Connect with us
Bombay Bicycle Club
Photo Cr. Tom Oxley

Entertainment

Bombay Bicycle Club Interview: Refleksi Perkembangan Musik Melalui Masa

Ed Nash berbagi kisah serta refleksi perjalanan dan perkembangan musik Bombay Bicycle Club.

Bombay Bicycle Club (BBC) akan kembali ke Indonesia setelah 12 tahun, kali ini sebagai headliner untuk Joyland Festival 2024 yang akan berlangsung pada 22 hingga 24 November di Senayan, Jakarta. Unit asal North London yang beranggotakan Jack Steadman, Suren de Saram, Jamie MacColl, dan Ed Nash ini dijadwalkan tampil pada Minggu, 24 November.

Menjelang festival musik yang antisipatif ini, Cultura mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan bassist, Ed Nash di North London melalui videocall (4/11) Mulai dari membicarakan proses kreatif dari album mereka “My Big Day” (2023) serta perkembangan musik BBC secara keseluruhan.

Ed Nash juga merefleksikan perjalanan menyentuh mereka, memulai band di masa remaja, berlatih di rumah mereka, hingga menuju panggung internasional.

Bisa ceritakan tentang proses kreatif album terbaru kalian? Apa inspirasi terbesar dari musik yang telah kalian ciptakan selama ini?

Saya pikir proses kreatif intinya tetap sama untuk setiap album. Jack, vokalis kami, biasanya memulai dengan ide dasar, yang kemudian kami kembangkan bersama-sama sebagai band. Kami menyempurnakan ide-ide ini melalui berbagai studio rekaman hingga mencapai bentuk finalnya. Ini adalah proses yang panjang, tetapi kami sudah terbiasa dengannya.

Namun, yang membedakan album ini adalah jumlah artis yang tampil lebih banyak. Kami berkolaborasi dengan lima artis di luar band, yang jauh lebih banyak dari album-album kami sebelumnya. Kolaborasi ini menjadi inspirasi untuk rekaman ini, baik melalui musik mereka maupun keterlibatan langsung mereka dalam membentuk suara lagu-lagu. Kami beruntung dapat bekerja sama dengan artis-artis yang musiknya kami kagumi dan kontribusi mereka telah memperkaya karya kami sendiri.

Kita menyukai lagu kalian bersama Chaka Khan (Tekken 2)

Tentu saja, dia (Chaka Khan) adalah legenda disco, dan memintanya untuk berkolaborasi telah mengangkat lagu tersebut (Tekken 2) ke level autentik dan unik yang tidak akan tercapai tanpanya. Inilah yang membuat proyek ini benar-benar meningkat, dengan melibatkan orang-orang di luar (band).

Bagaimana musik BBC telah berkembang sejak album pertama hingga saat ini? Apa ada perbedaan signifikan pada pendekatan kalian dalam menciptakan musik?

Saya pikir sounds kami telah berkembang secara signifikan. Ketika kami memulai, hanya ada dua gitar, bass, dan drum. Kami bermain di basement dan semacamnya. Sekarang, sounds kami menjadi lebih elektronik dan pop-oriented. Kami telah mengurangi bagian instrumental dan lebih fokus pada lagu-lagu pop yang kuat.

Ini mencerminkan pendekatan kami dalam menulis lagu. Kami lebih sadar dalam proses penulisan kami, mempertimbangkan berbagai elemen, daripada hanya jamming dan menciptakan musik gitar yang berisik. Pengetahuan dan pengalaman kami dalam produksi musik dan penulisan lagu juga telah tumbuh secara signifikan.

Kalian dikenal dalam menggabungkan berbagai genre dan elemen-elemen musikal yang berbeda. Bagaimana kalian memutuskan arah musikal dalam setiap album?

Saya pikir kami tidak (pernah) benar-benar memutuskan. Kami hanya mendiskusikan berbagai ide, teapi pada akhirnya, musik itu sendiri yang menentukan arahnya. Kami duduk untuk menulis lagu tanpa tahu ke mana arahnya.

Kami mungkin memulai dengan riff gitar dan kemudian menyadari bahwa itu akan terdengar bagus dengan synth elektronik, semacamnya. Lagu tersebut kemudian berevolusi menjadi sesuatu yang berbeda. Kami hanya mengikuti sounds dan apa yang terasa tepat. Tidak banyak perencanaan yang terlibat, ini lebih tentang mempercayai proses kreatif.

Dari semua album yang sudah kalian rilis, apa ada lagu yang memiliki makna special secara personal?

Ada lagu yang berjudul “Lights Out, Words Gone”, yang dirilis pada 2011. Lagu ini sudah lama, tetapi mengingatkan saya pada masa-masa ketika kami masih muda dan band kami masih baru.

Jelas bahwa band ini tumbuh dengan cepat, baik dalam hal basis penggemar maupun skala tur kami. Sounds kami juga telah berkembang dan menjadi sesuatu yang baru, dimana sangat menyenangkan bagi saya. Mungkin terdengar klise, tapi rasanya seperti itulah perasaanmu di usia tersebut, bukan?

