Antihero adalah protagonis dalam film, namun ia tidak memiliki karakteristik heroik konvensional. Masih banyak orang salah memaknai protagonis dan antagonis.
Protagonis adalah pemeran utama, karena sudut pandang film berpihak pada karakter utama. Sementara antagonis adalah karakter yang menjunjung nilai atau prinsip yang bertolak belakang dari protagonis.
Karakter Antihero sendiri masuk dalam sub kategori protagonis, karena konsep dari antihero adalah pemeran utama yang unik karena tidak memiliki penokohan protagonis pada umumnya.
Antihero memang bisa menjadi karakter dengan watak-watak villain, namun karena narasi berpihak pada mereka sebagai pemeran utama, mereka secara teknis tetap menjadi protagonis. Agar lebih mudah memahami konsep dari antihero, berikut sederet karakter antihero terikonik dalam film.
Nightcrawler (2014) – Louis Bloom
Louis Bloom (Jake Gyllenhaal) menyadari bahwa ia bisa menghasilkan uang dengan mengambil dokumentasi dari tempat kejadian perkara. Meski harus menyalahi kode etik maupun mengambil keputusan yang meyimpang dengan moral. “Nightcrawler” menjadi salah satu film yang memiliki protagonis dengan kualitas antihero yang subtle, karena butuh waktu sampai kita melihat sejauh mana Louis Bloom hendak menyalahi kode etik sebagai jurnalis ulung.
Jika dilihat dari sudut pandang profesi jurnalis, apakah seorang jurnalis harus lebih sigap mengabadi peristiwa atau membantu orang yang sedang menjadi korban di TKP? Inilah salah satu trait seorang antihero, berbeda dengan protagonis pada umumnya yang mengutamakan moral, mereka akan melakukan apa pun untuk raih goal-nya.
The Godfather Part II (1974) – Michael Corleone
Bicara tentang karakter antihero terikonik, kita tidak bisa melupakan Michael Corleone (Al Pacino) dari film mafia terbaik, “The Godfather”. Namun film pertama masih memperlihatkan usaha Michael untuk tidak menyerahkan diri pada bisnis keluarga yang ia anggap tidak bermoral. Hingga akhirnya ia menyadari bahwa hal yang paling berharga adalah keluarganya.
Kualitas Michael sebagai antihero lebih terlihat mantap pada “The Godfather Part II”, dimana ia telah mengambil posisi sebagai pimpinan keluarga Corleone dan bisnisnya. Dibandingkan dengan ayahnya, Vito Corleone (Marlon Brando), Michael lebih dingin dan kejam untuk mempertahankan keluarga sekaligus sindikat mafianya.
Scarface (1983) – Tony Montana
Al Pacino kembali bermain sebagai mafia protagonis dalam “Scarface”. Ia berperan sebagai Tony Montana, bersama dengan temannya, Manny (Steven Bauer), ia merintis sindikat obat terlarang di Miami yang sukses. Namun, ketika sindikatnya semakin sukses dan besar, Tony mulai ditelan oleh ego yang pada akhirnya mengancam kerajaannya sendiri. Karakter mafia menjadi salah satu contoh sempurna untuk memahami definisi antihero.
Karakter seperti Tony Montana dan Michael Corleone membangun sindikat mafia bukan karena mereka memiliki motivasi yang dasarnya jahat. Mereka hanya ingin menjaga kemakmuran keluarga mereka, sayangnya dengan cara yang salah, kemudian menjadi jahat dalam prosesnya.
John Wick Series – John Wick
Pembunuh bayaran kelas kakap John Wick yang dibintangi oleh Keanu Reeves tentu saja masuk dalam kategori karakter antihero terikonik. Sekalipun John Wick telah membunuh banyak orang demi uang, penonton tidak akan pernah berhenti mendukung antihero satu ini.
Hal ini karena film neo-noir memang identik dengan romantisme karakter villainous sebagai protagonis. Namun John Wick memiliki aturan mainnya sendiri, ia memiliki “aturan” untuk diikuti, yang bisa disebut sebagai “kode”, namun kode tidak sama dengan moral, dan John Wick tidak berpihak pada moral.
Pulp Fiction (1994) – Jules Winnfield & Butch Coolidge
“Pulp Fiction” merupakan film drama kriminal ikonik dari Quentin Tarantino. Tidak memiliki eksekusi plot dan naskah yang konvensional, film ini terbentuk dari berbagai peristiwa kriminal di Los Angeles. Mulai dari pembunuh bayaran, mafia, pasangan perampok, hingga petinju yang bertarung demi uang.
Film ini tidak memiliki satu pemeran utama yang pasti, namun karakter seperti Jules Winnfield (Samuel L. Jackson) dan Butch Coolidge (Bruce Willis) sangat memenuhi karakteristik dari karakter antihero.
V for Vendetta (2005) – V
“V for Vendetta” juga menjadi film yang memiliki karakter antihero sempurna sebagai contoh. Berlatar pada masa depan di Inggris, partai politik dengan ideologi fasisme menguasai negara, membuat masyarakat mengalami penindasan. V (Hugo Weaving) menjadi sosok “pahlawan” mengenakan kostum dan topeng khas yang menjadi simbol anarkisme dan pemberontakan pada sistem yang bobrok.
V bukan pahlawan konvensional, ia memilih jalan kekerasan karena sistem tidak memberi ruang pada usaha baik dan kenaifan, meski pada akhirnya jalan yang dipilih oleh V adalah cara yang menyalahi moral.
Joker (2019) – Arthur Fleck
Joker selalu menjadi sosok antagonis villain dalam film-film Batman. Namun, ketika Todd Phillips memutuskan untuk membuat film yang berpihak pada Joker sebagai protagonis, maka ia berubah menjadi karakter antihero dalam “Joker”. Diceritakan Arthur Fleck (Joaquin Phoenix) adalah badut panggilan yang menjadi korban dalam kebobrokan sistem Gotham City.
“Joker” hendak menunjukan bagaimana kemiskinan dan keterlantaran adalah induk dari kejahatan. Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Arthur untuk berakhir di jalan yang salah, namun menurut moral pada umumnya, membunuh dan menyebar teror tetap saja tidak dibenarkan.
American Psycho (2000) – Patrick Bateman
Terkadang, antihero juga bisa saja tak lebih dari seseorang dengan kecenderungan psikopat. Apa yang tidak dimiliki oleh Patrick Bateman (Christian Bale)? Ia adalah banker sukses, rupawan, bergelimang harga, dan memiliki kekasih berkelas seperti pria sukses dalam kehidupan pada umumnya. “American Psycho” pada dasarnya adalah sajian komedi satir dari ‘pria kulit putih sukses’ di Amerika pada umumnya.
Kemudian diberi twist konten-konten kontroversial seperti misogini, sadisme, dan narsisme pada karakteristik Patrick Bateman yang membuatnya menjadi contoh antihero yang sama sekali tidak punya kualitas baik. Namun bagaimana pun juga, ia tetap protagonis dalam kisahnya sendiri.
Promising Young Woman (2020) – Cassie
“Promising Young Woman” merupakan film dengan karakter antihero wanita yang menarik. Cassie dihantui oleh kematian sahabatnya karena pelecehan seksual. Tidak melanjutkan studi kedokterannya, Cassie memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya untuk memberi pelajaran pada pria-pria hidung belang. “Promising Young Woman” adalah film yang mengangkat topik MeToo dengan perspektif yang lebih ekstrim.
Sakit hati dan luka yang dialami oleh korban pelecehan seksual tidak akan pernah benar-benar sembuh. Bagaimana jika ada karakter yang tidak peduli dengan moral dan berani melakukan apapun untuk menghancurkan hidup orang lain demi balas dendam?
Gone Girl (2014) – Amy Dunne
Mungkin masih banyak dari kita yang menganggap bahwa Amy Dunne (Rosamund Pike) adalah villain dalam “Gone Girl”. Amy Dunne memiliki kualitas sebagai karakter antihero ketika kita mau memahami cerita dari sudut pandangnya. Siapa yang tidak sakit hati setelah melihat suaminya sendiri selingkuh? Amy merasa perceraian bahkan tak mampu menebus kesalahan yang dibuat oleh suaminya (Ben Affleck).
Karakter seperti Amy Dunne adalah korban yang memutuskan tidak berakhir sebagai korban saja, ia mempunyai kemampuan lebih untuk balas dendam. Karena tak sedikit karakter jahat pada akhirnya adalah korban yang kisahnya belum terungkap.