Quantcast
Metamorfosis Musik Taylor Swift - Cultura
Connect with us
Metamorfosis Musik Taylor Swift
Cr. George Walker/AP

Cultura Lists

Metamorfosis Musik Taylor Swift

Menelusuri perkembangan musik Taylor Swift dari album ke album.

Taylor Swift merupakan musisi yang telah mengalami transformasi musik fenomenal dalam beberapa dekade terakhir. Debut pada 2006 silam, musisi kelahiran Reading, Pennsylvania ini telah mengalami banyak perkembangan semenjak menginjakan kaki di industri musik internasional.

Bermula dari penyanyi dan penulis lagu muda yang sederhana, melantunkan lagu-lagu country dengan gitar akustik dan rambut pirang keritingnya yang khas. Hingga kini telah menjadi popstar global yang selalu tampil stylish dan mempesona di atas panggung dengan perfoma tak main-main. Musik Taylor Swift telah mendominasi dan mencuri banyak penikmat musik di seluruh dunia.

Dengan setiap rilisan album terbaru, Swift semakin berani mengekspos dirinya secara personal. Musiknya mengalami perkembangan seiring kehidupannya sebagai musisi sekaligus publik figur telah melalui berbagai peristiwa yang mengubah dirinya. Mulai dari balada musik country yang polos dan manis, hingga pop anthem yang menggemparkan skena mainstream, Swift juga tak pernah ragu kembali ke gaya bermusik lamanya ketika sedang bernostalgia dengan kehidupannya sendiri.

Perubahan bermusik Taylor Swift tidak terlalu sulit untuk dinavigasi, berikut penelusuran evolusi musik Taylor Swift dari album ke album.

Menelusuri perkembangan musik Taylor Swift dari album ke album.

Cr. Shanna Madison/Chicago Tribune via Getty Images

Taylor Swift (2006)

Taylor Swift mendeklarasikan diri sebagai musisi country-pop mudah yang potensial. Menjadi salah satu debut solid pada masanya, Swift langsung mencuri hati penikmat musik dengan keterampilannya dalam menulis lagu serta bakat bernyanyi dan bermain gitarnya.

Album “Taylor Swift” terangkai dari lirik-lirik yang introspektif dan personal, mencerminkan emosi dan pengalaman seorang remaja yang menjelajahi kompleksitas cinta. Secara musikal, album ini didominasi dengan genre country, dengan gitar akustik, biola, dan banjo. Sebetulnya sejak album ini Swift telah menunjukan potensinya untuk berkembang dalam genre pop. Karena formula country-pop ‘lah yang telah menjadi pondasi mantap bagi Taylor Swift pada era-era awal berkarirnya.

Fearless (2008)

“Fearless” adalah sophomore album yang menjadi momen terpenting dalam karir Taylor Swift, dimana ia mengukuhkan posisinya sebagai bintang country-pop yang semakin naik daun. Kemampua Swift dalam menulis lagu ini di album ini semakin bersinar, ia mulai mendominasi semua lagu untuk menjadi karya yang benar-benar ia tulis sendiri.

“Fearless” terdiri dari 13 track yang menghadirkan semangat muda yang berani dan kerapuhan. Swift dengan berani mengeksplorasi tema cinta, patah hati, dan penemuan diri. Dari lagu yang semarak seperti “Love Story” hingga ballad seperti “White Horse”. Secara musikal, produksinya menggabungkan elemen-elemen country dan pop, dengan melodi-melodi yang catchy, serta instrumen yang kualitas aransemennya yang semakin profesional.

Speak Now (2010)

“Speak Now” menjadi album ketiga yang rilis pada 2010, memperlihatkan pertumbuhan Taylor Swift sebagai musisi yang semakin mantap sebagai singer-songwriter berbakat. Dengan album ini, Swift mengambil kendali penuh secara kreatif, menulis 14 lagu sepenuhnya sendiri.

“Speak Now” adalah perjalanan musikal akan pengalaman pribadinya, terutama kisah cintanya yang selalu ia tuangkan dalam setiap lagu dan album yang ia produksi. Mulai dari “Back to December” yang menjadi kisah melankolis yang menandai perpisahannya dengan Taylor Lautner, hingga “Dear John”, yang jelas sekali untuk mantan kekasihnya, John Mayer.

Secara musikal, “Speak Now” memulai memiliki elemen musik baru. Ia memadukan elemen country-pop dengan sentuhan rock dan folk. Produksinya yang kaya menggabungkan berbagai instrumen dan aransemen untuk meningkatkan sifat naratif pada setiap lagu.

Red (2012)

“Red” sebagai album keempat yang rilis pada 2012 menandai perubahan signifikan dalam gaya musik dan lirik Taylor Swift. Album ini menunjukan sisi yang lebih mantang dan eksperimental dari Swift, yang semakin terpengaruh dengan genre pop, meski masih terdengar semburat elemen country yang berubah menjadi aksen chic yang akhirnya menjadi charm dari Taylor Swift.

