menggunjingkan orang sungguhan di media sosial, sepertinya menonton film-film seperti ini bisa menyajikan keseruan tersendiri. Melihat karakter yang menyebalkan menerima karma sesuai perbuatannya. Ini merupakan drama satir penuh kesialan yang khas humor Eropa.

Naskah secara subtle juga tak lupa memberikan alasan mengapa Signe adalah karakter yang demikian. Namun seperti film drama Eropa pada umumnya, “Sick of Myself” lebih mengandalkan narasi visual dan dialog yang otentik tanpa didramatisir demi menyampaikan poin utamanya. Film seperti ini bisa menjadi bahan diskusi yang menarik tentang narisisme di era media sosial seperti sekarang.

Satu kesempatan yang dilewatkan oleh “Sick of Myself” adalah lebih menggali fenomena narsisme dengan media sosial, melihat film ini latarnya adalah karakter-karakter muda terpapar gadget dan teknologi masa kini.

Visual Body Horror dengan Tata Rias Memukau

Salah satu aspek produksi yang menonjol dari “Sick of Myself” adalah tata riasnnya. Diceritakan Signe rela melukai dirinya sendiri demi mendapatkan perhatian. Dalam skenario ini, Signe sengaja mengkonsumsi obat yang jelas memiliki efek samping pada kulit pemakainya. Signe mengalami ruam dan kerusakan kulit yang sangat mengerikan secara bertahap.

Dari awal hingga akhir film, kerusakan fisik yang dialami Signe semakin menjadi-jadi. Penampilan Kristine Kujath Thorp sangat menyakinkan sebagai orang yang sakit dan rusak, kemudian didukung dengan tata rias wajah ala body horror yang bikin ngilu penonton. Benar-benar terlihat seperti penyakit kulit yang mengerikan, membuat kita tidak habis pikir mengapa Signe rela melakukan hal tersebut pada dirinya sendiri.

Secara keseluruhan, “Sick of Myself” merupakan drama komedi dengan elemen satir dan tragedi. Memiliki daya tarik tersendiri dalam mengangkat isu kesehatan mental narsistik dan gangguan lain dalam skena tersebut. Mungkin bukan selera semua orang, selain karena karakter utamanya yang menyebalkan, bisa juga karena visual disturbing yang porsinya cukup banyak sepanjang film. “Sick of Myself” bisa di-streaming di KlikFilm.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect