Connect with us
Glenn Fredly Ambon Kota Musik
Photograph: Dicky Bisinglasi

Culture

Ambon, Kota Musik dan Glenn Fredly yang Terus Hidup

Hingga tahun 2018, Konferensi Musik pertama di Indonesia berhasil dihelat di Ambon.

Salah satu guyonan yang pernah dilontarkan Jurnalis Najwa Shihab adalah “Orang Ambon, kalau bernafas yang keluar itu musik”. Guyonan semacam itu tentu bukan guyonan kosong. Ia lahir dari sejarah panjang tentang Ambon yang telah melahirkan banyak sekali musisi dengan sepak terjang tak teragukan di kancah nasional, bahkan internasional.

Sedikit di antara yang banyak itu adalah Simon Dominggus Pesulima atau Broery Marantika yang terkenal dengan tembang Widuri dan Angin Malam. Selain itu, ada Melky Goeslaw, ayah dari Melly Goeslaw yang terkenal dengan tembang Pergi untuk Kembali dan Tuhan Semesta Alam. Andre Hehanusa yang terkenal dengan tembang Kuta Bali, juga adalah musisi berdarah Ambon. Serta tentu saja, Utha Likumahuwa atau Glenn Fredly.

Banyaknya penyanyi berdarah Ambon yang suaranya tenar melintasi generasi membuat wacana awal tentang Ambon menjadi Kota Musik di tahun 2011 tidaklah berlebihan. Hingga tahun 2018, Konferensi Musik pertama di Indonesia berhasil dihelat di Ambon.

Melalui konferensi ini, publik setidaknya tercerahkan bahwa musik sesungguhnya adalah ekosistem yang jauh lebih luas dari sekadar suara merdu. Ia terlingkupi dalam kebijakan negara, pasar, budaya, dll.

Artikel penelitian The Positioning Strategy of Ambon as a Music City: Case Study – Ambon City (Maluku, Indonesia) Towards World Music City menerangkan dengan komprehensif betapa label Ambon sebagai Kota Musik adalah setara dengan apa yang diupayakan dan apa yang dilahirkan dari Rahim Ambon selama ini.

Ambon city of music

Map of City of Music via citiesofmusic.net

Ambon telah lebih dulu membangun ekosistemnya. Dengan satu pemahaman penting bahwa ketika ekosistem dibangun, maka sektor ekonomi lokal juga akan dapat terbantu. Namun ini tidak mudah, karena perkembangan teknologi informasi telah mendorong banyak perubahan dalam mengenalkan dan membangun citra suatu kota. Begitu pula dengan Ambon. Membangun citra yang bermakna dan punya posisi yang berbeda tapi tetap kompetitif di benak para pencinta musik adalah aktivisme yang diupayakam bersama di kota ini.

Salah satu lembaga yang menggiatkan upaya ini adalah Ambon Music Office (AMO) yang fokus pada sektor rekaman. Begitupun dengan IAIN Ambon. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh lembaga kademik ini adalah dengan membangun Gedung Penampilan Musik Etnik.

Beragam workshop juga seringkali dihelat AMO dengan menggandeng banyak lembaga, seperti Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Indonesian Music Academy (AMI), dll. Workshop ini tentu saja berfokus pada pengembangan dan penyebarluasan musik dalam berbagai aspek dengan tujuan meningkatkan intensitas rekaman musik di kota Ambon.

Workshop yang dihelat diantaranya adalah tentang aransemen musik, pemasaran musik, dll. Selain itu, berbagai pertunjukan musik pun ditampilkan oleh musisi yang berasal dari Maluku, maupun musisi-musisi internasional.

ambon kota musik

Photo via kemenparekraf.go.id

Di Ambon, musik pop sangatlah hidup. Sebagai genre musik yang paling berkembang di Kota Ambon, musik pop dan jazz bisa dikatakan tidak akan kekurangan penerusnya di kota ini. Hanya saja, meski punya potensi besar dalam bidang musik dan sedang mengupayakan yang terbaik untuk meraih gelar sebagai kota musik, perlu diperhatikan konsep dasar tentang kota musik itu sendiri.

Baca Juga: Skena Musik Malang “Antara Idealisme dan Realita”

Dalam salah satu literatur, sebuah kota disebut kota musik jika kota itu memiliki perekonomian musik yang dinamis. Hal ini bisa dilihat dimana musik mampu memberikan kontribusi nyata pada sektor ekonomi, baik dalam bentuk pekerjaan, manfaat budaya dan juga pada kehidupan sosial bermasyarakatnya.

Meski Pop dan Jazz berkembang di Ambon, namun di awal-awal, upaya mensejahterakan musisi Ambon belum terlihat sesuai dengan rencana, sesuai imagi yang dibayangkan tentang kota musik. Hal ini tidak lepas dari perihal regulasi yang belum ada. Imbasnya, upah minimum untuk musisi sekali tampil di kota Ambon pun belum bisa dirasakan.

Namun akhirnya, di tahun 2019, semua upaya dan kerja keras masyarakat Ambon terbayar. Ambon berhasil membangun ekosistem musik. Di Hari Kota Sedunia, UNICEF menetapkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia, bersama dengan Sevilla (Spanyol), Hamamatsu (Jepang), Liverpool (Inggris), Idanha-a-Nova (Portugal) dan Auckland (Selandia Baru).

Dilansir dari laman Cities of Music Network, Ambon dipandang hidup dengan DNA Musik. Di kota ini, suara terharmonisasi oleh perasaan. Bagi mereka, harmoni adalah sesuatu yang lahir secara alamiah dan olehnya Ambon telah membuktikannya. Selain itu, tegas terhadap kontrol atau frekuensi nada tertentu dan memiliki berbagai ragam warna vocal adalah bukti bahwa musik adalah bagian yang selaras dengan nafas hidup orang Ambon.

Glenn Fredly dan Semangat yang Terus Hidup

Salah satu tokoh yang berperan penting pada pencapaian Ambon sebagai Kota Musik adalah Utha Likumahuwa atau Glenn Fredly. Glenn adalah orang yang selalu dengan lantang menggemakan narasi tentang ekosistem musik. Ia menyadari bahwa musik adalah semesta yang tidak berdiri sendiri.

Tidak hanya dalam bentuk verbal, Konferensi Musik Indonesia yang pertama kali digelar di Ambon adalah bukti nyata bahwa optimisme Glenn menular pada lebih banyak orang. Glenn adalah salah seorang yang ikut menggagas hadirnya konferensi musik pertama di Indonesia ini. Dari Jakarta, ia pun turut mengawal dengan aktif mimpi untuk menjadikan Ambon sebagai Kota Musik. Hingga semua upaya yang ia curahkan berbuah manis.

Ambon Kota Musik dan Glenn Fredly yang Terus Hidup

Glenn Fredly di Mocosik Festival | Photo: Adriyani Ayu

Selayaknya semesta, Glenn tidak bermusik hanya untuk musik. Ia terbilang aktif menyuarakan semangat kemanusiaan dan toleransi beragama di atas panggung. Ambon memang pernah melalui sejarah kelam tentang ini. “Masalah Islam dan Kristen di Ambon sudah selesai. Sekarang, Maluku ingin berbicara tentang produktivitas untuk melihat masa depan,” Kata Glenn di salah satu konser di Yogyakarta 2017 lalu.

Cities of Music Network pun membaca hal ini. Di Ambon, musik adalah ikon dan kendaraan untuk menciptakan kebersamaan antaragama. Musik memiliki kekuatan universal untuk menerabas sekat-sekat perbedaan.

Olehnya, musik menjadi alat perdamaian sementara dan digunakan sebagai “nilai tambah” serta disematkan sebagai “karakteristik kota Ambon” sehingga layak bersanding dengan kota-kota musik dunia lainnya.

April 2020, musisi Glenn Fredly berpulang ke tempat terbaik. Namun di Ambon dimana musik adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan, semangat Glenn tentang kemanusiaan, keragaman, keadilan bernegara, dan harmonisasi musik akan selalu menemui ruangnya untuk hidup.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Cultura Magazine (@culturamagz) on

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect