Pada Agustus kemarin, Taylor Swift memenangkan penghargaan Video of the Year dalam MTV VMA 2022. Setelah beberapa tahun belakangan absen dalam ajang penghargaan tersebut, kita tahu bahwa bintang pop fenomenal ini memiliki agenda untuk dirinya sendiri. Benar saja, Taylor Swift pun mengumumkan kejutan akan perilisan album ke-10-nya, ‘Midnights’.
Pada dua album series sebelumnya, ‘Folklore’ dan ‘Evermore’, karantina selama pandemi membawa penulis lagu 32 tahun ini berkelana dalam menulis lirik yang lebih fiktif. Dengan berbagai karakter dan skenario romansa teenlit yang bukan dirinya. Namun tetap sesuai dengan vibes yang telah menjadi ciri khasnya selama ini.
‘Midnights’ akan membawa kita kembali pada era ‘Red’, ‘Lover’, hingga ‘reputation’, dimana Taylor Swift mengeksploitasi pengalaman pribadinya, romansanya, dan reputasinya sebagai bintang pop terbesar saat ini.
The Gist: Taylor Swift telah mengungkapkan sendiri bahwa ‘Midnights’ adalah koleksi musik yang ditulis pada tengah malam, perjalanan melalui teror dan mimpi indah. Merenung di tengah malam identik dengan momen refleksi, dimana kita menghabiskan waktu lebih banyak dengan diri kita sendiri. Begitu pula Swift yang menyajikan materi refleksi diri dalam album kali ini.
Seiring berakhirnya masa karantina dan kehidupan sudah kembali normal, Taylor Swift kembali ke masyarakat dengan pesonanya sekaligus kecemasannya sebagai publik figur. ‘I’m a monster on the hill, too big to hang out’, senandungnya dalam single ‘Anti-Hero’.
Swift kembali menjadikan dirinya sebagai pusat dari cerita dan lirik yang dikandung dalam ‘Midnights’. Ada kisah baru, ada kelanjutan dari diskografi yang telah Ia rilis sebelumnya.
‘Maroon’ menjadi lagu yang membawa kita kembali mengingat salah satu album paling signifikan dalam diskografi Taylor Swift, ‘Red’ (2012), yang juga menjadi judul dari salah satu lagu tentang cinta dan patah hati yang terjadi begitu cepat, dipenuhi dengan berbagai emosi yang menggebu. Pada track seperti ‘Vigilante Shit’ dan ‘Karma’, kita kembali bertemu dengan Taylor Swift era ‘reputation’; sinis, kasar, dan siap untuk balas dendam.
Cinta selalu menjadi sumber inspirasi bagi Taylor Swift, Ia tak pernah takut mengekspos keindahan dan masalah dalam setiap hubungan yang Ia jalani. Menunjukan pesona sebagai sosok pacar paling romantis yang bisa dimiliki siapapun. Sekaligus memiliki kekuatan untuk menjadi monster jika disakiti.
Dalam lagu seperti ‘Blank Space’, Swift mengaku bahwa Ia menikmati ‘permainan cinta’. ‘Mastermind’ menjadi plot twist dimana kini Ia mengaku bahwa semua yang terjadi lebih dari dari sekadar takdir atau kebetulan yang romantis.
Sound Vibes: Taylor Swift kembali bekerja sama dengan produser musik, Jack Antonoff. Namun kali ini tidak untuk menciptakan musik pop yang mengikuti trend, melainkan menciptakan mood dalam ‘Midnights’. ‘Midnights’ bukan album konsep, namun sangat tematik dalam segi sound vibes-nya.
Menjadi penampung berbagai pemikiran tengah malam Taylor Swift yang bisa mengarah pada berbagai topik. Berkumpul dalam medium musik electronic, synth pop lembut yang memperdengarkan suara malam. It’s midnight music! Kita tidak bisa memutar musik yang terlalu kencang di malam hari, bukan?
Best Tracks:
‘Anti-Hero’ menjadi single utama menjadi track paling catchy dan playful. Meski memuat curhatan idola kita tentang bagaimana Ia terlalu besar untuk dunianya. Dengan selera humornya yang gelap, bagai inside joke yang tak seharusnya kita dengar. Dimana Ia berpikir bahwa menantunya akan membunuhnya demi harta, namun Ia membalas bahwa dirinya menertawakan mereka dari neraka.
‘Mastermind’ juga menjadi salah satu lagu dengan lirik paling menarik. Peletakannya juga sempurna sebagai track penutup, menyajikan plot twist dalam kisah cinta Taylor Swift.
‘Snow on the Beach’ juga sempat menjadi lagu kolaborasi Swift dengan Lana Del Rey yang sempat trending. Menyajikan keindahan dalam situasi yang tidak biasa. Diiringin dengan instrumen synth dan biola yang hangat dan menciptakan kenyamaan.
Secara keseluruhan, ‘Midnights’ menjadi judul baru dalam diskografi sang protagonis, Taylor Swift. Kali ini membagikan apa saja yang Ia pikirkan di kala malam menyelimutinya. Sentimental dan tematik. Menjadi album dengan materi eksklusif yang mengundang para Swifties masuk ke ‘kamar’ Taylor Swift dengan segala refleksi pribadi, angan, dan mimpi.