Connect with us
Psycho Review
Paramount

Film

Psycho (1960) Review: Terciptanya Mimpi Buruk Baru Dari Industri Perfilman

Mengapa Psycho merupakan salah satu film terbaik sepanjang masa?

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Psycho (1960) merupakan salah satu film paling ikonik dalam sejarah perfilman dunia. Disutradarai oleh Alfred Hitchcock, film ini merupakan pionir dari film psychological horror.

Dibintangi oleh Anthony Perkins dan Janet Leigh, Psycho bercerita tentang Marion, sekretaris yang kabur dengan membawa uang perusahaan sebesar 40.000 USD. Di tengah perjalanannya, Marion memutuskan untuk istirahat di Bates Motel. Motel tersebut dijalankan oleh seorang pemuda bernama Norman Bates, tak jauh dari rumah ia tinggal bersama ibunya yang sakit.

Psycho 1960 Poster

Psycho (1960) Poster

Dalam publikasinya, Alfred Hitchcock membuat trailer yang jauh berbeda dengan template trailer zaman sekarang. Melalui video hitam putih, Alfred hanya memperlihatkan motel lokasi syuting dari filmnya. Judulnya yang singkat juga sengaja dipilih sedemikian rupa untuk tidak membatasi ekspektasi penontonnya.

Sebagai film yang minim budget (806.947 USD), diproduksi dengan visual hitam putih, dan storyline yang cukup sederhana di permukaan; apa sebetulnya yang membuat Psycho masih menjadi film suspense terbaik sepanjang masa?

Pioneer Film Psychological Suspense Dalam Sejarah Perfilman

Kembali pada tahun 1960, Psycho merupakan format film revolusioner dan inovatif. Film ini merupakan pioneer dari film suspense dengan sentuhan psikologi dengan screenplay dan visual yang penuh dengan teka-teki dan makna tersembunyi.

Ketika pada masanya industri perfilman didominasi dengan film keluarga dan romansa yang populer, Hitchcock membuat gebrakan yang “bertanggung jawab” atas berkembangnya seni layar lebar. Hitchcock seakan mengajak para penikmat film untuk mengasah kemampuan mereka dalam menikmati dan menginterpretasi sebuah karya film. Dimana seorang karakter dalam film memiliki kompleksitas peran.

Psycho Review

Image via IMDb

Psycho merupakan awal dari berbagai film horror dengan sentuhan psikologi yang sekarang lebih variatif. Storyline yang disajikan juga mengandung berbagai babak dan layer cerita yang lebih kompleks dibandingkan berbagai film yang rilis pada masa tersebut. Bahkan secara disiplin memberikan peringatan pada penontonnya untuk menonton dari awal hingga akhir, atau tidak usah menonton sama sekali.

Adegan Kamar Mandi yang Ikonik

(Warning spoiler) Sekalipun beberapa dari kita belum menonton Psycho, pasti tidak asing lagi dengan adegan shower diiringi dengan teriakan wanita dan gesekan violin yang memekik. Ada alasan mengapa adegan satu ini sangat ikonik; karena memang ini adalah pertama kalinya adegan pembunuhan di shower diperlihatkan dalam sebuah film.

Psycho 1960 Review

Adegan inilah yang menciptakan mimpi buruk baru bagi kita saat sedang mandi dengan mata tertutup. Konsep dari adegan ini juga dieksekusi dengan unsur visual yang sinkron dengan scoring dari instrumen gesek yang memekik. Teknik pengambilan gambar dan gerakan menusuk pisau yang sebetulnya nanggung, diakselerasi dengan editing yang tajam dan tegas.

Pada masanya, film dengan adegan sadis yang berlebihan belum masuk ke bioskop. Alfred tetap memikirkan psikologi penontonnya dengan tidak mengeksekusi adegan ini secara berlebihan, namun memastikan kengerian yang hendak disampaikan tetap bisa ditampilkan lepas dari berbagai keterbatasan. Karena di-edit dengan filter hitam-putih, Alfred pun menggunakan selai coklat sebagai darah.

Akting Anthony Perkins dan Janet Leigh yang Melebihi Ekspektasi

Sebagai film dari tahun 60-an, Anthony Perkins dan Janet Leigh menghadirkan akting yang melebihi ekspektasi. Hal ini akan terlihat jelas jika dibandingkan dengan karakter pendukung lainnya yang masih kaku dan sedikit dramatis.

Penampilan Anthony Perkins seharusnya mendapatkan apresiasi lebih. Ia berhasil membawakan karakter Norman Bates yang manis dan sempat mencuri hati penonton. Mulai dari mimik dan pembawaannya saat berbicara, dengan latar sebagai seorang lajang yang harus merawat ibunya yang sedang sakit sendirian.

Psycho (1960)

Psycho (1960)

Sementara Janet Leigh berhasil masuk nominasi Oscar sebagai Best Supporting Actress. Ia juga mampu memperlihatkan mimik wajah dengan sejuta makna meski tanpa dialog. Interaksi Marion dan Norman di ruang kerja Norman merupakan salah satu scene dengan dialog yang berbobot. Pada porsi ini juga mulai diperlihatkan percakapan psikologi yang menarik antara kedua karakter ini.

Visual Noir dan Skoring Suspenseful Dalam Produksi Film

Produksi film Psycho memiliki daya tarik estetika tersendiri. Menggunakan visual hitam-putih sengaja dipilih oleh Hitchcock untuk “menyensor” adegan kekerasan yang terjadi dalam film. Visual ini juga menimbulkan nuansa noir yang kental. Ada berbagai adegan dengan pencahayaan tertentu yang menimbulkan bayangan artistik. Penampakan yang gelap dan kelam juga menjadi salah satu aspek penduduk suasana tidak nyaman dan suspense dalam film ini.

Baca Juga: Seven Samurai: Film Terbaik Sepanjang Masa

Satu aspek produksi yang mendukung ikoniknya film Psycho adalah skoring yang dikomposisi oleh Bernard Herrmann. Musik yang disajikan tak hanya sebagai musik latar, namun tampak sekali usaha Bernard untuk menciptakan musik yang mampu memberikan identitas bagi film Psycho.

Itu tadi berbagai alasan mengapa Psycho sampai sekarang masih diakui sebagai film terbaik yang pernah ada. Psycho sudah bisa ditonton juga di Netflix.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect