Quantcast
Look Back Review: Nostalgia & Tragedi - Cultura
Connect with us
Look Back Review

Film

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Surat cinta Tatsuki Fujimoto kepada seni dan seniman yang telah meninggalkan kita.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Look Back” merupakan anime terbaru yang diadaptasi dari manga one-shot karya Tatsuki Fujimoto, yang terkenal melalui “Chainsaw Man”. Berbeda dari adaptasi shonen manga fantasi yang penuh aksi tersebut, “Look Back” adalah karya adaptasi Fujimoto bergenre drama coming of age yang latarnya lebih realistis.

Kita akan mengikuti perjalanan gadis muda bernama Fujino, ia memiliki minat dan bakat pada seni menggambar. Ketika melihat karya adik kelasnya yang lebih mengesankan, Kyomoto, di buliten sekolah, keseriusan Fujino yang bercita-cita sebagai mangaka semakin diuji.

Sesuai dengan judulnya, “Look Back”, film anime ini adalah kisah nostalgia antara dua sahabat yang berbakat dalam mengembangkan diri dan menemani satu sama lain, melakukan hal yang paling mereka cintai.

Look Back

Inspirasi, Persahabatan & Melihat Waktu Berlalu

“Look Back” termasuk film animasi dengan durasi yang pendek, hanya 57 menit. Padahal kita akan melihat interaksi antara Fujino dan Kyomoto yang terjalin dari SD hingga kedua memasuki awal dunia profesional di bidang seni. Sekuen perkembangan interaksi antara kedua karakter utama lebih banyak mengandalkan montage tanpa dialog. Mulai dari menggambar manga bersama, hingga momen-momen menyenangkan mengunjungi kota, hingga menikmati penghasilan pertama mereka dari mengerjakan manga.

Namun, tetap ada momen-momen penting yang dieksekusi dengan dialog di antara kedua sahabat ini. Misalnya momen pertemuan pertama mereka, hingga momen-momen selanjutnya yang memberikan perubahan pada kelanjutan hubungan dari keduanya. “Look Back” mengetahui mana momen yang perlu diberi perhatian lebih dan yang hanya dimasukan dalam montage, kembali pada konsepnya yaitu nostalgia dan melihat waktu berlalu dengan cepat.

Jika melihat dari sudut pandang Fujimoto sebagai penciptanya, kita bisa melihat mangaka tersebut melihat kebelakang masa-masa muda ketika ia masih menggambar secara amatir. Meskipun untuk kisah Fujino dan Kyomoto ini tidak diklaim sebagai kejadian nyata yang dialami oleh Fujimoto di masa mudanya. Namun tetap berhasil menangkap emosi dan semangat seorang anak yang bercita-cita sebagai mangaka.

Twist Surealisme & Adaptasi Animasi Kurang Maksimal

Salah satu ciri khas Fujimoto pada manga-nya adalah panel minimalis yang repetitif. Hal tersebut tampak sekali berusaha diadaptasi pada animasinya. Namun sedikit disayangkan banyak adegan montage dalam “Look Back” hanya kumpulan dari still image yang diiringi dengan musik saja. Setidaknya ada ekspektasi ditambahkan motion yang subtil pada sekuen montage-nya.

Namun untuk dubbing dan animasi ekspresi pada setiap karakter sudah cukup hidup pada adegan-adegan penting. Terutama karakter Kyomoto yang digambarkan pemalu dan kikuk, presentasinya sangat berkesan. Sementara Fujino juga memikat dengan selera humornya yang unik, serupa dengan Fujimoto.

“Look Back” juga memiliki twist plot surealisme yang mungkin akan sedikit bikin bingung yang tidak biasa dengan karya-karya Fujimoto. Namun secara keseluruhan tidak terlalu menggangu pesan dan emosi yang hendak disampaikan.

Terinspirasi dari Tragedi Nyata Kyoto Animation pada 2019

(Slight Spoiler Alert!)

Manga “Look Back” dirilis pada 19 Juli 2021, sangat berdekatkan dengan peringatan dua tahun tragedi kebakaran di Kyoto Animation pada 2019 silam. Tragedi tersebut memakan korban meninggal sebanyak 36 orang dan 34 korban luka-luka, termasuk pelaku yang dengan sengaja membakar studio animasi tersebut. Pelaku melakukan penyerangan dengan klaim bahwa ada seniman yang bekerja di studio tersebut menjiplak karyanya.

Memang tidak ada press dengan klaim bahwa Fujimoto mengerjakan “Look Back” dengan tragedi tersebut sebagai inspirasi. Namun jika membandingkan babak kedua pada plot film animasi ini, ada banyak kesamaan yang cukup jelas bahwa plotnya hendak menyamai tragedi pembakaran Kyoto Animation. Meskipun dengan sedikit penyesuaian agar tidak terlalu menjiplak.

“Look Back” adalah surat cinta diam-diam dari Fujimoto kepada para seniman yang sayangnya meninggalkan kita lebih cepat. Ini juga menjadi nostalgia akan jiwa-jiwa muda dalam mengejar passion mereka.

Melihat ke belakang, akan ada hal yang kita syukuri maupun kita sesali. Baik perasaan positif maupun negatif, pada akhirnya “Look Back” hendak memberikan harapan dalam kisah yang realistis. Sebagaimana prestasi maupun tragedi adalah bagian dari kehidupan yang terkadang tidak terhindarkan.

The Amateur The Amateur

The Amateur – Ketika Sang Analis Menjadi Pembunuh Bayaran

Film

Lady Snowblood: Balas Dendam yang Puitis dan Berdarah

Film

Azumi Review – Aksi Ninja Berbalut Tragedi dan Pertarungan Moral

Film

The Return Review The Return Review

The Return Review: Adaptasi ‘The Odyssey’ yang Intim dan Suram

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect