Film maupun serial bertema superhero, fantasi dan action menjadi genre yang selalu menjadi momen showdown bagi pahlawan dan penjahat. Semakin banyak tontonan bergenre superhero dan action, pakem kebaikan melawan kejahatan telah mengalami banyak modifikasi yang mengijinkan penulis naskah maupun penonton mengeksplorasi berbagai spektrum karakter dalam suatu cerita.
Penokohan superhero dan villain semakin variatif dewasa ini dalam media mainstream, kini ada pula anti-hero dan anti-villain yang bergabung dalam cerita. Kalau definisi superhero pastinya sudah sangat familiar untuk kita semua, kali ini kita akan membahas perbedaan villain, anti-hero dan anti-villain.
Definisi Protagonis & Antagonis
Sebelum memahami perbedaan dari tiga jenis penokohan tersebut, kita harus membenarkan dulu pemahaman dasar kita tentang protagonis dan antagonis terlebih dahulu. Secara umum, kita lebih sering menyebut bahwa protagonis adalah pemeran utama yang menjadi jagoan, sementara antagonis hanya ‘orang jahat’. Padahal protagonis dan antagonis lebih mengarah pada peran dan motivasi masing-masing karakter dalam cerita.
Protagonis adalah pemeran utama dalam cerita. Meski lebih sering ditampilkan sebagai sosok pahlawan yang heroik, ada juga pemeran utama yang memiliki motivasi yang tidak semulia standar pahlawan pada umumnya. Sementara antagonis adalah karakter yang hadir dengan prinsip bertolak belakang dengan protagonis. Selalu hadir dalam cerita untuk mencegah protagonis mencapainya tujuannya.
Label protagonis dan antagonis kurang tepat jika disebutkan untuk menjelaskan nilai moral yang dipegang oleh seorang karakter. Protagonis kerap tampil sebagai pihak yang didukung penonton karena naskah berpihak pada keberadaan mereka. Sementara antagonis hanya karakter yang tugasnya menghalangi protagonis, baik dengan motivasi jahat dari dalam diri sendiri atau karena tekanan situasi dalam cerita.
Villain: Penjahat Utama dalam Cerita
Kalau bicara trope karakter satu ini pastinya sudah banyak yang familiar dengan ide utamanya. Villain adalah sebutan untuk penjahat utama dalam suatu cerita. Antagonis dengan karakteristik jahat disebut sebagai villain. Villain memiliki kecenderungan jahat, kejam, serta memiliki motivasi akan teror, kekacauan, dan kehancuran.
Beberapa contoh villain populer adalah Joker sebagai musuh utama Batman, Voldemort dalam semesta “Harry Potter”, Darth Vader dari “Star Wars”, James Moriarty sebagai musuh utama karakter detektif paling ikonik, Sherlock Holmes.
Karakter-karakter antagonis merupakan contoh karakter antagonis dengan kualitas moral yang murni jahat, tanpa kompromi. Terutama karena karakter-karakter ini jelas bukan pemeran utama dalam cerita.
Anti-Hero: Protagonis Tanpa Kualitas Pahlawan Tradisional yang Heroik
Di sinilah kita mulai masuk dalam pembahasan definisi karakter yang cukup tricky. Anti-hero adalah protagonis yang tidak memiliki kualitas heroik konvensional seperti keberanian, nilai moral, dan idealisme. Sebaliknya, mereka memiliki karakteristik yang cenderung dalam spektrum villain seperti egois, narsistik, kompas moral yang tidak menentu, membuat mereka tidak ragu untuk melakukan tindakan ilegal atau berpihak pada cara kekerasan.
Anti-hero adalah memiliki karakteristik yang kompleks dan memiliki celah yang jelas untuk menantang pandangan heroik tradisional yang lebih menjunjung tinggi moral. Anti-hero kerap digerakan dengan motivasi untuk pengakuan pribadi, balas dendam, hingga insting untuk bertahan hidup.
Namun, karakter dengan cacat moral ini bisa mendapatkan gelar sebagai anti-hero jika dia adalah protagonis dalam cerita. Ini mengapa kita menjagokan karakter seperti John Wick, Thomas Shelby dalam “Peaky Blinders”, Eren Yeager dalam “Attack on Titan” dan Amy Dunne dalam “Gone Girl”.
Karakter anti-hero yang berhasil adalah karakter yang dalam konteks hiburan mampu membuat penonton menjagokan protagonis sekalipun mereka mengesampingkan nilai moral untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu karakter anti-hero paling sering kita temukan dalam tontonan bergenre neo-noir.
Anti-villain: Antagonis dengan Tujuan Mulia namun Cara yang Radikal
Trope karakter berikut ini menjadi salah satu yang masih jarang digunakan di mainstream audience. Anti-villain adalah karakter dengan kualitas villainous, namun sebetulnya memiliki tujuan yang mulia sesuai idealismenya sendiri. Karakter anti-villain cenderung menggunakan cara ekstrim dan radikal, dimana biasanya mengesampingkan moral. Namun tujuan akhirnya bukan untuk kehancuran seperti villain.
Ketika villain dikendalikan oleh hawa nafsu akan kekuatan, keserakahan dan meneror untuk menciptakan kekacauan, anti-villain masih memiliki hasrat akan tanggung jawab, melindungi pihak yang mereka peduli hingga dilema mengambil keputusan sulit untuk mencapai sesuatu yang lebih besar. Poin dilema tersebutlah yang menjadi daya tarik utama dari karakter anti-villain. Ketika penonton dibuat dilema juga untuk membela protagonis atau antagonis.
Beberapa contoh karakter dengan kualitas anti-villain adalah Thanos dalam MCU Phase 3. Karena tujuannya adalah mewujudkan keseimbangan populasi di jagat raya agar tidak terjadi kesenjangan sosial.
Masih dari MCU, Killmonger dalam film pertama “Black Panther” juga masuk dalam tim anti-villain karena latar belakang dan motivasinya. Begitu juga Namor pada “Black Panther: Wakanda Forever”, dimana tujuannya dalam melancarkan setiap serangan sebetulnya hanya untuk melindungi kaumnya dari potensi ancaman.
Biasanya label anti-villain disandang oleh karakter antagonis dalam cerita. Villain dan anti-villain memiliki perbedaan yang cukup tipis karena sama-sama tak ragu menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan. Perbedaannya lebih terlihat pada nilai moral dari tujuan akhirnya. Villain murni mendambakan kehancuran, sementara anti-hero tak keberatan dengan kekacauan sebagai bentuk pengorbanan akan tujuan yang lebih besar dan mulia.
Sebetulnya masih banyak spektrum karakter yang masih sulit dipastikan pengkategoriannya. Karena pada definisi moral juga bisa berbeda-berbeda dari sudut pandang penonton. Namun setidaknya, dengan mengetahui perbedaan dari definisi villain, anti-hero dan anti-villain, kita jadi lebih memahami perbedaan peran dan motivasi karakter dalam suatu cerita. Menggunakan VPN online dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman menonton film dengan memberikan akses ke lebih banyak film dan melindungi privasi online kita.