Sepuluh tahun pertama Madison Beer di industri musik pop ditandai oleh banyak peristiwa yang cukup signifikan. Baik prestasi maupun beberapa drama, namun kali ini kita bahas saja pencapaian Beer sebagai raising star. Dimulai dengan ketenaran viralnya melalui video cover Etta James (2012) yang ia unggah di YouTube pada usia 12 tahun.
Mendapatkan clout setelah di-share oleh Justin Bieber, Madison Beer kemudian menggandeng Scooter Braun sebagai manajernya. Kemudian pada 2013, Beer merilis single debut, ‘Melodies’. Terlibat dalam produksi lagu debut girlband virtual K/DA, “POP/STARS” pada 2018. Akhirnya merilis debut album “Life Support” pada 2021.
Melalui tahun-tahun pertamanya merajut karir sebagai musisi, Madison Beer menjadi salah satu yang populer dalam skena pop princess generasi terbaru. Satu angkatan dengan musisi remaja perempuan lainnya seperti Olivia Rodrigo hingga Billie Eilish, Beer juga dikenal dengan single-single pop-nya.
“Life Support” menjadi karya yang memperdengarkan musik pop modern dengan pengaruh R&B dan elemen electronic. Namun kembali dengan album sophomore, Madison Beer mencoba untuk melakukan eksperimen dengan musiknya. Masih terinspirasi dari pengalaman hidupnya, dengan patah hati, penemuhan jati diri, ditambah pengalaman barunya dalam lingkaran ketenaran. Kali ini Madison Beer mengemasnya dalam narasi dongeng dalam balutan musik alternative pop ala Lana Del Rey hingga psych-rock ala Tame Impala melalui “Silence Between Songs”.
The Gist:
“Silence Between Songs” menjadi jendela untuk penggemar Madison Beer dalam kehidupan personalnya yang terkesan lebih tenang dari hiruk pikuk internet dan media. Dimana ia bicara tentang self-love sekaligus self-hate, serta pengalamannya dengan ketenaran yang cukup rumit. Album ini menyampaikan pesan yang sangat otentik bagi Beer, mengekspos sisi melankolis dari Beer yang mungkin tidak terlihat “seperti dirinya”, bertentangan dengan reputasi dan asumsi publik tentang Madison Beer sebagai musisi pop dalam skenanya.
Materi lirik untuk album kedua ini juga kembali pada materi kisah hidup yang ia ceritakan melalui bukunya, “The Half of It: A Memoir”. Lagu-lagu dalam “Silence Between Songs” terinspirasi oleh materi yang mendalam dan menantang, dimana buku tersebut ia tulis dengan tujuan memberikan klarifikasi atas skandal yang sempat membuat Beer terjebak dalam depresi, trauma, hingga dorongan untuk mengakhiri hidupnya. Namun dalam album ini tidak disajikan dengan pesan-pesan yang eksplisit. Ini karena Beer berasumsi mungkin tidak semua pendengar album ini membaca bukunya. Sehingga berpikir mengapa tidak membawa topik pembicaraan yang patut disampaikan pada audience yang lebih luas melalui album ini.
Sounds Vibe:
Musik yang diadaptasi oleh Madison Beer jelas sesuatu yang baru dan sangat berbeda dengan album “Life Support”. “Silence Between Songs” terinspirasi dari genre psych-rock yang terdengar seperti musik Tame Impala hingga pesona pop dan rock dari era 60an. Track seperti ‘Home To Another One’ terdengar seperti menjadi bagian dari album “Currents” oleh Kevin Parker. ‘Spinnin’ menjadi track pembuka sekaligus lagu yang diakui oleh lana Del Rey sebagai lagu favoritnya dalam album ini, mengusung aransemen musik yang lembut ala retro ballad.
Kemudian track ‘Showed Me (How I Fell in Love with You)’ mengadaptasi ‘You Showed Me’ oleh The Turtles versi 1968 yang dibawakan oleh The Byrds. Beer mengakui bahwa ia terinspirasi oleh banyak musisi dari era lama selama mengerjakan album ini. Dimana ia juga mendengarkan koleksi rekaman dari The Beatles dan The Beach Boys.
Namun, dalam tracklist terlalu banyak lagu dengan aransemen yang terdengar repetitif. Didominasi dengan lagu ballad yang mendayu-dayu dan melankolis. Berbeda dengan album debutnya yang seimbang antara track ballad dan pop upbeat. Ini sebetulnya menjadi musik yang sangat ingin diciptakan oleh Beer sejak lama, mungkin tidak memenuhi ekspektasi, kita juga masih berusaha terbiasa dengan spektrum musik Beer kali ini. Namun bisa jadi ini kesempatan kita untuk mendengarkan ‘suara’ dan warna musik Madison Beer yang sesungguhnya.
Best Tracks:
Kita patut setuju dengan pendapat Lana Del Rey bahwa ‘Spinnin’ merupakan salah satu track terbaik dalam album ini. Dibuka dengan alunan gitar yang nge-blues, menjadi menentukan suasana untuk kelanjutan tracklist. Ini juga menjadi track yang menampilkan vokal terbaik Beer, dimulai dari nyanyian yang lembut, kemudian ditutup dengan nada tinggi dan perpindahan kunci yang mulus.
‘Sweet Relief’ merupakan sedikit dari track yang cukup enerjik dalam album ini. Diawali dengan dentuman bass yang funky dari era 70an, namun tetap terdengar lembut dan kohesif dengan lagu-lagu lainnya. Satu lagi track yang funky dan jazzy adalah ’17’ dimana instrumen gitar yang ringan membuka komposisinya.
‘Ryder’ menjadi salah satu track yang penting bagi Beer, karena ia selalu ingin menulis lagu tentang adik laki-lakinya. ‘Ryder’ menjadi track akustik yang menceritakan kisah dua anak-anak yang menghadapi konflik yang mempengaruhi mental mereka yang masih naif.