Connect with us
Scream (1996)

Cultura Lists

10 Film Slasher Horror Klasik Terikonik

Sejarah film slasher pertama hingga masa kejayaannya di era 70an hingga 80an di Hollywood.

Film slasher horror merupakan salah satu subgenre horor yang paling seru ditonton dalam suasana Halloween. Genre ini identik dengan satu sosok pembunuh berantai dengan topeng dan senjata tajam khas dalam melalukan aksinya, memangsa korbannya satu per satu.

Biasanya sekelompok anak remaja. genre horor ini sebetulnya mulai muncul di Hollywood sejak era 50an akhir menuju 60an. Namun baru pada masa kejayaan dan disebut ‘slasher horror‘ ketika sedang ngetren di era 70an hingga 80an.

Horror slasher tak hanya tentang karakter pembunuh ikonik dan kill count yang banyak. Skenario slasher menciptakan teror melalui plot yang menegangkan, build up pada setiap adegan, kemudian didukung dengan jumpscare dan arahan musik yang tepat. Ada banyak film slasher yang kini juga masih diproduksi, namun koleksi klasik masih tidak bisa dikalahan sebagai deretan film ikonik yang tak lekang oleh waktu.

Psycho (1960)

“Psycho” oleh Alfred Hitchcock seringkali disebut sebagai slasher horror pertama di sinema modern. Pada dasarnya, dengan kehadiran pembunuh yang dirahasiakan identitasnya sepanjang cerita, beraksi dengan persona lain dan senjata tajam saja sudah memenuhi klasifikasi sebagai film slasher. Namun, subgenre tersebut belum ramai disebutkan sebagai label di dunia perfilman pada masanya.

Adegan pembunuhan di shower merupakan yang paling ikonik dan contoh sempurna dari adegan slasher. Dimana ada ketegangan yang bertahap, kemudian klimaks dieksekusi dengan jumpscare yang diiringin dengan musik latar violin yang berkesan pada adegan ini. Rumus ini akhirnya banyak kita lihat dalam film slasher selanjut-selanjutnya.

Halloween (1978)

“Halloween” juga disebut-sebut sebagai film slasher pertama dalam skenanya. Namun yang lebih tepat adalah, film horor John Carpenter ini merupakan pertama kalinya sebutan genre slasher horror mulai dipopulerkan.

Dibintangi oleh Jamie Lee Curtis sebagai ‘final girl‘ legendaris, ia menghadapi teror pembunuh bertopeng berbahaya, Michael Myers. “Halloween” salah satu yang semakin membawa rumus film slasher yang lebih menonjol dengan berbagai elemen. Mulai dari pembunuh dengan topeng yang ikonik, final girl, hingga adegan kucing-kucingan yang lebih bertubi-tubi.

The Texas Chain Saw Massacre (1974)

Sebelum “Halloween”, “The Texas Chain Saw Massacre” juga menjadi film slasher generasi klasik yang ikutan mendokrak subgenre ini. Namun ‘Texas Chain Saw’ memiliki eksekusi yang lebih brutal dan sadis, berada di tengah-tengah spektrum genre slasher dan splatter. Menceritakan keluarga kanibal di pinggiran Texas yang membantai sekelompok pemuda pemudi yang sedang berlibur. Kalau film ini menampilan pembunuh ikonik yang kita kenal sebagai Leatherface.

Film Tobe Hooper ini diproduski dengan budget rendah, dengan gaya sinematografi ala dokumenter untuk memberikan kesan nyata. ‘Texas Chain Saw’ versi orisinal ini memang patut diakui sebagai salah satu yang terbaik. Bisa menjadi inspirasi bahwa horor budget rendah juga bisa “menawan” secara visual, karena cukup banyak adegan sinematik yang ikonik dari film klasik ini.

Friday the 13th (1980)

Tidak semua film klasik sungguh-sungguh bagus, salah satunya “Friday the 13th”. Ini menjadi film pertama yang membangkitan karakter slasher ikonik Jason Voorhees, sosok pembunuh dengan topeng hoki dan senjata parang panjang. Spoiler alert, film ini tidak menunjukan wujud Jason yang sudah populer di era modern ini. Jadi buat yang ingin menonton dengan ekspektasi bertemu Jason, dijamin bakal kecewa.

Film slasher klasik ini semakin kurang bisa diapreasiasi melihat sebelumnya sudah ada ‘Texas Chain Saw’ dan “Halloween” yang lebih bagus kualitas naskahnya. Namun, jika ingin melihat sekelompok anak muda yang berkemah di musim panas tanpa pengalaman berkemah sama sekali, mungkin “Friday the 13th” bisa jadi film yang konyol melihat keputusan-keputusan bodoh yang diambil setiap karakter.

A Nightmare on Elm Street (1984)

“A Nightmare on Elm Street” merupakan horror slasher klasik oleh Wes Craven. Diapreasiasi sebagai salah satu slasher dengan konsep yang lebih kreatif lagi dalam skenanya. Memperkenalkan Freddy Krueger, sosok misterius, kejam, dan mengerikan, hadir karena rasa takut para korbannya. Freddy memiliki metode pembunuhan yang unik yaitu melalui mimpi setiap korbannya. Ini memadukan elemen horor, psikologi, dan supranatural yang baru dalam skena slasher.

Film ini memiliki presentasi adegan pembunuhan yang tak hanya menegangkan, namun juga brutal. Pada masanya, eksekusi arahan dan kualitas efek visual yang disajikan dalam film ini cukup untuk membuat penonton merasakan kengerian. Sampai saat ini, Freddy juga masih menjadi salah satu karakter slasher ikonik yang relevan.

Child’s Play (1988)

Slasher horror selalu menarik ketika memiliki konsep yang tak selalu ancaman dari manusia dengan perilaku psikopat. Namun juga bisa bermanifestasi sebagai karakter supranatural yang mampu melampaui batasan dari karakteristik ‘hantu’. Selalu menjadi misteri bagaimana entitas hibrida ini lahir. Salah satu lagi yang ikonik adalah Chucky dari “Child’s Play”.

Sekarang sudah banyak karakter boneka pembunuh yang menyeramkan, namun Chucky adalah pelopornya. Meski konsep boneka kecil yang jelas kalah fisik, memiliki kemampuan untuk membunuh manusia dewasa kurang masuk dinalar. “Child’s Play” termasuk koleksi slasher klasik dengan boneka kejam yang manipulatif dan berbahaya. Ini mungkin pertama kalinya semakin banyak orang mulai takut dengan boneka berwujud manusia.

Candyman (1992)

“Candyman” orisinal merupakan rilisan era 90an oleh Bernard Rose. Kita akan mengikuti Helen, menelusuri legenda urban tentang sosok pembunuh bernama Candyman. Entitas misterius terbentuk dari dendam yang akan muncul jika namanya dipanggil lima kali di cermin.

Berlatar di Chicago, “Candyman” menjadi salah satu film horor pertama dengan komentar sosial. Tentang kehidupan masyarakat urban, isu rasisme, dan kekuatan dari mitos. Meski bukan karakter slasher top tier, Candyman menjadi salah satu yang ikonik dalam skena ini.

Black Christmas (1974)

Selain slasher horror belatar liburan musim panas dan Halloween, “Black Christmas” menjadi yang berlatar ada liburan Natal. Ini juga menjadi salah satu yang ikonik dan telah di-remake, versi orisinalnya disutradarai oleh Bob Clark. Kali ini berlatar di hunian kelompok perempuan universitas, dimana mereka diintai dan berpotensi dibantai oleh sosok Santa Claus psikopat.

“Black Christmas’ memiliki lineup karakter perempuan, menampilkan mereka sebagai sosok-sosok mandiri dan kuat dalam menghadapi teror pembunuh. Film ini juga memberikan kontribusi pada perkembangan dan mempopulerkan tren slasher horror pada era 70an.

I Know What You Did Last Summer (1997)

Film sutradara Jim Gillespie ini selain mengadaptasi genre slasher juga menjadi ikon klasik dari subgenre teen scream. Berkontribusi pada kebangkitan film horor pada era 90an. Kisah berputar sekelompok teman yang tidak sengaja membunuh seseorang dalam insiden tabrakan mobil, diman mereka tak ingin bertanggung jawab. Setahun kemudian, mereka diintai dan diteror oleh sosok misterius yang mengetahui rahasia gelap mereka.

“I Know What You Did Last Summer” merupakan judul yang ikonik, meski sosok pembunuh dengan tangan pengaitnya bukan primadona seperti di film-film slasher lainnya. Film ini telah mempelopori tren film slasher remaja setelah melalui masa-masa kejayaan dari era 70an hingga 80an.

Scream (1996)

“Scream” bisa jadi film meta horor terbaik yang pernah ada. Sebagai pelopor konsep meta, kesuksesannya hampir sulit diulang (dan sudah banyak yang mencoba). Plotnya sederhana, yaitu pembunuh bertopeng yang kita kenal sebagai Ghostface, membunuh orang-orang di sekitar protagonis perempuan, Sidney Prescott. Pada titik ini, film slasher sudah sangat banyak dan Wes Craven menciptakan latar film dimana setiap karakter telah menonton banyak film slasher horror yang sebetulnya selalu memiliki aturan main serupa.

Film ini akan lebih menyenangkan jika penonton memang penggemar film horor dan telah menonton berbagai horor klasik. Karena intisari dari film ini adalah mencoba selamat dari ancaman pembunuh slasher yang sebetulnya telah memiliki aturan main yang bisa kita pelajari dari film-film slasher lain yang sudah kita tonton.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di Indonesia

Entertainment

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect