Connect with us
Photo via deadline.com

Cultura Lists

10 Film Kolaborasi Martin Scorsese dan Robert De Niro

Sudah 50 tahun kerja sama, mulai dari Mean Streets yang sukses di era 70an hingga Killers of the Flower Moon.

Martin Scorsese dan Robert De Niro telah memproduksi film bersama selama 50 tahun, sejakk 1973. Hingga saat ini, keduanya masih menjadi sosok legendaris dalam perfilman dunia dan masih produktif berkarya.

Karya terbaru mereka, “Killers of the Flower Moon” telah masuk nominasi Best Picture Oscars 2024. Begitu pula Martin Scorsese mendapatkan nominasi Best Director untuk kesepuluh kalinya dari The Academy. Sementara Robert De Niro masuk nominasi Best Supporting Actor.

Robert de Niro sudah seperti muse-nya Martin Scorsese. Tak sedikit dari film-film yang mereka kerjakan bersama De Niro mendapatkan posisi pemeran utama. Namun terbukti keduanya memang sudah serasi, sepertinya Scorsese tidak mengalami kesulitan tiap kali harus mengarahkan aktor favoritnya dalam filmnya ini. Berikut sederet film kolaboras Martin Scorsese dan Robert De Niro dari masa ke masa.

Mean Streets (1973)

Menjadi film kerja sama pertama mereka, “Mean Streets” menjadi film terpenting yang menandai kemitraan mereka selama 5 dekade. Film menonjol sebagai potrait jujur dan tajam tentang kehidupan di Little Italy, mengambil inspirasi dari pengalaman masa muda mereka sendiri.

Penampilan memikat De Niro sebagai Johnny Boy yang kerap berulah menciptakan narasi yang mendalam tentang hutang yang menumpuk dan ujian kesetiaan.

Meskipun film ini budgetnya jauh lebih rendah dari film-film Scorsese sekarang, film drama ini mampu membawa kita ke dunia bawah kota yang brutal, menjadi pondasi dari Scorsese sebagai sutradara yang khas dengan genre drama kriminal thriller-nya. Debut kolaborasi keduanya menjadi salah satu pencapaian terbaik di Hollywood pada era 70an.

Taxi Driver (1976)

Supir taxi di gemerlap jalanan kota di malam hari, Travis Bickle, adalah karakter yang masih menjadi warisan terbesar Robert De Niro di Hollywood hingga saat ini. Ini menjadi salah satu film kolaborasi terbaik antara Martin Scorsese dan Robert De Niro.

“Taxi Driver” menjadi salah satu pioneer dari genre yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan ‘literally me’. Mengeksplorasi tema kekerasan, erotisme, serta kesepian dan kerapuhan yang secara spesifik dialami oleh karakter protagonis pria.

“Taxi Driver” telah menjadi referensi dari berbagai film, serial, komik, dalam skenanya. Salah satu yang populer di era modern adalah “Joker”, dimana Todd Philips sendiri mengaku sangat terinspirasi oleh sosok Scorsese. Penampilan De Niro yang intens sebagai Bickle, veteran perang yang bermasalah kemudian menjelma sebagai sosok vigilante di New York, sangat berkesan bagi penontonnya.

New York, New York (1977)

Kesuksesan “Taxi Driver” sempat memberikan tekanan besar bagi Martin Scorsese untuk film selanjutnya. Namun nekad bereksperimen, Scorsese dan Rober De Niro kembali dengan film yang genrenya benar-benar berbeda dari sebelumnya.

“New York, New York” adalah film drama romansa musikal. Scorsese berusaha memadukan kecintaannya pada kemewahan Hollywood di masa lalu dengan sentuhan realisme yang otentik. Sayangnya, “New York, New York” merupakan film flop dari sang sutradara, sempat mengancam karirnya di dunia perfilman saat itu.

Dalam film ini, Robert De Niro berperan sebagai pemain saxophone jazz yang memiliki hubungan naik turun dengan penyanyi yang dibintangi oleh Liza Minnelli. Meski konsep dan premisnya sangat menarik, dan memiliki beberapa adegan yang menawan, “New York, New York” tak lebih dari sekadar menarik untuk didengar daripada untuk ditonton.

Raging Bull (1980)

Saat sedang terpuruk karena hasil dari “New York, New York” yang tidak memuaskan, Robert De Niro memberikan dukungan pada Martin Scorsese dengan ide kolaborasi keempat mereka, “Raging Bull”. Mengeksplorasi kehidupan petinju berdarah Italia-Amerika, Jake LaMotta. Film ini membawa Robert De Niro pada piala Oscar keduanya (Setelah berperan sebagai Vito Corleone muda di “Godfathe Part II”).

De Niro terkenal pada masanya mengalami perubahan fisik drastis demi tampil maksimal dalam film biopik ini. Namun “Raging Bull” lebih dari sekadar film biopik dengan berbagai detail produksi yang memukau. Sutradara seperti Scorsese jelas memiliki kelas ketika menulis film biopik. Berusaha mengembangkan kisah La Motta dengan memikat, sebagai sosok yang terjebak dalam amarahnya sendiri.

The King of Comedy (1982)

Film “The King of Comedy” karya Martin Scorsese menampilkan Robert De Niro sebagai komedian amatir, Rupert Pupkin. Film ini memiliki dampak besar pada karya terbaik Todd Phillips, “Joker” (2019). Jika dibandingkan, keduanya hampir mirip dalam banyak aspek, mulai dari karakter utama hingga perkembangan ceritanya. Namun, “The King of Comedy” lebih ringan dan minim kekerasan.

Rupert bermimpi tampil di acara talkshow yang dipandu oleh Jerry Langford. Ketika perjuangannya terbentur oleh ketatnya aturan dunia hiburan, ia mengambil tindakan nekat untuk mewujudkan impian tampil di televisi nasional.

Goodfellas (1990)

Jika film-film mafia pada umumnya meromantisasi karakternya yang melakukan tindakan kriminal, Scrosese ingin “Goodfellas” menjadi film yang menunjukan kebusukan gaya hidup para mafia. Scorsese membawa penonton dalam perjalanan liar selama dua setengah jam menjelajahi dunia gemerlap di mana karakter membicarakan saus tomat di klub malam Copacabana dan menggali tubuh yang seharusnya sudah dibuang.

Film ini menyimpulkan bahwa hidup dalam kejahatan tidak ada untungnya. Mengeksplorasi kehidupan keluarga yang bertentangan dengan kehidupan mafia, persahabatan dan pengkhianatan, hingga harga yang harus bayar jika menyelewengkan hukum. Pada film ini De Niro lebih hadir sebagai pendukung penampilan Ray Liotta, namun kehadiran De Niro dalam film Scorsese sulit untuk tidak mencuri perhatian.

Cape Fear (1991)

Meskipun De Niro sering mengambil peran serius, dedikasinya memerankan Max Cady, mantan narapidana bertato yang mengakibatkan kekacauan bagi keluarga pengacaranya, menjadi salah satu penampilan kontras dalam filmografi sang aktor. Setelah 14 tahun di penjara, Cady mencari balas dendam. Penampilan De Niro dalam film ini menjadi perpaduan antara lucu dan menyeramkan.

Awalnya Steven Spielberg berencana menyutradarai film ini, tetapi ia menukarnya dengan Scorsese. Karena saat itu Spielberg sibuk dengan “Schindler’s List”. “Cape Fear” menuai kesuksesan komersial bagi Scorsese, sementara Spielberg juga sukses dengan film drama perangnya.

Casino (1995)

Sekilas tampak seperti “Goodfellas”, film ini nyatanya memiliki kualitas yang jauh dari film mafia tersebut. Bukan berarti filmnya buruk, namun hanya bukan yang terbaik dalam spektrum film populer Martin Scorsese.

Kembali angkat tema eksplorasi kejahatan teroganisir berdasarkan memoar Nicholas Pileggi. Meskipun tidak sehebat “Goodfellas”, “Casino” memiliki cukup banyak pesona dari berbagai aspek, mulai dari musik, editing serba cepat (yang jarang dalam filmografi Scorsese), dan duet Robert De Niro dengan Pesci.

“Casino” terdampak karena menyusul film gangster terhebat, tetapi keahliannya tetap solid. De Niro memimpin sebagai Sam “Ace” Rothstein, manajer kasino licik di Las Vegas pada 1970an. Namun Sharon Stone mencuri perhatian dengan perannya yang berani sebagai istri simpanan yang cerdik, Ginger.

The Irishman (2019)

“The Irishman” sempat mendapatkan kritik karena teknologi peremajaan dengan kualitas CGI yang kurang meyakinkan dan durasinya yang panjang. Melebihi tiga setengah jam, meliputi tahun 1950an hingga awal 2000an. Meski demikian, tidak bisa menyalahkan Martin Scorsese yang selalu berusaha maksimal, mengumpulkan kolaborator kenamaan; Robert De Niro, Al Pacino, dan Joe Pesci, serta mendapatkan dukungan dari Netflix.

Meskipun naskahnya tragis, ada kompleksitas belas kasih untuk kisah reflektif tentang persaudaraan, pengkhianatan, dan perjalanan waktu yang kejam. Keluwesan dengan upaya Scorsese dalam genrenya memperkaya gambaran kejahatan terorganisir yang dipikirkan secara matang, memberikan makna baru pada karya-karya seperti “Goodfellas” dan “Casino”.

Killers of the Flower Moon (2023)

Martin Scorsese mengadaptasi buku David Grann yang menceritajan kejahatan sejati, tetapi juga kisah cinta yang kompleks, studi antropologi, dan kritik pedas akan impian Amerika. Secara bertahap, film ini mengungkap keserakahan dan pembunuhan sistematis anggota Suku Osake yang kaya minyak di Oklahoma tahun 1920an.

Semakin berumur, kita bisa melihat Scorsese semakin terpanggil untuk mengangkat isu-isu penting dalam filmnya. Membuat “Killers of the Flower Moon” sebagai film adaptasi true crime yang berkelas dengan visi yang jelas. Meskipun bintang utamanya adalah Leonardo DiCaprio dan Lily Gladstone, penampilan Robert De Niro juga mencuri perhatian sebagai kolaborator terlama Scorsese.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect