“Reality” merupakan film original HBO terbaru yang disutradarai oleh Tina Satter dan dibintangi oleh Sydney Sweeney sebagai Reality Winner. Reality Winner adalah seorang mantan anggota Angkatan Udara Amerika Serikat dan penerjemah NSA, kemudian resign dan menjadi guru yoga. Namun, 25 hari setelah pemecatan James Comey dari FBI oleh presiden Donald Trump, Reality dikunjungi oleh dua agen FBI dengan surat penggeledahan kediamannya.
“Reality” diadaptasi dari penampilan panggung yang juga diciptakan oleh Tina Satter. Dimana dialognya diklaim berdasarkan transkrip investigasi Reality Winner oleh dua agen FBI, Taylor (Marchant Davis) dan Garrick (Josh Hamilton) pada 3 Juni 2017. Semacam visualisasi dari rekaman investigasi yang lebih immersive dan dramatis. Bagi yang tidak familiar dengan Reality Winner, kasus yang bersangkutan, dan situasi politik di Amerika Serikat kala itu, film ini tetap bisa ditonton sebagai film investigasi kriminal yang menegangkan. Presentasinya ternyata juga menarik dan berbeda dari ekspektasi sepintas kita.
Perpaduan Dokumenter dengan Film Adaptasi yang Dramatis
“Reality” dipromosikan sebagai film adaptasi kisah nyata dalam genre fiksi, karena diperankan oleh aktor dan reka adegan yang didramatisir. Namun film ini ternyata juga menggabungkan aset-aset original ala dokumenter dalam porsi yang cukup banyak. Diselipkan untuk mendukung beberapa adegan, seakan memberikan ‘catatan tambahan’ bagi penonton untuk memahami situasi secara keseluruhan.
Arahan akting dan adegan secara keseluruhan juga terlihat seperti pertunjukan panggung, namun dalam set yang lebih besar, yaitu kediaman Reality Winner. Ada juga beberapa editing yang dieksekusi dengan stylish. Cukup memberikan elemen kejutan pada penonton ketika pertama kali disajikan. Meski seiring berjalanannya film kita akan dibuat terbiasa, tak lantas menuruntan atmosfer menegangkan yang semakin intens seiring berjalannya durasi film.
Drama Interogasi yang Menegangkan di Satu Lokasi
Karena dialog hanya mencakup transkrip investigasi di lokasi yang sama dan waktu yang hanya beberapa jam selama penggeledahan hunian, “Reality” benar-benar film yang lokasinya di situ-situ saja. Dari halaman rumah, dalam kediaman utama, hingga ruangan kosong semacam gudang dimana investigasi Reality dengan dua agen FBI berlangsung. Hanya ruangan putih kosong tanpa furnitur, dengan tiga aktor utama. Alur film juga linear, beberapa adegan flashback dan footage asli diselipkan sebagai pendukung informasi tanpa porsi yang merusak suspense pada plot utama yang terus berjalan.
Penonton dapat merasakan ketegangan dan kegelisahan melalui sudut pandang Reality yang menjadi pihak yang diinvestigasi dalam kasus ini. Sejak adegan pertama berjumpa dengan agen FBI, hingga akhirnya menjalani investigasi tertutup, ketegangan dibangun dengan baik secara bertahap dari awal hingga akhir. Sentuhan dramatisirnya juga tidak terlalu berlebihan, tidak ada ledakan emosi yang besar, “Reality” menyajikan ketegangan otentik, didukung penampilan akting dari aktor-aktor utamanya.
Penampilan Akting Baru dari Sydney Sweeney
Sydney Sweeney adalah aktris muda yang sedang naik daun beberapa tahun belakangan. Terutama melalui penampilannya di serial “Euphoria” dan “The White Lotus”, film komedi romantis mendatangnya, “Anyone But You”. Selama ini Sweeney tampil dengan citra yang seksi ala Hollywood poster girl.
“Reality” menjadi film baru dimana kita bisa melihat penampilan aktris ini di latar yang lebih serius, tanpa gimmick, tanpa materi hiburan yang sensasional. Sydney Sweeney juga bisa berperan sebagai wanita dengan citra “biasa”, namun tetap menjadi aktris yang menampilkan akting berkualitas. Karena selama ini mendapatkan peran yang mengharuskan ia tampil dramatis.
Tak hanya Sweeney, Marchant Davis sebagai Agen Taylor juga menjadi lawan akting yang membuat permainan peran drama invetigasi ini terasa menegangkan. Sweeney sebagai Reality menjadi pihak yang harus tampil gugup namun tenang, bersalah namun berusaha membela diri. Sementara Davis sebagai Agen FBI tampil mengintimidasi namun tidak ingin terlihat mengancam. Sudah tugasnya untuk menyudutkan Reality untuk mendapatkan kebenaran. Kemudian dibantu dengan Josh Hamilton sebagai Agen Garrick sebagai decoy dalam beberapa situasi. Ketiga aktor utama berhasil menampilkan investigasi yang menegangkan dan memikat.
Secara keseluruhan, “Reality” bisa jadi tontonan yang menghibur buat penggemar drama kriminal berlatar investigasi dan wawancara. Dimana mengandalkan penulisan naskah, dialog, dan akting mikro dari aktor-aktornya. “Reality” bisa ditonton di HBO GO.