Connect with us
the trial of chicago 7
Netflix

Cultura Lists

10 Film Biopik Terbaik dengan Plot Fokus

Tidak melulu perjalanan hidup, lebih mengangkat momen hidup terpenting publik figur dengan maksimal.

Kebanyakan dari kita masih terjebak dalam standar film biopik yang generik, baik penonton maupun filmmaker. Kita terobsesi dengan akurasi dan perjalanan hidup bertahun-tahun seorang publik. Memiliki ambisi besar merangkum puluhan tahun perjalanan seseorang dalam film berdurasi 2 jam hingga 3 jam, bahkan lebih.

Meski banyak dari film-film biopik tersebut masih layak tonton, ada juga beberapa yang terlihat melelahkan. Sulit juga memberikan apresiasi lebih pada penulis film yang intinya hanya mendramatisir salah satu halaman biopik dari Wikipedia.

Berikut sederet rekomendasi film biopik dengan plot yang khusus. Dimana kisah yang disajikan fokus pada momen terpenting dalam kehidupan sosok publik figur yang sedang diangkat.

The Queen (2006)

“The Queen” merupakan film biopik mendiang Ratu Elizabeth II yang dibintangi oleh Helen Mirren. Naskah film ini ditulis oleh Peter Morgan, yang kini terkenal sebegai penulis “The Crown” yang juga serial biopik dari pimpinan monarki Inggris tersebut.

Ada banyak momen penting dalam kehidupan Ratu Elizabeth, namun yang paling penting, menantang, dan personal adalah ketika ia harus menghadapi masyarakat Inggris setelah meninggalnya Putri Diana dalam kecelakaan tragis pada 1997.

Film fokus pada kisah Ratu Elizabeth yang kala itu dianggap tidak peduli dengan tragedi dan duka yang melanda Inggris, khususnya absensinya di London. Padahal ia memiliki prioritas yang lebih penting; yaitu menenangkan cucu-cucunya, dua putra Diana yang paling berduka dalam momen tersebut, Pangeran William dan Pangeran Harry yang saat saat itu masih terlalu muda untuk melihat ibunya meninggal dengan tragis.

The Imitation Game (2004)

“The Imitation Game” merupakan film biopik dari sosok Alan Turing yang dibintangi oleh Benedict Cumberbatch. Film ini memiliki plot utama, dimana memperlihatkan kontribusi Turing dalam memecahkan kode enigma Jerman dengan mesin yang ia rancang pada Perang Dunia II. Dimana mesin tersebut menjadi pondasi penemuan komputer yang bisa kita nikmati saat ini.

Film ini juga memiliki side plot dengan presentasi flashback ke masa muda Alan Turing. Dimana ia mengalami cinta pertama pada teman laki-lakinya yang diperlihatkan secara subtle. “The Imitation Game” merupakan rangkuman padat tentang Alan Turing sebagai pribadi sekaligus figur besar yang berkontribusi pada peradaban manusia secara luas.

Steve Jobs (2015)

Ada dua film biopik dari mantan CEO Apple. “Jobs” rilis pada 2013 merupakan film biopik dengan format plot generik, yaitu mengurut perjalanan hidup Steve Jobs dari masa kuliah hingga akhirnya menjadi CEO. Sementara “Steve Jobs” pada 2015 lebih fokus pada tiga momen terpenting Steve Jobs sebagai sosok yang kita kenal; innovator, entrepenuer, dan CEO Apple yang ikonik. Apa yang membuat CEO satu ini berbeda dari CEO perusahan besar lainnya?

“Steve Jobs” bukan film biopik tentang Steve Jobs sebagai sosok CEO yang sukses, namun bagaimana ia menjadi sosok yang sempurna. Baik dalam karir maupun kehidupan pribadinya sebagai seorang ayah. “Steve Jobs” merupakan film biopik bergaya impresionisme yang ceritanya terasa lebih berbobot dan mencerahkan.

Sully (2016)

“Sully” merupakan film biopik tentang kapten pilot pesawat komersil, Chesley “Sully” Sullenberger yang diperankan oleh Tom Hanks. Film ini fokus pada peristiwa pendaratan darurat US Airways Flight 1549 di Sungai Hudson pada 2009. Setelah seekor burung menabrak pesawat tak lama setelah takeoff, Sully bersama co-pilot-nya hanya memiliki waktu singkat untuk mengambil keputusan dengan cepat, demi keselamatan penumpang.

Meski akhirnya pendarat daruratnya berhasil, Sully harus menghadapi evaluasi dan sidang tertutup yang mempertanyakan kebenaran dari keputusannya. “Sully” justru menjadi film biopik yang mampu mengembangkan kisah dan memberikan pemahaman baru pada penonton.

The Trial of the Chicago 7 (2020)

“The Trial of the Chicago 7” merupakan film legal drama berdasarkan kejadian bersejarah yang disutradarai oleh Aaron Sorkin. Film ini mengangkat kisah persidangan pada tujuh anggota ormas yang dituduh memicuh keributan pada 1968 di Democratic National Convention di Chicago.

Film ini benar-benar fokus pada kisah ketujuh anggota ormas yang sedang disidang, bersama dengan tim pengacaranya. Disajikan dengan plot flashback yang dinamis namun tidak membingungkan. Menjadi film biopik legal drama yang memiliki materi padat dan berbobot.

Spencer (2021)

Sudah ada banyak film, dokumenter, hingga serial yang telah mengeksplotasi kisah Putri Diana. Pablo Larrain bersama Kristen Stewart hendak menyajikan kisah Diana Spencer dengan presentasi narasi yang dijamin melampaui ekspektasikan kita. “Spencer” berlatar waktu pada tiga hari liburan Natal yang harus dihadiri Diana di Norfolk bersama keluarga bangsawan lainnya.

Semua sudah tahu kisah Putri Diana, namun apakah kita telah mengenal Diana Spencer? Itu mengapa film ini dijuduli “Spencer”, karena biopik ini lebih tertarik untuk mengeksplorasi sosok Diana sebagai seorang wanita tanpa title. Bagaimana ia memiliki passion yang besar namun terisolasi dan terperangkap dalam protokol kerajaan.

Darkest Hour (2017)

“Darkest Hour” merupakan film biopik dari sosok perdana menteri Inggris, Winston Churchill, pada Perang Dunia II. Dibintangi oleh Gary Oldman, yang kemudian memenangkan Academy Awards untuk Best Actor karena kualitas penampilannya. Film ini fokus pada momen yang akan mempengaruhi karir politik Churchill. Ketika ia mengambil keputusan terbesar yang berdampak pada hasil akhir dari perang, untuk tidak tunduk pada Nazi Jerman.

Mati-matian ia mengajukan permohonan untuk mengevakuasi pasukan Inggris yang terperangkap serangan udara Jerman di Dunkirk. “Darkest Hour” menunjukan sisi nasionalis dan kegigihan dari sosok Winston Churchill yang inspiratif.

Downfall (2004)

“Downfall” merupakan film biopik perang asal Jerman yang disutradarai oleh Oliver Hirschbiegel. Film biopik ini fokus pada hari-hari terakhir Adolf Hitler dan para pengikut setianya di bunker persembunyiannya. Dibintangi oleh Bruno Ganz sebagai Hitler, film ini menunjukan keadaan mental sang ditaktor, interaksinya dengan orang-roang terdekat, dan akhir dari Nazi setelah dirinya mengakhiri hidup dengan ekstrim.

“Downfall” merupakan film yang memiliki sudut pandang menarik, siapa yang tidak penasaran dengan saat-saat terakhir dari pria yang sempat mendominas Perang Dunia II dengan kejam? Film biopik ini memiliki nuansa yang suram, disturbing, dan cukup bikin merinding.

Ma Rainey’s Black Bottom (2020)

Kebanyakan film biopik tentang musisi menceritakan perjalanan hidup musisinya dari nol hingga menjadi populer. Berbeda dengan “Ma Rainey’s Black Bottom” yang dibintangi oleh Viola Davis sebagai penyanyi blues, Ma Rainey. Film ini juga menjadi film terakhir dari mendiang Chadwick Boseman yang berperan sebagai salah satu member band.

Film ini hanya fokus pada satu peristiwa, yaitu momen perekaman satu lagu hits dari Ma Rainey di Chicago pada musim panas 1927. Hanya dalam satu sesi rekaman tersebut, kita mendapat banyak kisah tentang perjuangan musisi kulit hitam dan bagaimana cara kerja industri musik pada masanya.

Reality (2023)

“Reality” merupakan film biopik terbaru di HBO yang dibintangi oleh Sydney Sweeney. Film biopik kriminal ini fokus pada kisah Reality Winner, mantan anggota Angkatan Udara dan penerjemah NSA yang membocorkan informasi rahasia pemerintahan Amerika Serikat.

Dialog dalam “Reality” diadaptasi dari transkrip rekaman investigasi dan penggeledahan di kediaman Reality. Film memadukan reka adegan yang didramatisir dengan footage asli ala dokumenter. Sepanjang film hanya berlatar di satu lokasi, dengan penampilan investigasi yang memikat dibawakan oleh Sydney Sweeney dan Josh Hamilton sebagai agen FBI.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di Indonesia

Entertainment

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect