“House of the Dragon” episode 6 akhirnya hadir dengan tajuk ‘The Princess and the Queen’. Melalui judul tersebut, timbul asumsi bahwa momen kali akan menjadi pembukaan bagi pertentangan antara Rhaenyra dan Alicent.
Jika pada episode 3 kita mengalami lompatan waktu selama 3 tahun, episode 6 mengalami lompatan waktu yang lebih jauh lagi, hingga 10 tahun. Hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi penulis naskah. Mampu mereka mempertahankan konsistensi cerita? Mampukah aktor baru menjadi versi dewasa dengan kualitas akting yang serupa?
Episode ini menjadi penampilan perdana bagi dua aktris yang sangat diantisipasi. Emma D’Arcy berperan sebagai Rhaenyra Targaryen, Olivia Cooke berperan sebagai Alicent Hightower yang kini sudah semakin matang sebagai sosok ibu, istri, dan ratu. Kita juga kedatangan karakter-karakter baru dari generasi baru anak-anak yang meramaikan Red Keep.
Kalau bicara kualitas akting dan produksi, “House of the Dragon” episode 6 masih memiliki presentasi yang sangat bagus. Namun, ada banyak kekurangan dalam episode kali ini jika dibandingkan dengan kelima episode sebelumnya.
Posisi Rhaenyra yang Semakin Terpuruk di King’s Landing
(Spoiler Alert!) HOTD episode 6 dibuka dengan momen Rhaenyra melahirkan anak ketiganya, Joffrey. Penampilan akting yang berkesan bagi Emma D’Arcy dalam adegan perdananya. Namun, Ia tidak tampil sebagai putri Targaryen yang kuat seperti yang kita lihat semasa mudanya.
Muncul rumor bahwa anak-anaknya adalah anak haram karena tidak memiliki rambut dan fisik seperti keturunan Valyria. Rumor ini sangat menyudutkan statusnya sebagai pewaris tahta di lingkungan Red Keep serta menjadi bara yang cukup memulai api kebencian pada Alicent. Hal ini hanya memperkuat keyakinan yang diturunkan oleh ayahnya (Otto Hightower), bahwa Aegon ‘lah yang lebih berhak mengklaim posisi sebagai penerus Iron Throne.
Posisi Rhaenyra memiliki banyak faktor yang membuatnya rapuh. Mulai dari terpilih sebagai penerus tahta karena Baelon meninggal. Kemudian kembali dipertanyakan ketika Aegon lahir. Kini semakin terpojok dengan rumor tentang anak-anaknya. Butuh 10 tahun untuk membuat Rhaenyra memutuskan untuk akhirnya pindah ke Dragonstone bersama keluarga intinya.
Alicent Telah Berubah Menjadi Sosok Ibu Tiri yang Sesungguhnya
Sementara Alicent telah menjadi sosok ratu dan ibu tiri yang tak ragu lagi menunjukan ketidakberpihakan pada Rhaenyra. Perubahan karakter Alicent dari Emily Carey ke Olivia Cooke terasa sangat drastis. Bisa dipahami dalam selang 10 tahun, Alicent pasti telah mengalami banyak perkembangan. Ia juga telah melihat Rhaenyra melahirkan dua kali dengan anak-anak yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dimana isu tentang ‘kehormatan’ Rhaenyra menjadi satu-satunya sumber kebenciannya pada mantan sahabatnya ini.
Namun perkembangan karakter Alicent yang drastis ini membuat kita melihat dua karakter yang berbeda. Bukan versi dewasa dari Alicent. Ketidak acuhan Alicent pada anak-anaknya sudah terlihat sejak lima episode sebelumnya. Entah itulah sosok ibu yang akan disandang oleh Alicent sepanjang HOTD ini, atau sebetulnya Alicent menyayangi anak-anaknya?
Banyak yang membandingkan Alicent dengan Cersei Lannister dari Game of Thrones. Namun kita semua pasti ingat betapa sayangnya Cersei pada ketiga anaknya. Ia memanjakan anak-anaknya dan selalu membela mereka karena dibutakan kasih sayang ibu.
Kesan pertama Alicent pada episode kali adalah; Ia membenci Rhaenyra dan Ia ingin anaknya naik tahta karena termakan perkataan ayahnya di masa lalu. Kini Ia memberikan doktrin dan ketakutan yang sama pada putranya, Aegon. Kita belum melihat Alicent sebagai sosok ibu yang penyayang pada ketiga anaknya.
Berbagai Plot Hole dan Hubungan Instan
Kembali ke episode sebelumnya, Ser Criston Cole telah melakukan pembunuhan pada kekasih Laenor, Joffrey Lonmouth. Di depan banyak orang dan telah membuat kacau pernikahan Rhaenyra, putri raja, pewaris Iron Throne. Apakah tidak ada konsekuensi akan kekacauan besar yang telah Ia timbulkan tersebut?
Hal ini plot hole pertama dalam perkembangan cerita “House of the Dragon”. Karena kalau berdasarkan materi sumbernya, Ser Criston menghajar Joffrey dalam tournamen (bagian dalam perayaan Royal Wedding). Kemudian Ia meninggal dalam selang waktu beberapa hari. Skenario tersebut baru masuk akal jika Ser Criston bisa mempertahankan posisinya di Red Keep sebagai ksatria.
Ada banyak perkembangan hubungan antara karakter yang juga terasa instan. Pertama hubungan Ser Harwin dengan Rhaenyra, yang rumornya menjalin hubungan terlarang. Padahal kita hanya melihat keduanya bersinggungan beberapa kali sebelum episode 6. Tidak seperti interaksi Ser Criston dan Rhaenyra yang lebih kentara. Penulis naskah juga tidak menunggu lama untuk mengakhiri hubungan mereka dalam episode perdana Rhaenyra dewasa ini.
Berikutnya ada Daemon dan Laena Velaryon yang berakhir menjadi pasangan suami istri. Keduanya telah dikaruniai dua putri dan Laena juga sedang mengandung dalam kunjungan mereka di Pentos. Meski sekilas saja, kali ini kita diperlihatkan sisi lain dari Daemon yang tampaknya menyayangi Laena dan kedua putri mereka. Padahal, sebelumnya kita melihat bagaimana Ia merendahkan istri pelacurnya dan membunuh Rhea Royce istri sah pertamanya. Lantas apa yang membuatnya tiba-tiba menjadi suami yang baik untuk Laena? Ini juga menjadi perkembangan karakter dan hubungan yang instan dalam plot Daemon.
Jadi seakan, penulis ingin segera membuat Rhaenyra dan Daemon memiliki alasan untuk bersama kembali. Sebetulnya plot Rhaenyra dan Daemon yang saling mencintai tidak ada salahnya, hanya saja pada titik ini jadi terlihat terlalu bias dengan perkembangan yang dipercepat.
Pada akhirnya, “House of the Dragon” episode 6 menjadi episode dengan banyak agenda, namun terasa terburu-buru dan menghasilkan cukup banyak plot hole. Tak cukup melakukan lompatan latar waktu selama 10 tahun, episode ini pun juga terasa sebagai lompatan lagi. Rhaenyra pindah ke Dragonstone, Laena meninggal ketika bersalin, membuat Daemon akan kembali ke Westeros. Kemudian Ser Harwin dan ayahnya yang dibunuh, serta keberpihakan ekstrim Larys pada Alicent.
Sepertinya penulis memang sudah tidak sabar membawa kekalutan dengan pedang dan naga menuju episode selanjutnya. Kembali disutradarai oleh Miguel Sapochink, seharusnya episode ini bisa mendapatkan eksekusi yang padat dan jelas seperti episode pilot “House of the Dragon” yang sukses besar.
House of the Dragon (Episode Pilot) Review: The Heirs of the Dragon
House of the Dragon (Episode 2) Review: The Rogue Prince
House of the Dragon (Episode 3) Review: Second of His Name
House of the Dragon (Episode 4) Review: King of the Narrow Sea