Kau berkembang dan segalanya menjadi semakin besar dan semakin bersemangat. Dunianya berkembang, dan saya berpikir bagaimana lagu ini mampu merangkum perkembangan kami sebagai manusia maupun dalam band secara musikal. Karena kita semua berhenti menjadi remaja, kemudian menjadi orang dewasa. Saya rasa ini selalu penting. Ada perubahan yang juga memberikan dampak pada band kami.

Bagaimana kalian melihat pengaruh musisi dan band lain terhadap perkembangan musik kalian?

Sebelumnya, saya pikir pada awalnya kita semua juga penggemar musik. Kita semua mendengarkan musik dan kita selalu meminjam dan mengadaptasi ide dari musik yang kita dengarkan.

Saya pikir jika Jack tidak mendengarkan hip-hop dan banyak musik elektronik ketika kita memulai band, hal tersebut juga akan mengubah musik kita.

Ketika memulai, kita mendengarkan banyak musik dengan gitar, serta musik pada masanya seperti The Strokes, The Libertines, dan berbagai band indie lainnya. Kemudian terpengaruh dengan musik yang sesuai dengan minat kita dan membuatnya berbeda.

Apa pandangan kalian tentang industri musik saat ini, khususnya dengan perkembangan teknologi dan streaming platform?

Kami sebetulnya juga termasuk band yang debut bersamaan dengan berkembangnya teknologi dan bagi kami hal tersebut sudah sangat membantu kami. Kita memulai dari Myspace, dari situ juga fanbase kita terbentuk. Kemudian melalui Twitter, Instagram, dan Facebook. Tanpanya, kita tidak akan mendapatkan fanbase seperti sekarang.

Dan TikTok?

Tentu saja, itu yang terbaru. Namun kita tidak terlalu mahir dengan TikTok. Namun begitulah cara untuk berhubungan dengan para penggemar. Saya pikir kita memiliki fanbase yang lebih baik dan lebih besar berkat teknologi. Contohnya juga, kita bisa melakukan wawancara ini, yang mana hampir tidak mungkin jika 30 tahun yang lalu. Tentu saja ini telah sangat menguntungkan band kami.

Spotify juga hal yang bagus. Bagaimana kita bisa mengakses musik dengan mudah saat ini. Namun satu-satunya kelemahannya adalah finansial. Karena para musisi mengalami pengurangan penghasilan sejak 20 tahun yang lalu karena masalah ini.

Namun saya tidak terlalu berpikir ini adalah hal yang buruk. Karena ada cukup banyak sisi postif, terutama skala koneksi dan penemuan yang bisa dilakukan dengan teknologi telah sangat mengagumkan.

Apa ada momen paling dikenang yang telah terjadi ketika sedang tampil di panggung, baik ketika gig kecil hingga panggung besar?

Tentu saja ada banyak kenangan. Namun kenangan pertama yang muncul adalah ketika kita manggung di North London, Ally Pally (Alexandra Palace), yang jaraknya hanya 5 menit dari rumah saya. Dimana sangat menakjubkan karena dari situlah asal kami.

Kalian bisa melihat venue tersebut dari basement di mana kita mulai band ini dan berlatih. Bagi kami, saat itu adalah hal yang penting bagi kami. Semua seperti telah menjadi satu, kembali ke awal.

Tiba-tiba, kita bermain musik di tempat dimana kita memulainya. Namun kali ini dengan lebih banyak orang. Membuatmu berpikir bahwa itu seperti membawa semuanya kembali ke perspektif.

Apa kalian bersemangat untuk datang ke Jakarta?

Tentu saja, kami sangat sangat bersemangat untuk tampil di Jakarta.

Apa ada persiapan khusus sebelum kalian akan tampil di Joyland Festival 2024? Sedang hujan dan jalan akan macet di sini, udaranya juga sedang panas.

Kami terbiasa dengan hujan dan jalanan yang macet di sini. Namun udara panas adalah hal baru. Mungkin kita akan lebih mempersiapkan diri untuk hal tersebut.

Kami akan membawakan mungkin 15 atau 16 lagu, saya kurang yakin tepatnya.

Apa harapanmu untuk masa depan Bombay Bicycle Club selanjutnya? Apa ada goal atau mimpi tertentu yang masih ingin kalian capai?

Ini mungkin terdengar biasa, namun saya sangat ingin bermain dan tampil di seluruh penjuru dunia. Jika kami bisa terus melakukan hal tersebut, saya akan sangat bahagia.

Saya sangat bersemangat untuk tampil di Jakarta dan sangat jauh dari rumah, serta berkumpul dengan orang-orang yang mendengarkan musik dari band yang telah kami mulai semenjak remaja. Hal ini sangat berharga dan menyenangkan bagi saya.

Interviewer: Adisti Visca

Beabadoobee Beabadoobee

Beabadoobee: This Is How Tomorrow Moves Album Review

Music

Phantom Siita: Girlhood Memories Phantom Siita: Girlhood Memories

Phantom Siita: Girlhood Memories Album Review

Music

The Penguin Soundtrack The Penguin Soundtrack

The Penguin Soundtrack: Playlist Curated by Cultura

Cultura Lists

Flip Top Head 'Up Like A Weather Balloon' Review Flip Top Head 'Up Like A Weather Balloon' Review

Flip Top Head ‘Up Like A Weather Balloon’ Review

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect