Connect with us

Entertainment

Isu Kemanusian dalam Blade Runner 2049

Memaknai definisi menjadi manusia melalui perspektif K.

“Blade Runner 2049” merupakan film sci-fi arahan sutradara terbaik saat ini, Denis Villeneuve. Film yang rilis pada 2017 ini merupakan sekuel dari film sci-fi klasik, “Blade Runner” karya sutradara Ridley Scott pada 1982.

Meski masuk dalam kategori sekuel dan masih melanjutkan latar cerita originalnya, kita tidak diharuskan untuk menonton film pertamanya jika sudah tak sabar melihat aksi Ryan Gosling sebagai K, replicant (semacam humanoid dengan kesadaran tingkat tinggi) yang bekerja untuk Los Angeles Police Department (L.A.P.D). Menemukan rahasia yang dapat memicu kekalutan, K ditugaskan untuk menemukan seorang mantan blade runner yang telah menghilang selama tiga dekade.

“Blade Runner 2049” merupakan film neo-noir terbaik Denis Villeneuve. Bahkan jika dibandingkan dengan film epic-nya yang lain seperti “Arrival” (2016) dan “Dune” (2021), film bertema cyberpunk ini masih unggul dalam berbagai aspek. Mulai dari sinematografinya, musik oleh Hans Zimmer, hingga efek visual yang over the top.

Bagi kita yang memiliki ekspektasi film sci-fi futuristik penuh adegan aksi dan ledakan berfase cepat, mungkin akan butuh waktu untuk mengapresiasi makna cerita yang sebetulnya terkandung dalam kisah K di “Blade Runner 2049”.

Film sekuel ini tidak memiliki visi untuk menciptakan franchise semesta sci-fi baru untuk dijadikan komoditas. This is classic cinema. Dengan K sebagai protagonis, ada isu kemanusian dan krisis identitas yang hendak dieksplorasi dalam petualangan protagonis kita kali ini. Membuat film ini menjadi karya tunggal, dalam segi cerita. Satu paket film berkualitas tinggi dalam segi produksi maupun pengembangan naskahnya.

Blade Runner 2049

Cr. Warner Bros.

Ringkasan & Penjelasan Plot Blade Runner 2049

(Spoiler Alert!) K adalah replicant model Nexus-9, yang bekerja untuk L.A.P.D sebagai blade runner, untuk memburu blade runner lainnya yang memberontak dan dalam persembunyian. Suatu hari, ia menemukan replicant Nexus-8, Sapper Morton (Dave Bautista) dan membunuhnya. K menemukan kapsul yang terkubur di tempat tinggal Morton. Kapsul tersebut ternyata menyimpan tulang belulang yang teridentifikasi sebagai replicant perempuan yang meninggal dalam prosedur melahirkan section-c. Hal ini menjadi penemuan tidak biasa; bahwa replicant ternyata bisa bereproduksi secara biologis. Informasi ini dianggap mampu memecah perang antara umat manusia dan replicant oleh L.A.P.D.

K akhirnya mendapatkan misi baru untuk menemukan anak replicant tersebut dan memusnahkan kebenaran selamanya. Untuk menemukan targetnya, K melakukan investigasi. Ia akhirnya menemukan pasangan dari replicant perempuan tersebut,  Rick Deckard (Harrison Ford), mantan blade runner yang telah menghilang selama 30 tahun.

Sejak petunjuk awal di area penguburan jenazah replicant perempuan tersebut, K menemukan tanda yang men-trigger ingatannya. Tentang seorang anak kecil dengan mainan kuda kayunya, ia berlari dari sekelompok anak lain yang hendak merenggut mainannya tersebut. Kemudian menyembunyikannya dalam tempat pembakaran dan berpura-pura telah membakar mainannya agar tidak dikejar lagi oleh anak-anak lainnya. K juga menceritakan ingatan ini pada pimpinannya, Letnan Joshi (Robin Wright).

Namun K menambahkan bahwa replicant sepertinya tidak pernah lahir sebagai anak-anak. Memori akan masa kecil yang ia miliki hanyalah implan yang didesain oleh Wallace Corporation (perusahaan penghasil replicant). Hingga seiring perjalanan dalam misi ini, K semakin mulai merasa bahwa memori tersebut adalah kenyataan.

Kebenaran tersebut diafirmasi ketika ia bertanya pada Ana Stelline (Carla Juri), desainer implan memori yang dikurung oleh Wallace Corporation. Menggunakan memori nyata adalah ilegal. Ana pun memastikan bahwa ingatan yang dimiliki oleh K adalah kenyataan. Pada titik ini, K semakin yakin bahwa ia adalah anak dari replicant yang terkubur dan Rick Deckard. Bahwa ia semakin dekat dengan jati diri manusia.

Plot twist terbesar dari kisah K (yang kita yakini sebagai protagonis penting dalam skenario ini) adalah ketika terungkap bahwa ia bukan siapa-siapa. Ia hanya replicant model terbaru yang bekerja untuk L.A.P.D. Dimana sehari-hari kesepian dan hanya membangun koneksi dengan kekasih virtual bernama Joi (Ana de Armas). Bahwa memori yang ia miliki adalah implan, namun implan dari memori nyata Ana.

K memilih untuk mengorbankan hidupnya untuk mempertemukan Deckard dengan anaknya, Ana, K merasa bahwa ia telah berjuang untuk alasan yang benar. Hal paling dekat dengan kemanusian yang bisa ia lakukan sebagai replicant. Tak ada penyesalan ketika ia sekarat pada akhir kisah.

Blade Runner 2049

Karakter ‘Biasa’ dalam Skenario Luar Biasa

Dalam situasi konvensional, jelas K adalah protagonis bagi kita para penonton. Karena “Blade Runner 2049” dieksekusi dari sudut pandang K yang diperankan oleh aktor populer, Ryan Gosling. Namun, jika perspektif diputar, pada akhirnya ‘Blade Runner’ selalu tentang Rick Deckard dan anaknya yang merupakan keajaiban, Ana Stelline. Dimana replicant ternyata bisa menjalin cinta, hingga menghasilkan buah cinta.

Sementara K hanya replicant, petugas L.A.P.D yang kebetulan ditugaskan untuk melaksanakan misi yang melibatkan kedua karakter kunci tersebut. Plot twist bahwa K berpikir ia adalah ‘manusia’ dan ‘pemeran utama’, dalam kisah yang ia (dan kita sebagai penonton) yakini adalah kisahnya adalah salah, menjadi kenyataan yang sangat menghancurkan hati.

Bayangkan karakter yang kesepian seperti K, mendapat sedikit harapan bahwa ia adalah entitas yang lebih dari dugaannya, kemudian terjerembab pada kenyataan bahwa ia ternyata memang bukan siapa-siapa. Ia hanya bagian kecil dari skenario yang lebih besar. Karena banyak replicant seperti dirinya yang memiliki implan memori yang sama.

Melihat perspektif K ibarat seperti melihat perspektif Luna Lovegood dalam kisah Harry Potter, atau Primrose Everdeen dalam “The Hunger Games”, dimana protagonisnya adalah Katniss Everdeen. Namun kedua karakter tersebut tetap dibutuhkan untuk membantu protagonis mencapai tujuan final mereka.

K bukan siapa-siapa bisa jadi plot twist dalam film neo-noir yang dieksekusi dengan sangat berkesan. Bayangkan menjagokan protagonis dari awal hanya untuk mengetahui ia tidak relevan dan hal tersebut mematahkan hatinya. Kita penonton jadi ikutan patah hati, bukan? Dalam perspektif yang lebih meta, K justru semakin relevan dengan penonton. Karena kita penonton juga bukan siapa-siapa dalam momen ini, momen ketika kita menyaksikan “Blade Runner 2049”.

Blade Runner 2049

Cr. Warner Bros.

Bagaimana K Menjadi ‘Manusia’

Dalam semesta “Blade Runner”, manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dari replicant. Karena replicant pada akhirnya memang semacam humanoid yang diciptakan oleh manusia. Sebetulnya konflik serupa juga banyak muncul dalam berbagai judul sci-fi yang melibatkan interaksi manusia dengan humanoid.

Mulai dari “Ex-Machina” hingga “I,Robot”, manusia merasa ‘manusia’ karena mereka terdiri dari daging dan darah. Merasa memiliki akal budi dan jiwa. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh humanoid pikir mereka. Bagaimana manusia tidak menyadari konsekuensi akan meningkatan kualitas ciptaan mereka sendiri dengan kecerdasan buatan dan kesadaran akan eksistensi mereka dalam level yang semakin tinggi.

Apa artinya hidup? Jika tidak membahas tentang apa sel yang membentuk tubuh kita dan akal budi yang kita miliki, hidup dalam definisi paling sederhana adalah memiliki kesadaran. Kesadaran akan eksistensi kita, mencari jati diri, memahami siapa diri kita.

“To be born is to have soul, I guess” 

K menyatakan pada Letnan Joshi bahwa dilahirkan berarti untuk memiliki jiwa. Pada babak pertama, K menyadari dirinya sebagai replicant, tidak dilahirkan, tidak memiliki jiwa, dan hanya melakukan misi sesuai perintah. Sebagaimana mestinya replicant diciptakan. Ia mampu melalui baseline test dengan mudah, seperti replicant yang tidak digerakan oleh jiwa, namun dengan kabel dan program.

Ketika K mulai merasa bahwa ia mungkin dilahirkan, berarti ia memiliki jiwa seperti yang ia yakini. Ia tidak bisa melalui baseline rest, karena ia berpikir bahwa dirinya bukan lagi replicant yang bisa didikte seperti program komputer. Bahkan dengan fakta bahwa ia sebetulnya memang hanya replicant model terbaru.

“Dying for the right cause is the most human thing we can do”

Ia kemudian mendapat nasehat dari replicant lain yang memberontak, bahwa mati untuk alasan yang benar adalah hal paling manusiawi yang bisa replicant lakukan. Di sini ‘lah, K memutuskan untuk membantu Rick Deckard, kemudian mempertemukannya dengan anaknya, Ana. Itu hal benar yang dilakukan oleh K dalam kisahnya, hal paling dekat yang bisa ia lakukan untuk mengafirmasi diri sendiri bahwa ada kemanusian dalam dirinya.

Dengan begini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa yang dibutuhkan untuk menjadi manusia adalah kemanusian dalam diri kita. Dua kata tersebut adalah dua kata yang berbeda. Manusia adalah subyek, sementara kemanusian memiliki makna lebih, diasosiasikan dengan nilai moral dan keberpihakan akan hal yang benar. Dengan definisi ini, replicant pun bisa menjadi ‘manusia’, dan manusia yang kehilangan kemanusiaannya, patut dipertanyakan statusnya sebagai manusia.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect