Connect with us
The Outfit
Focus Features

Film

The Outfit Review: Drama Gangster Klasik Berlokasi di Satu Tempat Penuh Misteri

Hanya berlokasi di satu tempat, The Outfit sajikan drama gangster yang memikat dengan misterinya.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“The Outfit” adalah film drama thriller kriminal yang disutradarai oleh Graham Moore dengan naskah ia tulis bersama Johnathan McClain. Dibintangi oleh Mark Rylance, ia adalah seorang penjahit setelan bernama Leonard Burling yang memiliki butik di Chicago pada 1956. Namun daripada disebut sebagai seorang ‘penjahit’, Burling lebih memilih untuk disebut sebagai ‘pemotong’.

Bukan butik biasa yang ia miliki, selain menerima pesanan setelan, butiknya juga menerima uang kotor setoran anggota gangster Irlandia, keluarga Boyle, yang menguasai wilayah tersebut.

Ketika persaingan antara Boyle dengan gangster saingannya, LaFontaine memanas, Boyle mengendus pengkhianatan di pihaknya, dimana juga bisa melibatkan eksistensi butik Burling. “The Outfit” juga dibintang oleh Zoey Deutch dan Dylan O’Brien.

Jika pada film bertema gangster atau mafia mengeksplorasi sudut pandang aksi para gangster di lapangan, dalam film ini kita akan menjadi saksi mata bersama Burling yang hanya bertindak sebagai mediator, bahkan nyaris tidak memiliki keterkaitan sama sekali kecuali bahwa butiknya menjadi tempat transaksi informasi dan uang.

The Outfit

Drama Gangster, Psychological Thriller, dan Misteri

“The Outfit” memiliki beberapa elemen dalam mediumnya yang sekilas sudah sangat spesifik dan latarnya yang minimalis. Mulai dari drama kriminal tentang persaingan antar kelompok gangster di Chicago. Kemudian misteri dibalik protagonisnya sendiri, Leonard Burling yang enigmatic.

Karena bukan film gangster yang fokus pada aksi dan baku tembak, film ini lebih kental drama yang mempermaikan psikologi di antara setiap karakter. Dialog mereka dirancang dengan hati-hati dan sangat detail tanpa plot hole. Karena hanya dialog yang bisa kita andalkan untuk mengenal masing-masiing karakter, siapa mereka yang sesungguhnya di luar butik milik Burling.

Lebih banyak adegan yang menegangkan di antara dialog yang mempertanyakan kebenaran. Ada plot yang membuat “The Outfit” juga memiliki elemen whodunit, namun jauh dari ekspektasi kita akan plot whodunit yang generik, yang satu ini lebih kreatif dan kaya plot twist. Namun lebih dari sekadar plot twist yang mengandalkan shock value, kejutan-kejutan yang muncul dalam perkembangan plot adalah hasil dari kecerdikan setiap karakter memainkan ‘kartu’ mereka.

The Outfit

Mark Rylance Bersinar sebagai Protagonis Penuh Misteri

Mark Rylance adalah salah satu aktor Hollywood terbaik yang ada di beberapa film populer, namun masih sering kita lupakan. Ia tampil dalam “Ready Player One” (2018), “The Trial of the Chicago 7” (2020), “The BFG” (2016), dan film-film lainnya.

Rylance kembali dengan kemisteriusnya untuk “The Outfit” seperti penampilan memikat dan menakutkannya dalam drama romansa kanibal, “Bones and All”. Aktor ini memiliki wajah sempurna sebagai pria dengan rahasia gelap yang kita harap tidak perlu kita ketahui. Bedanya dalam “The Outfit” ada kehangatan dan kebijakan dalam karakternya untuk kita dukung sebagai protagonis.

Mark Rylance adalah aktor sempurna untuk memainkan Leonard Burling. Sekalipun ada dari kita yang bisa menebak identitas dan masa lalu Burling lebih cepat karena memperhatikan cerita lebih cermat, tidak akan menyudahi rasa penasaran kita akan nasib Burling pada akhir kisah ini. Karakter Burling juga menjadi narator sepanjang film, dengan perumpamaan metode memotong dan menjahit yang bersinggungan dengan plot drama gangster dalam film.

Rylance juga lihai dalam mempresentasikan karakter Burling dengan keambiguan dalam setiap perkataannya. Kita bisa bilang ia berbohong, namun jelas ada kebenaran yang ia sembunyikan.

Berlokasi di Satu Tempat Saja, Editing dan Dialog Hadir Memikat

Salah satu yang membuat “The Outfit” menarik adalah latar filmnya yang hanya berlokasi di satu tempat saja. Dari awal hingga akhir, kita tak akan beranjak setidaknya dari pintu depan butik, resepsionis, ruangan display, dan bagian paling belakang butik, tempat Burling mengerjakan setelan-setelan pesanan kliennya. Ini hampir seperti pertunjukan drama panggung yang immersive. Aktor yang terlibat juga tidak banyak, namun selain Mark Rylance, semuanya juga tampil memikat sesuai porsi masing-masing.

Ada salah satu adegan dengan editing maju mundur yang sangat kreatif sebagai variasi dalam filmnya. Eksekusinya sangat efektif dan berhasil menambah ketegangan, serta mengubah interkasi penyampaian pesan terasa lebih memikat daripada jika dieksekusi dengan cara yang biasa. Namun tak lantas dipergunakan terus menerus, menunjukan visi sutradara yang dewasa dalam mengarahkan film ini.

Dialog-dialog yang dilontarkan sepanjang film seperti potongan puzzle yang berkontribusi untuk membentuk satu gambar untuh. Tidak ada dialog dan adegan yang terbuang-buang. Sebagai film penuh teka-teki, “The Outfit” tak lupa memberikan jawaban pada setiap misterinya. “The Outfit” sedang bisa di-streaming di Netflix.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect