Connect with us
Metro-Goldwyn-Mayer (MGM)

Cultura Lists

10 Film Retro Sci-fi Terbaik dan Terikonik

Sederet film retro sci-fi yang masih keren dengan teknologi pada masanya.

Popularitas dan kemajuan dalam karya film sci-fi di era modern berawal dari inovasi di masa lalu. Film sci-fi atau fiksi ilmiah telah menjadi wahana fantasi yang memiliki pengaruh besar dalam teknik produksi film hingga menginspirasi perkembangan teknologi di dunia nyata. Memberikan medium bagi filmmaker dan cinephile untuk menjelajahi luar angkasa, masa depan, melakukan eksperimen-eksperimen yang diluar nalar.

Film sci-fi identik dengan visual dan produksi yang megah, mahal, dan canggih, terutama di era digital seperti sekarang. Namun, tak lantas membuat koleksi film retro sci-fi menjadi basi dan ketinggalan jaman, film-film tersebut masih diapresiasi dan memiliki banyak penggemar hingga saat ini. Berikut sederet film retro sci-fi terbaik dan terikonik yang tak lekang oleh waktu di industri film.

Blade Runner (1982)

“Blade Runner” merupakan film retro sci-fi dengan elemen neo-noir, disutradarai oleh Ridley Scott yang diadaptasi dari novel karya Philip K. Dick. Dibintangi oleh Harrison Ford, ia berperan sebagai Rick Deckard, seorang mantan polisi yang memiliki tugas sebagai pemburu dan menghentikan usaha melarikan diri manusia bioengineered yang disebut sebagai replicants.

Sebelum “Blade Runner 2049”, “Blade Runner” dari era klasik juga menyuguhkan visual berlatar di masa depan dystopia yang telah memukau penontonnya. Film Ridley Scott telah menjadi salah cult classic, digemari karena estetika cyberpunk yang berpengaruh dan tema eksplorasinya tentang identitas, moralitas, dan arti menjadi manusia.

2001: A Space Odyssey (1968)

“2001: A Space Odyssey” merupakan film retro sci-fi yang revolusiner dalam segi filmografi dari sutradara Stanley Kubrick. Film ini secara garis besar mengisahkn evolusi manusia, kecerdasan buatan, dan misteri luar angkasa melalui serangkaian peristiwa di pesawat luar angkasa, Discovery One.

Ketika awak kapal berhadapan dengan sistem kecerdasan buatan yang misterius, HAL 9000, perjalanan dan misi luar angkasa mereka berubah menjadi situasi yang surrealis. Film sci-fi bertema luar angkasa ini dikenal dengan visualnya yang memukau dan penggunakan musik latar yang inovatif, serta eksplorasi narasinya yang mendalam terhadap kondisi manusia dan sifat dari eksistensi itu sendiri.

The Matrix (1999)

“The Matrix” merupakan film sci-fi ikonik yang telah meninggalkan jejak permanen dalam sejarah budaya pop. Disutradarai oleh Wachowski bersaudara, film ini menjadi sajian fiksi ilmiah dengan konsep revolusioner pada masanya tentang realitas simulasi. Dibintangi oleh Keanu Reeves sebagai Neo, seorang programer komputer yang menemukan kebenaran tentang umat manusia di realita yang lain.

Dengan efek visual yang membingungkan, adegan aksi yang memukau, dan tema filosifisnya, “The Matrix” menantang cara penceritaan konvensional dan menjelajahi tema seputar persepsi, identitas, dan sifat realita. Imagery ikonik dan karakter-karakter yang berkesan menjadikannya fenomena budaya yang mempengaruhi banyak lainnya di masa mendatang hingga sekarang.

Star Wars (1977)

“Star Wars” rilis pada 1977 telah menjadi opera luar angkasa yang revolusioner dan fenomena budaya yang masih berlanjut hingga sekarang. Disutradarai oleh George Lucas, film ini membawa kita dalam perjalanan epik melintasi galaksi yang jauh, dimana Rebel Alliance bertempur melawan Galactic Empire yang kejam.

Film ini memperkenalkan karakter-karakter ikonik seperti Luke Skywalker, Putri Leia, Han Solo, dan Darth Vader. Dengan efek khusus yang inovatif pada masanya, adegan aksi yang menengangkan, musik latar yang ikonik, dan kisah abadi tentang kebajikan dan kejahatan, “Star Wars” telah merebut hati penonton di seluruh dunia, melintasi generasi. Warisan franchise abadi yang masih dicintai, profitable, dan berpengaruh dalam sejarah perfilman.

The Terminator (1984)

“The Terminator” merupakan film retro sci-fi ikonik dalam skena genre aksi fiksi ilmiah, Disutradarai oleh James Cameron, film ini memperkenalkan karakter ikonik yaitu sosok cyborg pembunuh yang tak kenal lelah, Terminator. Dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger, film ini juga menjadi salah satu yang paling populer dari filmografi sang aktor terkenal. Begitu pula untuk Linda Hamilton yang berperan sebagai protagonis wanita, Sarah Connor.

“The Terminator” menyajikan cerita yang menegangkan, adegan aksi yang intesn, dan efek visual yang revolusioner pada masanya bagi penonton. Film ini mengeksplorasi tema tentang teknologi masa depan, perjalanan waktu, dan potensi bahaya dari kecerdasan buatan. Film ini memiliki status ikonik karena narasinya seru, imagery yang ikonik, dan karakter yang tidak terlupakan.

Back to the Future (1985)

“Back to the Future” merupakan film retro yang masih menjadi salah satu yang dicintai oleh penggemarnya. Disutradarai oleh Robert Zemeckis, film ini mengikuti petualangan perjalanan waktu remaja Marty McFly yang dibintangi oleh Michael J. Fox bersama ilmuwan nyentrik Doc Brown. Film ini menggabungkan humor, petualangan, dan sentuhan drama yang heartwarming, membuat film ini menjadi tontonan keluarga yang penuh nostalgia.

Pada masanya, konsep perjalanan waktu dan bagai mana salah satu objektifnya adalah mengubah masa depan adalah sesuatu yang masih terasa fresh. Dikombinasikan dengan mobil waktu DeLorean yang ikonik dan musiknya yang tak terlupakan, film ini juga menjadi salah satu fenomena budaya.

Alien (1979)

“Alien” juga merupakan film terbaik dari sutradara Ridley Scott, menjadi salah satu revolusi dalam genre fiksi ilmiah dengan elemen horor. “Alien” mengikuti kru di kapal ruang angkasa Nostromo yang bertemu dengan makhluk asing yang misterius. “Alien” dipuji berkat atmosfernya yang menegangkan, desain makhluk yang inovatif, serta penampilan akting yang kuat dari Sigourney Weaver sebagai Ripley.

Jika pada masanya masih banyak film sci-fi yang fokus pada tema drama kemanusian dan laga, “Alien” menarik perhatian karena elemen suspense horror-nya. Film ini dengan jeli menggabungkan genre horor dan fiksi ilmiah, menciptakan atmosfer yang menakutkan dan klaustrofobik.

The Fly (1958)

“The Fly” merupakan film retro sci-fi dengan konsep ‘experiment goes wrong’, yang kemudian menciptakan horor-nya sendiri. Disutradarai oleh Kurt Neumann, film ini mengisahkan seorang ilmuwan bernama Andre Delambre yang menciptakan alat teleportasi. Namun, dalam proses percobaannya, ada DNA makhluk lain yang tak sengaja tercampur dan menghasilkan tranformasi yang mengerikan pada Delambre.

“The Fly” dipuji karena elemen suspense-nya yang nyentrik, make up dan efeknya, serta penampilan David Hedison sebagai Andre Delambre. Film ini mengangkat isu tentang kesombongan dan konsekuensi dari eksperimen ilmiah yang ekstrim. “The Fly” bisa dikategorikan sebagai film body horror.

12 Monkeys (1995)

Disutradarai oleh Terry Gilliam, “12 Monkeys” erupakan film sci-fi yang dibintangi oleh Bruce Willis sebagai James Cole, seorang narapidana dari masa depan post-apocalypse yang dikirim ke masa lalu untuk mengumpulkan informasi tentang virus mematikan yang telah memusnahkan sebagaian besar umat manusia.

Film ini mengangkat tema perjalanan waktu, takdir, dan kerapuhan realita. Dengan narasi yang cukup kompleks dan konsep yang memprovokasi pemikiran, “12 Monkeys” telah menjadi cult classic yang dikenal dengan atmosfer gelap dan latar dystopia-nya yang khas.

E.T. the Extra-Terrestrial (1982)

“E.T. the Extra-Terrestrial merupakan film yang sangat digemari dan ikonik karena statusnya sebagai film keluarga yang membangkitkan nostalgia. Disutradarai oleh Steven Speilberg, film ini mengisahkan persahabatan mengharukan antara seorang bocah, Elliot dengan alien yang terdampar di Bumi.

‘E.T’ dipuji karena narasi menyentuhnya tentang persahabatan, elemen imajinasinya, serta keajaiban yang terpancar dalam skena masa kecil seorang anak. ‘E.T.’ menggabungkan petualangan, fiksi ilmiah, dan drama yang emosional. Menciptakan kisah abadi yang memberi dampak pada berbagai generasi.

The Siege of Jadotville The Siege of Jadotville

The Siege of Jadotville Review – Kisah Heroisme yang Terlupakan

Film

The General's Daughter Review The General's Daughter Review

The General’s Daughter Review: Thriller Militer yang Menantang Moralitas

Film

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect