Connect with us
Grimes: Miss Anthropocene Album Review
Cr. Mac Boucher and Neil Hansen

Music

Grimes: Miss Anthropocene Album Review

Persona Grimes sebagai dewi krisis iklim menari dalam alunan musik ethereal nu-metal. 

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Claire Elise Boucher alias Grimes sedang bersiap merilis album keenamnya yang bertajuk ‘Book 1’. Telah merilis dua single utama, ‘Player of Game’ dan ‘Shinigami Eyes’, penyanyi asal Kanada ini tak kunjung mengumumkan tanggal rilis pasti dari album terbarunya tersebut.

Sambil menanti rilisnya ‘Book 1’, kita bisa mendengarkan album terakhirnya pada 2020 lalu, ‘Miss Anthropocene’. Rilis apa masa awal pandemi, menakjubkan sekaligus mengerikan bahwa album konsep ini kebetulan mengangkat cerita yang bertema apocalyptic

Grrimes Miss Anthropocene

The Gist: ‘Miss Anthropocene’ sendiri merupakan persona Grimes dalam album ini sebagai dewi krisis iklim; dewi kejam yang selalu telanjang, tercipta dari gading dan minyak. Claire terinspirasi dari mitologi Romawi dan karakteristik villain untuk menciptakan persona ini.

Tidak sekompleks kedengarannya, Claire sebetulnya hanya ingin berbicara tentang krisis lingkungan, perubahan iklim, serta kekalutan dalam peradaban manusia dalam album ini. Namun bukan Grimes kalau tidak dibungkus dengan konsep musik dan perspektif yang eksentrik dan original. Grimes pun merangkai topik generik tersebut menjadi semesta akhir zaman versinya sendiri. Seperti memadukan mitologi kuno dengan latar futuristik dan luar angkasa yang megah. 

Meski dengan presentasi musiknya yang terlalu eksperimental untuk disebut sebagai pop, Claire selalu ini menjadi musisi pop. Namun, Ia memiliki standar dan definisi sendiri akan persona idola pop dalam visinya. Jika berbicara tentang diva pop, penikmat musik mainstream akan langsung menyebut Taylor Swift, Ariana Grande, Dua Lipa, dan penyanyi perempuan sejenisnya. Grimes memiliki liganya sendiri sebagai penyanyi perempuan pop di era modern ini.

Mimpi Grimes untuk menjadi penyanyi pop di liganya sendiri telah Ia buktikan melalui album keempatnya, ‘Art Angels’ (2015). Sementara ‘Miss Anthropocene’ masih dieksekusi dengan sikap yang serupa dengan album tersebut, namun dengan tema yang lebih gelap karena mengangkat topik yang suram dalam segi penulisan lirik. 

Sound Vibes: ‘Miss Anthropocene’ didominasi dengan genre musik synth-pop, electro-pop, darkwave, dan nu metal. Claire terkenal dengan arrangement lagu dengan layer yang berat, terutama pada mixing vocal-nya. Musisi pop kerap memiliki stigma dengan autotune dan mixing yang berlebihan dalam lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Grimes bisa jadi salah satu dari sedikit musisi pop yang berhasil menentang stigma buruk tersebut. Meskipun kebanyakan lagu yang dinyanyikan oleh Grimes dalam album ini memperdengarkan vokal yang heavy-layered, eksekusinya pas dan sesuai dengan tema musik secara keseluruhan sebagai musik ethereal

Best Tracks: ‘Delete Forever’ merupakan salah satu track yang menarik untuk didengarkan. Meski terasa familiar dan generik, ada sesuatu yang baru yang bisa kita rasakan dalam lagu satu ini. ‘Delete Forever’ terdengar seperti lagu ballad bergenre space country yang inovatif dengan segala kesedarhaannya. Dalam lagu tersebut, Claire curhat tentang teman-temannya yang banyak meninggal muda karena pemakaian obat terlarang. ‘4ÆM’ juga menjadi track original dengan aransemen paling original dari Grimes. Terinspirasi dari film Bollywood “Bajirao Mastani”, Grimes meperdengarkan alunan musik DnB yang diselimuti nuansa India futuristik terunik yang pernah kita dengar.  ‘4ÆM’ juga menjadi salah satu lagu promosional untuk game “Cyberpunk 2077”.

Meski ‘Miss Anthropocene’ didominasi dengan tracklist yang suram serta gelap dalam segi musik dan lirik, Grimes tak lupa memberikan penutup yang manis sebagai harapan dan kesan positif di akhir album. ‘Idoru’ menjadi lagu cinta dengan aransemen yang lebih bright, masih dengan nuansa ethereal, namun lebih dreamy. Kita bisa melihat sisi feminin dan lembut Grimes pada track ini selepas berperan sebagai dewi krisis iklim yang menyeramkan. 

‘Miss Anthropocene’ merupakan konsep album terbaik dari Grimes sejauh ini. Claire semakin spesifik dan memahami pesan apa yang ingin Ia sampaikan dalam karya-karyanya. Dipadukan dengan sense of music-nya yang eksperimental dan unik, Grimes tetap berhasil menyajikan musik original yang komersil sekaligus artistik. Menjadi diva pop di liganya sendiri.

Pink Floyd Pink Floyd

Pink Floyd ‘Wish You Were Here’ Mahakarya yang Emosional dan Melankolis

Music

Kendrick Lamar gnx Kendrick Lamar gnx

Kendrick Lamar ‘GNX’ Album Review

Music

Beabadoobee Beabadoobee

Beabadoobee: This Is How Tomorrow Moves Album Review

Music

Phantom Siita: Girlhood Memories Phantom Siita: Girlhood Memories

Phantom Siita: Girlhood Memories Album Review

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect