Connect with us
Ex Machina

Cultura Lists

10 Film yang Bikin Penonton Merasakan Krisis Eksistensi

Tentang filosofi penciptaan hingga perkembangan peradaban manusia.

Peradaban manusia telah berkembang pesat dengan segala teknologinya. Tak hanya melalui ilmu pengetahuan pasti, imajinasi manusia dalam mengeksplorasi filosofi kehidupan, kemanusian, hingga penciptaan telah membawa kita ke berbagai pemahaman akan makna kehidupan. Ketika berbicara tentang kehidupan dan keberadaan kita di dunia ini dengan kesadarannya, terkadang kita kerap tenggelam dalam krisis eksistensi.

Mempertanyakan misteri kehidupan, terutama keberadaan manusia di alam semesta. Banyak sutradara mengeksplorasi isu krisis eksistensi ke dalam film mereka. Mulai dari film sci-fi yang heavy fantasy, atau sekadar film drama kehidupan dengan muatan moral dan filosofi.

Berikut sederet film yang akan membuat penontonnya mengalami krisis eksistensi, atau justru mendapatkan pengalaman baru menarik dalam memahami kehidupan.

Blade Runner 2049 (2017)

K (Ryan Gosling) adalah agen kepolisian Los Angeles menemukan informasi yang mampu menimbulkan kekacauan di komunitas replicant, seperti dirinya. Ia pun ditugaskan untuk menemukan mantan blade runner yang sudah menghilang selama lebih dari tiga dekade. Namun, seiring penelusurannya pada sosok misterius tersebut, K juga menemukan hal yang mampu mengubah kehidupannya selamanya sebagai replicant.

“Blade Runner 2049” bukan film sci-fi action yang akan memenuhi banyak ekspektasi orang akan film laga  dengan robot penuh ledakan. Meski latarnya heavy fantasy, film Denis Villeneuve ini  menjadi film yang sarat akan isu kemanusian. Mempertanyakan apa yang membuat manusia adalah manusia ketika replicant juga bisa menjunjung kemanusian.

Ex Machina (2014)

“Ex Machina” bisa jadi film yang mengangkat teori penciptaan robot menyerupai manusia dengan mengandalkan A.I. (kecerdasaan buatan). Caleb (Domhnall Gleeson) adalah pegawai terpilih yang diundang ke properti pribadi bosnya, Nathan (Oscar Isaac). Nathan sedang mengembangkan project rahasia, Ava (Alicia Vikander) robot wanita yang ditargetkan memiliki kemampuan berkomunikasi dan kesadaran seperti manusia. Caleb hadir untuk melakukan turing test pada Ava.

Dialog antara Caleb dengan Nathan kerap menyinggung tentang filosofi penciptaan manusia oleh Tuhan. Menciptakan Ava bisa menjadi awal dari pencapaian umat manusia dalam menciptakan sesuatu yang spesial dan menyamai Tuhan.

Never Let Me Go (2010)

Kathy (Carey Mulligan), Tommy (Andrew Garfield), dan Ruth (Keira Knightley) adalah tiga sahabat yang tumbuh besar bersama di Hailsham, sekolah asrama. Seperti manusia pada umumnya, mereka bertiga saling menjalin perteman, bahkan memadu kasih. Namun, ketika mereka yakin dengan perasaan mereka dan ingin menentukan masa depannya sendiri, mereka dihantam dengan takdir yang mengecewakan.

“Never Let Me Go” merupakan film drama yang mengandung pembahasan tentang free will melawan takdir. Dalam hidup ini ada yang percaya bahwa takdir kita sudah ditulis oleh Tuhan sejak lahir. Namun tak sedikit pula dari kita percaya bahwa kita punya kebebasan dalam menentukan jalan hidup kita.

Children of Men (2006)

Pada 2027, sudah sejak 18 tahun manusia kehilangan fertilitasnya untuk melakukan repoduksi dan sedang diambang kepunahan. Harapan muncul ketika seorang wanita secara menakjubkan akhirnya mengandung bayi. Theo (Olive Owen) bertugas untuk melindungi wanita tersebut agar tetap aman.

“Children of Men” merupakan film distopia yang angkat isu kepunahan pada manusia. Namun dalam keterpurukan, film ini memiliki perkembangan cerita yang hendak memberikan harapan dan kepercayaan akan umat manusia.

She Dies Tomorrow (2020)

“She Dies Tomorrow” bisa jadi film yang bikin depresi penontonnya, mengangkat isu seputar kematian dan krisis eksistensi. Setelah kembali dari liburan bersama kekasihnya, Amy (Kate Lyn Sheil) terlihat mengalami depresi berat dan mengatakan pada temannya bahwa ia akan mati besok. Hingga akhirnya paranoia Amy akan kematian menular pada temannya tersebut, kemudian pada setiap orang di kota.

Film ini memiliki konsep akan krisis eksistensi sebagai ‘virus’ yang mampu ditularkan pada orang lain. Ketika Amy bercerita tentang kematian pada temannya tersebut, secara tidak langsung ketakutan tersebut juga menjadi beban pikiran orang yang mendengarnya. Karena pada akhirnya kita semua manusia akan meninggal, dan terkadang kita kerap memikirkan hal tersebut di tengah lamunan atau malam dengan insomnia.

The Truman Show (1998)

Mengapa kita hanya bisa merasakan kesadaran akan diri kita sendiri? Seakan kita satu-satunya manusia di kehidupan ini dan yang lain hanya karakter pendukung saja. Bagi Truman Burbank (Jim Carrey) ia memang manusia yang selama ini tinggal dalam simulasi dan ia adalah pemeran utamanya.

Truman adalah seorang salesman yang mulai menyadari bahwa hidupnya adalah acara televisi selama ini. Keluarga, kenalan, dan orang-orang disekitarnya hanya aktor yang memainkan peran. Semakin menyadari akan keberadaannya, ia pun mencari jalan keluar untuk kabur ke kehidupan yang sesungguhnya.

The Matrix (1999)

Satu lagi film yang akan membuat kita mempertanyakan realita adalah “The Matrix”. Apakah kehidupan adalah realita yang sesungguhnya? Thomas Anderson (Keanu Reeves) adalah seorang programmer, hingga suatu hari ia didatangi oleh sosok pria misterius yang menyadarkannya pada realita sesungguhnya. Bahwa seluruh umat manusia sedang terjebak dalam simulasi kehidupan yang disebut ‘Matrix’.

Meskipun film ini lebih didominasi dengan plot laga dan aksi yang memicu adrenalin, “The Matrix” juga telah menimbulkan diskusi menarik; apakah kita lebih memilih untuk hidup dalam sistem yang nyaman sekalipun itu hanya ilusi, atau mengetahui kebenaran dan terjun dalam perang untuk merebut kehidupan yang harusnya kita miliki tanpa ilusi?

Everything Everywhere All at Once (2022)

Pemenang Best Picture Oscar 2023, “Everything Everywhere All at Once” (EEAAO) juga menjadi film yang akan membuat kita mengeksplorasi makna sesungguhnya dari kehidupan.

Evelyn (Michelle Yeoh) adalah seorang istri sekaligus ibu yang hidupnya hanya diisi dengan tagihan dan pajak. Ketika sedang merasa terpojok dengan nasibnya yang malang, Evelyn malah ditakdirkan untuk menghentikan sosok berbahaya yang mampu menghancurkan stabilitas multiverse di kehidupannya.

Meski pun plotnya cukup rumit dan bikin bingung, EEAAO intisarinya adalah membahas kehidupan, nihilisme melawan eksistensialisme. Bahwa kehidupan bisa menjadi ‘segalanya’ atau sebaliknya ‘tidak berarti apa-apa’.

Don’t Look Up (2021)

“Don’t Look Up” merupakan film dengan topik apocalypse. Dua ilmuwan astronomi menemukan fakta bahwa akan ada komet besar yang akan menghantam Bumi dan berpotensi menjadi akhir dari kehidupan di planet mereka. Keduanya kemudian mengalami kesulitan untuk meyakinkan pemerintah untuk mengantisipasi peristiwa ini. “Don’t Look Up” menjadi film yang hendak memperlihatkan sifat bebal pada manusia, bagaimana sifat tersebut mampu menjadi akhir dari peradaban kita sendiri.

Kita manusia hanya bisa mengeksploitasi dan menghancurkan apapun yang kita sentuh, demi profit. Keseluruhan plot dalam film ini membuat kita berpikir, apa hal paling bijak yang sebenarnya patut kita lakukan ketika akhir dunia sudah bisa dipastikan?

White Noise (2022)

Menjadi film paling eksperimental dari Noah Baumbach, “White Noise” bercerita tentang keluarga di Ohio yang berusaha menyelamat diri ketika terjadi fenomena penyebaran gas beracun mencemari udara. Sekilas film ini tampak seperti film survival apocalypse. namun ada banyak topik yang diangkat dalam naskahnya.

Menonton “White Noise” kita akan merasakan sensasi melompati genre demi genre sepanjang plot. Awalnya kita melihat film ini sebagai komedi keluarga 80an, kemudian epic apocalypse, lalu horror, thriller, hingga problematika dalam pernikahan. Ada pula pembahasan seputar cinta, kehidupan, dan kematian, membawa kita pada perjalanan krisis eksistensi yang cukup gelap.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di Indonesia

Entertainment

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect