Connect with us
Guillermo del Toro's Cabinet of Curiosities Netflix
Netflix

TV

Guillermo del Toro’s Cabinet of Curiosities Review

Anthology horror terbaik hasil kurasi Guillermo del Toro. 

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Dalam rangka meramaikan Halloween, Netflix menggaet sutradara ternama, Guillermo del Toro. Mendapat wewenang untuk menjadi creator dari serial horor spesial pada bulan Oktober kemarin, Ia mengumpulkan sutradara-sutradara horor terbaik yang masih butuh promosi untuk terlibat dalam proyeknya, “Guillermo del Toro’s Cabinet of Curiosities”.

Rilis perdana pada 25 Oktober lalu, kemudian rilis episode terbaru setiap hari menuju 31 Oktober, bertepatan dengan puncak perayaan Halloween. Serial anthology horror ini terdiri dari 8 episode dengan durasi 60 menit per episode, jadi terlihat seperti kumpulan film horor yang dikurasi langsung oleh del Toro, dan sutradara berpengalaman ini jelas memiliki selera yang juara.

“Guillermo del Toro’s Cabinet of Curiosities” lebih dari sekadar project anthology spesial untuk horor, namun juga selebrasi dan apresiasi akan sutradara-sutradara berbakat. Mulai dari Jennifer Kent yang terkenal melalui filmnya, “The Babadook” (2014), Ana Lily Amirpour dengan film debut terbaiknya, “A Girl Walks Alone at Night” (2014), hingga David Prior yang menyutradarai “The Empty Man” (2020).

Dengan nama besarnya, Guillermo del Toro justru menggunakan kesempatan ini untuk mempromosikan dan mendukung sutradara-sutradara tersebut. Serial ini jelas memperlihatkan budget yang maksimal dalam segi desain produksinya.

Guillermo del Toro's Cabinet of Curiosities

Materi Sumber Beragam dan Penampilan Aktor Terbaik

Tak hanya diramaikan oleh deretan sutradara indie terbaik, ‘Cabinet of Curiosities’ juga dimeriahkan dengan aktor-aktor underrated yang ingin kita lebih penampilannya. Mulai dari Ben Barnes yang menjadi protagonis dalam ‘Pickman’s Model’, aktor ini belakangan mulai dikenal melalui serial Netflix, “Shadow & Bone”.

Ada pula Rupert Grint (mantan cast ‘Harry Potter’) dalam ‘Dreams in the Witch’. Setiap episode dalam serial anthology horror ini diisi dengan aktor-aktor dengan penampilan terbaik, memberikan karakteristik yang solid dan berkesan. Kate Micucci dan Martin Starr memberikan penampilan dengan arahan akting yang menarik dalam ‘The Outside’.

Kemudian ada Peter Weller dan Sofia Boutella sebagai dua sosok kharismatik dalam ‘The Viewing’. Namun secara keseluruhan, setiap aktor pilihan yang bermain peran dalam setiap episode memberikan penampilan yang menarik, unik, dan terlihat lihai dalam mempresentasikan arahan dari sutradara.

Guillermo del Toro menyumbangkan dua naskah untuk ‘Cabinet of Curiosities’, yaitu untuk ‘Lot 36’ yang disutradarai oleh Guillermo Navarro. Menurut sesi perbincangan spesial bersama Netflix dan sutradara Mike Flanagan, del Toro menyebutkan bahwa cerita pendek yang Ia tulis tersebut berdasarkan pengalaman menyebalkannya ketika tempat penyimpanan pribadinya dijual beserta isinya oleh pihak tidak bertanggung jawab.

‘The Murmuring’ menjadi episode terakhir yang paling melankolis dalam anthology ini, juga menjadi naskah yang ditulis oleh del Toro. Sementara ‘Pickman’s Model’ dan ‘Dreams in the Witch House’ merupakan adaptasi dari cerita pendek H.P. Lovecraft.

Guillermo del Toro's Cabinet of Curiosities Netflix

Tetap Kohesif dalam Segi Produksi dan Presentasi Plot

“Guillermo del Toro’s Cabinet of Curiosities” menyimpan berbagai sajian supranatural, horor, dan fenomena tidak biasa yang beraneka ragam. Setiap cerita juga memiliki berbagai latar waktu yang membuat presentasi visual setiap episode terlihat berbeda. Mulai dari era period, era yang terlihat seperti 60-an, hingga modern. Jelas hasilnya akan berbeda karena setiap episode melibatkan sutradara dan penulis yang berbeda. Setiap sutradara juga terlihat secara maksimal menunjukan potensi terbaik mereka dengan budget yang diberikan.

Seperti sekelompok prodogi yang hendak memberikan presentasi terbaik pada Guillermo del Toro sebagai sponsor mereka. Dan untuk masuk dalam koleksi del Toro, maka harus ada pakem tema yang diberikan agar setiap cerita tetap kohesif, karena pada akhirnya ini adalah project serial anthology.

Meski ada eksekusi sinematografi dan pemilihan efek visual yang berbeda sesuai signature masing-masing sutradara, semuanya tetap satu vibe. Secara keseluruhan sangat kental dengan nuansa gothic, bahkan episode ‘The Viewing’ yang lebih terasa futuristik sekaligus nostalgia tetap masuk dalam vibe ‘Cabinet of Curiosities’. Episode ‘The Viewing’ menjadi episode dengan pemilihan lagu latar terbaik dalam anthology ini.

Setiap episode juga menyuguhkan berbagai naskah horor dengan tema yang berbeda-beda. Ada tentang monster, sajian bergenre body horror, horor fiksi ilmiah, hingga drama melankolis. Namun semuanya memiliki pola yang sama, yaitu perkembangan plot yang slow burn.

Beberapa babak pertama lebih fokus pada pembuka dan misteri yang hanya mengintip dari sudut-sudut frame, membangun suspense dengan sempurna, kemudian menjadi sangat intens, brutal, dan mengerikan pada babak terakhir.

“Guillermo del Toro’s Cabinet of Curiosities” secara keseluruhan merupakan sajian Halloween terbaik yang diberikan oleh Netflix sejauh ini. Akan sangat menyenangkan jika anthology horror ini bisa menjadi sajian spesial di Netflix, kembali dengan season terbaru setiap tahunnya saat Halloween. Melibatkan dan memberikan kesempatan pada sutradara horor berbakat lainnya yang membutuhkan platform untuk diapresiasi lebih lagi dalam genre horor.

Hazbin Hotel Hazbin Hotel

Hazbin Hotel Review: Balada Hotel di Neraka

TV

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

Connect