Kalau bicara tentang materi lirik, bahkan hingga album “Red” kontennya masih sama saja, yang membuat berbeda hanya karena tentu saja kehidupan Taylor Swift terbentuk dari cerita-cerita yang berbeda. Namun perubahan dari sisi musikal ‘lah yang menjadi headline-nya. Elemen rock, electro, hingga dubstep dengan berani diaplikasikan oleh Swift dalam album ini.

Konsep dari album art-nya juga menjadi salah satu aset yang menjadi presentasi brand dengan perubahan besar dari album ini.

1989 (2014)

Kalau “Red” istilahnya, Taylor Swift masih main-main dengan musik pop mainstream level permukaan, “1989” benar-benar menjadi pemberhentian berikutnya bagi fase transformasi bermusik yang dialami oleh popstar dengan fanbase yang semakin besar. ‘Shake It Off’ sebagai single utama menjadi hits global, memperlihatkan kepercayaan diri dan keyakinan Swift ketika dirinya mengabaikan kritik dan merangkul identitas pop barunya.

Sebagai album pop dengan kesuksesan solid, banyak sekali hits dari album ini yang populer. Mulai dari ‘Blank Space’, ‘Style’, hingga ‘Wildest Dreams’. “1989” memperlihatkan kemampuan Taylor Swiftuntuk beradpatasi dan berkembang dalam lanskap musik yang selalu berubah. Album ini menjadi titik pembuktian pertumubuhan artistiknya dan keberanian dalam mengambil risiko yang berbuah kesuksesan besar.

Reputation (2017)

Semakin tinggi reputasi seorang artis, semakin kencang badai yang mencoba untuk merubuhkan mereka. Sebetulnya sudah sejak “Speak Now” Taylor Swift berani speak up her mind tanpa filter dalam lagu-lagunya. Dimana sudah menjadi pedang bermata dua. Penggemarnya menyebutnya sebagai ekspresi diri yang jujur, bagi media umum, Swift dikritisi karena mengeksploitasi kehidupan pribadinya sendiri dalam setiap lagunya.

“Reputation” menampilkan evolusi sonik dari perpaduan berbagai elemen electropop, trap, dan R&B dalam suara pop khas Swift. “Look What You Made Me Do” menjadi single utama yang menunjukan keberanian Swift dalam menanggapi kontroversi dan penggambaran media yang terkadang misleading akan dirinya.

Lover (2019)

Setelah puas mengubar emosi dan memeluk persona sebagai ular berbisa pada album “Reputation”, Taylor Swift kembali menjadi popstar manis yang sedang jatuh cinta dalam “Lover”. Dalam 18 lagunya, album ini menampilkan campuran suara pop, synth-pop, dan indie-pop, dengan melodi yang catchy dan hook yang menular. Bertolak belakang dengan album sebelumnya yang gelap, album ini adalah tentang merangkul cinta dan hubungan asmara yang indah.

“Lover” terdengar sebagai album dengan perubahan signifikan sebetulnya hanya karena album ini adalah yang berikutnya setelah “Reputation”. Padahal nuansa pop seperti ini setikdanya sudah kita dengarkan sebelumny dalam album “Red” dan “1989”. Meski menjadi album yang sukses, ini bukan titik dimana Swift menunjukan materi baru.

Folklore (2020), Evermore (2020)

“Folklore” dan “Evermore” merupakan album bersaudara dari Taylor Swift yang rilis pada tahun yang sama, yaitu pada saat pandemi. Bisa dibayangkan ketika Swift tidak bisa tur atau disibukan dengan agenda komersil yang mengharuskan ia keluar rumah, tak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain menciptakan lagu.

Berbeda dengan musisi yang kala pandemi mengangkat tema-tema generik seperti kesepian dan perasaan terisolasi, Taylor Swift justru ingin membuat kita lupa dengan perasaan-perasaan negatif tersebut melalui “Folklore” dan “Nevermore”. Album ini menunjukan kedewasaan Swift dalam menulis lagu, bernyanyi, dan mendongeng.

Midnights (2022)

“Midnights” menjadi album paling baru dari Taylor Swift yang ia ungkapkan sebagai tracklist dari lamunannya di malam hari. Perjalanan melalui mimpim yang indah hingga teror yang menggelisahkan. Album ini secara konsep dan intisari bisa didefinisikan sebagai ‘Reputation Part 2’, karena ia lagi-lagi membahas tentang reputasi dan persepsi media akan dirinya melalui single ‘Anti-Hero’.

Namun secara musikal, sepertinya baru kali ini Taylor Swift bermain dengan tema yang tidak terlalu semarak, namun tetap berkesan. “Midnights” bukan album konsep, namun lebih ke album dengan konsep alunan track pop tenang yang nyaman kita dengarkan di malam hari, di kamar kita masing-masing.

Six Sex: X-Sex Album Review

Music

Lady Gaga Mayhem Lady Gaga Mayhem

Lady Gaga ‘Mayhem’ Review – Comeback Luar Biasa ke Prinsip Awal

Music

G-Dragon: Übermensch Album Review

Music

Manic Street Preachers: Critical Thinking Album Review

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect