Connect with us
Attack on Titan: The Final Season 3

TV

Attack on Titan: The Final Season 3 (Part 1) Review

Masih jadi anime terbaik saat ini, meski pengalaman menonton mulai kehilangan momentum.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Attack on Titan: The Final Season Part 3 (Part 1) akhirnya rilis juga setelah penantian selama hampir setahun. Anime populer yang diangkat dari manga Hajime Isayama ini sebetulnya telah memasuki ‘The Final Season’ sejak Desember 2020. Manga-nya sendiri sudah tamat pada April 2021.

“Attack on Titan” menjadi shounen anime dengan jarak perilisan per season yang cukup jauh. Anime ini pertama kali rilis pada 2013, membuat anime ini telah mengudara selama 10 tahun dengan ‘The Final Season’ yang dijanjikan akan tuntas pada musim gugur tahun ini.

Berbeda dengan format rilisan ‘The Final Season’ Part 1 dan Part 2 yang mengandung beberapa episode, masing-masing Part 3 dan Part 4 hanya terdiri dari satu episode berdurasi kurang lebih satu jam. Akhir dari Part 2 menjadi intro dari momen Rumbling, rencana pembunuhan massal oleh Eren Yeager demi kebebasan Paradis.

Tidak sejalan dengan paham sahabatnya, Armin, Mikasa, bersama teman-teman Survey Corps dan warrior Marley yang masih tersisa berusaha untuk menghentikan pembantaian yang sedang dilakukan oleh Eren.

Attack on Titan: The Final Season 3

Babak Awal Rumbling yang Megah dan Menegangkan

(Spoiler Alert!) Rumbling menjadi momen puncak dalam “Attack on Titan” yang sudah dinanti-nanti oleh penggemar manga-nya. Banyak yang memiliki ekspektasi tinggi akan kualitas visual dan animasi untuk Attack on Titan: The Final Season Part 3 (Part 1) ini. Part 3 (Part 1) dibuka dengan momen Rumbling yang megah dan berhasil hadirkan nuansa apocalypse dengan dominasi warna merah dan jingga yang panas, Colossal Titan yang massive , menjadi latar belakang visual orang-orang yang berlari dalam kepanikan serta teror.

Momen Rumbling pada ‘The Final Season’ Part 3 ini akan kembali mengingatkan kita pada Season 1 Episode 1 ketika para Titan menyerang Shiganshina setelah bertahun-tahun para penduduk Paradis hidup dalam kedamaian. Momen dimana Eren kehilangan ibunya dan bersumpah untuk melakukan balas dendam. Pada akhirnya, “Attack on Titan” kembali menggaris bawahi arc peradaban manusia melawan Titan.

Selain berhasil mengakselerasi Rumbling dengan animasi yang megah, ada panel-panel ikonik dalam manga-nya yang tetap dipertahankan dan dipresentasikan dengan baik. Salah satunya adalah panel ‘freedom’ Eren yang ikonik.

Attack on Titan: The Final Season 3

Akhir dari Perjuangan Heroik Hange yang Emosional

Berlatar di Odiha, Armin, Mikasa, bersama anggota Survey Corps dan warrior Marley yang tersisa bersiap-siap untuk menghentikan Rumbling. Annie, Falco, Gabi, dan Yelena bertahan di kapal bersama Azumabito. Sementara Armin, Mikasa, Hange, Levi, dan lainnya bersiap untuk terbang dengan pesawat menuju Eren dan menghentikan Rumbling secara langsung. Tiba-tiba muncul Floch yang ternyata masih bertahan dan berhasil membuat lubang pada tangki bensin pesawat sebelum akhirnya dituntaskan oleh Mikasa.

Pesawat pun membutuhkan waktu untuk diperbaiki, namun Rumbling sudah semakin dekat. Hange pun menyerahkan jabatannya sebagai pimpinan Survey Corps pada Armin, kemudian memutuskan untuk melawan Colossal Titan untuk mengulur waktu.

Pertarungan Hange dengan Colossal Titan menjadi momen paling berkesan pada Attack on Titan The Final Season Part 3 (Part 1). Mulai dari animasinya yang dinamis, memperlihatkan aksi terakhir Hange yang tangkas dengan ODM gear. Kemudian ditambah dengan soundtrack dari Mika Kobayashi, ‘Bauklötze’. Momen Hange ini bisa jadi momen pengorbanan dan kematian terbaik sepanjang season dalam “Attack on Titan”.

Pembagian The Final Season yang Berlebihan Semakin Mengganggu Pengalaman Menonton

“Attack on Titan” tak diragukan merupakan anime terbaik dan terpopuler dalam dekade ini. Mulai dari animasi, musik, arahan visual, hingga perkembangan karakter dan ceritanya. Nyaris sempurna dalam berbagai aspek sebagai anime shounen yang memiliki world building skala besar. Kualitas “Attack on Titan” setiap season juga termasuk konsisten kualitasnya. Meski sempat berpindah studio, dari Wit Studio ke MAPPA, seiring berjalan waktu, penggemar juga tidak terlalu sulit untuk beradaptasi dengan desain visual yang telah disesuaikan. Hanya sempat ada penurunan sedikit kualitas pada ‘The Final Season’ Part 1, namun kembali membaik pada Part 2.

Sebetulnya, masalah utama anime ini bukan pada kualitasnya, melainkan sistem perilisannya yang mulai terlihat konyol dengan begitu banyaknya bagian yang dirilis dengan jeda waktu yang cukup jauh. Terutama semenjak ‘The Final Season’ yang dibagi-bagi hingga tiga, serta distribusi episode yang patut dipertanyakan. Entah ini karena faktor komersial dan profit, atau memang studionya yang tidak bisa menyelesaikan ‘The Final Season’ tepat waktu untuk merilis semua episode dalam satu season.

Yang pasti eksekusi perilisan dengan pembagian part ini cukup merusak momentum pada pengalaman menonton. Terkadang ada informasi yang sudah kita lupakan, hingga pengalaman kita dalam memahami emosi yang dialami oleh setiap karakter. Bagi karakter-karakter dalam semesta fiksi ini, semuanya terjadi dalam satu momen dalam jangka waktu dekat. Namun bagi kita penonton, semuanya terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Ibarat sedang menonton ‘The Final Season’, kita kerap mendapatkan interupsi, jadinya antiklimaks.

Part 3 (Part 1) yang dirilis dengan durasi 1 jam mungkin ingin di-treatment seperti “film”. Namun eksekusinya masih terasa sama saja dengan kualitas weekly series. Tidak ada yang terlalu spesial, hanya episode dengan kualitas yang masih sama bagusnya. Ending-nya juga sama seperti format episode series pada umumnya, dimana momentumnya akan terjaga jika saja Part 2 langsung rilis pekan depan. Namun, tidak, “Attack on Titan” kembali meminta kita untuk menunggu satu episode terakhir pada musim gugur 2023.

Jika di luar sana masih ada penikmat anime yang belum kunjung mulai menonton “Attack on Titan”, anime ini masih akan terlihat sebagai anime terbaik jika dinikmati dengan sebagai tontonan marathon.

Hazbin Hotel Hazbin Hotel

Hazbin Hotel Review: Balada Hotel di Neraka

TV

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

Echo Echo

Echo Review: Alaqua Cox Semakin Memikat dan Ikonik sebagai Maya Lopez

TV

Connect