Connect with us
Taylor Swift: Fearless (Taylor’s Version)
Photo via Twitter.com/taylorswift13

Music

Taylor Swift: Fearless (Taylor’s Version) Album Review

Taylor Swift menulis ulang sejarah melalui Fearless (Taylor’s Version).

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

‘Fearless (Taylor’s Version)’ menjadi awal proyek re-recording yang digadang-gadang akan terdiri dari 6 album. Album ini merupakan rekaman ulang dari ‘Fearless’, album kedua Taylor Swift yang dirilis pada 2008.

Tahun 2019 menjadi saat-saat cukup sulit bagi Taylor Swift. Setelah resmi keluar dari label Big Machine Records dan tanda tangan kontrak dengan Republic Records satu tahun sebelumnya, Swift mengetahui master album-album lamanya sudah berpindah tangan. Tepatnya setelah manajer artis ternama, Scooter Braun mengakuisisi Big Machine Records.

Perjuangan Taylor untuk mendapatkan hak atas master album tersebut mendapat jalan buntu setelah Braun kembali menjualnya ke Shamrock Holdings pada November 2020. Desember 2020, Taylor mengumumkan rencana merekam ulang master dari 6 album rilisan pertamanya.

‘Fearless (Taylor’s Version)’ menjadi awal dari proyek tersebut. Proses rekaman ulang album ini tidak dilakukan sembarangan. Taylor kembali menggandeng produser Christopher Rowe, dan band yang dulunya menggarap instrumen ‘Fearless’ di tahun 2008. Ini dilakukan demi memastikan orisinalitas musikalisasi ‘Fearless (Taylor’s Version)’.

Taylor pun tidak hanya menyertakan 20 track yang sebelumnya ada di album original. Bersama produser Jack Antonoff dan Aaron Dessner — yang sebelumnya mengerjakan ‘Folklore’ dan ‘Evermore’ — Taylor menyertakan 6 track tambahan yang diberi nama ‘The Vault’.

Track baru yang disertakan dalam ‘The Vault’ merupakan lagu yang ditulis Taylor di tahun 2008; dan seharusnya masuk ke dalam album ‘Fearless.’

Orisinalitas ‘Fearless (Taylor’s Version)’ ditunjukan dari persamaan genre dengan album original yang dirilis lebih dari satu dekade lalu. Album ini masih mengedepankan komposisi country dan pop, dengan beberapa sentuhan nada-nada pop rock.

Taylor mempertahankan key yang sama untuk instrumen dan melodi. Begitupun gaya bernyanyi dan vokalisasi yang nyaris serupa dengan versi original. Bahkan Taylor menyertakan instrumen tradisional seperti drum, string, banjo, gitar, dan fiddle seperti dalam rilisan tahun 2008.

Lirik yang digunakan untuk masing-masing track pun tak ada perubahan. Walau begitu, pendengar sepertinya tidak akan sulit merasakan perubahan dan perbedaan antara ‘Fearless (Taylor’s Version)’ dengan ‘Fearless’.

Pendekatan berbeda pada mixing dan juga pendewasaan teknik maupun warna suara Taylor menjadi perbedaan terbesar. Bila ‘Fearless’ seakan menarasikan cinta monyet ala remaja dengan patah hati yang mendayu-dayu. ‘Fearless (Taylor’s Version)’ menulis ulang sejarah tersebut dari sudut pandang lebih dewasa.

Taylor tidak menempatkan dirinya kembali sebagai sosoknya di masa remaja saat membawakan track demi track. Melainkan membawa pendengar mengunjungi kenangan di masa remaja tersebut; menghadirkan kembali sejarah dirinya dalam sudut pandang berbeda.

Title track “Fearless (Taylor’s Version)” masing mengusung genre pop rock. Kali ini dengan post produksi yang memberi highlight pada aransemen instrumen ketimbang vokal seperti versi orisinal. Bassline yang disertakan juga lebih tebal, ditambah permainan mandolin dan fiddle memberikan ruang nafas untuk vokal Taylor.

Nada lebih dewasa untuk versi lagu ini berpadu manis dengan lirik picisan ala masa remaja: “It’s a first kiss, it’s flawless, really something / It’s fearless”.

Instrumen fiddle menjadi daya tarik utama untuk “Love Story”. Sedangkan teknik vokal Taylor terdengar lebih bersinar di “Tell Me Why”. Dibandingkan versi ‘Fearless’ tahun 2008, Taylor tidak terdengar terengah-engah ataupun memaksakan nada-nada tinggi.

“Mr. Perfectly Fine” merupakan track dari ‘The Vault’ yang memperlihatkan bagaimana Taylor menulis ulang sejarah. Lirik yang bercerita tentang patah hati menyakitkan dinarasikan sebagai sebuah pelajaran berharga: “I don’t know how it gets better than this.”

Taylor juga memperlihatkan pendekatan lain pada “Forever and Always”. Untuk versi ini, Taylor ditemani permainan piano dengan tempo lebih pelan dibanding versi asli. Ia memberikan kesan penerimaan dan pemakluman pada amarah yang dirasakan setelah perpisahan. Ketimbang menyanyikan bait demi bait mengenai kejamnya sang mantan kekasih.

Lagu ikonik “Fifteen” dibawakan pula dengan perasaan berbeda. Taylor membawakan lagu ini seakan mengunjungi dirinya di masa lalu: “This is life before you know who you’re going to be.”

Produksi berbeda diselipkan pada “That’s When,” track dari ‘The Vault’ yang dibawakan bersama Keith Urban. Lagu ini menggunakan produksi dengan gaya ‘1989’, album sukses lain dari Taylor.

Proses re-recording ini bisa dikatakan sangat sukses ketika Taylor membawakan “You Belong With Me,” lagu mengenai cinta bertepuk sebelah tangan ala remaja tanpa membuatnya terdengar cringe. Terutama mengingat usia Taylor saat ini yang terlalu dewasa untuk menyanyikan lirik as cheesy as “She wears high heels, I wear sneakers / She’s cheer captain and I’m on the bleachers”.

Sebagai album re-recording, ‘Fearless (Taylor’s Version)’ sukses hadir dengan karakter dan ciri khas. Berselang lebih dari satu dekade dari rilisan versi original, Taylor tidak menutupi pendewasaan dan perubahan dirinya.

Sebaliknya ia justru memeluk perubahan tersebut. Menghadirkan dirinya yang jauh lebih dewasa untuk mengisahkan ulang cerita tentang masa remaja, patah hati, dan cinta picisan melalui sudut pandang berbeda.

Key dan nada, hingga melodi sama yang digunakan diramu secara manis melalui mixing dan pra produksi lebih handal. ‘Fearless (Taylor’s Version)’ pun unggul berkat mixing yang memberi spotlight lebih pada instrumen.

‘Fearless’ memberikan 4 trofi Grammy Awards pada Taylor Swift. ‘Fearless (Taylor’s Version)’ tidak hanya menyamai kualitas. Bahkan melebihi ekspektasi untuk sebuah album re-recording.

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect