Connect with us
Steven Spielberg
Cr. Axelle/Bauer-Griffin

Culture

Mengenal Steven Spielberg dari Filmografinya

Bagaimana masa kecil Spielberg menjadi fondasi film-filmnya.

“The Fabelmans” yang merupakan film semiautobiografi karya Steven Spielberg yang ditayangkan di Toronto International Film Festival 2022. Menurut laman WorldofReel film “The Fabelmans” merupakan refleksi dari pengalaman Steven Spielberg di masa kecilnya dan tentu saja kecintaanya dengan film. Selama ini kita mengenalnya sebagai sutradara yang kerap menghasilkan film-film blockbuster dengan latar film begitu megah.

Kerja samanya bersama Janusz Kaminski dan John Williams menghadirkan film-film spektakuler seperti ”Jurassic Park” (1993), “Saving Private Ryan” (1998), “War of the Worlds” (2005) dan “Ready Player One” (2018). Tidak berlebihan jika Steven Spielberg dianggap sebagai bapak box office karena filmnya yang hampir selalu masuk daftar film terlaris.

Masa kecil dan hubungan dengan sang ayah

Steven Spielberg lahir pada tanggal 18 Desember 1946 di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. Sang ayah Arnold Spielberg adalah seorang teknik elektro di bidang perkomputeran dan ibunya, Leah Adler merupakan seorang pianis. Ilmuwan dan seniman seakan-akan menjadi pertanda bagi Spielberg bahwa esok harinya ia akan banyak membuat film bertemakan sains.

Sang ayah yang merupakan seorang eksekutif di perusahaannya mengakibatkan keluarga Spielbergs berpindah-pindah tempat tinggal. Meskipun Spielberg selalu menyebut ayahnya sebagai gila kerja tapi ayahnya adalah sosok yang membuka gerbang Spielberg hingga menjadi sineas film besar.

Di awal tahun 1950an, Arnold mengajak Steven untuk melihat hujan meteor Perseid ketika mereka tinggal di Haddon Heights, New Jersey. Kejadian tersebut tentu menjadi inspirasinya dalam menggarap film “Close Encounters of the Third Kind” (1977)

Sebutan gila kerja mungkin juga yang membuat Spielberg merindukan kasih sayang penuh dari sang ayah. Hal ini bisa terlihat filmnya yang berjudul “E.T. the Extra-Terrestrial” (1982). Di film tersebut sosok ayah begitu tidak terasa bahkan hanya memperlihatkan sosok sang ibu. Tidak hanya di “E.T.” bahkan mungkin hampir kesemua film Spielberg memuat banyak figure seorang bapak. Karena gila kerja itu pulalah Arnold dan Leah akhirnya berpisah pada tahun 1965.

Ketertarikan Spielberg untuk terjun ke dunia film adalah ketika Arnold memberikan kamera film di umurnya yang ke-16. Arnold pun ikut mendanai film panjang pertama bertemakan fiksi ilmiah berjudul “Firelight”. Leah turut andil dalam perkembangan imajinasi Spielberg lewat musik. Spielberg menyebut Leah sebagai Peter Pan karena semangatnya yang begitu bebas. Kecintaan Leah terhadap musiklah yang menjadi inspirasi Spielberg dalam remake film “West Side Story” (2021).

Pesan Steven Spielberg dalam Film-filmnya

Figur ayah dalam film-filmnya

Jika kita perhatikan hampir semua film Spielberg menghadirkan sosok seorang ayah, baik itu ayah kandung maupun sifat kebapakan. Ketika film tersebut menampilkan sosok ayah kandung biasanya di film itu sang ayah bukanlah figur ayah yang baik. Contoh Frank Abagnale senior dalam film “Catch Me If You Can” (2002) yang diperankan begitu apik oleh Christopher Walken yang merupakan seorang penipu ulung. Di film itu juga diperlihatkan Frank Abagnale bercerai dengan istrinya yang mengakibatkan sang anak Frank Abagnale junior (Leonardo DiCaprio) akhirnya mengikuti jejak sang ayah menjadi seorang penipu. Hingga akhirnya Frank Abagnale Junior berambisi untuk menjadi penipu ulung seperti ayahnya hingga ayahnya mengakui kehebatannya.

“Close Encounters of the Third Kind” (1977) bahkan dengan sangat jelas seperti menceritakan sosok ayahnya yang begitu gila kerja hingga tidak mengurusi keluarganya. Ambisi Roy Neary (Richard Dreyfuss) untuk memecahkan misteri UFO mengakibatkan rumah tangganya hancur dan berujung Ronnie (Teri Garr) meninggalkan Roy bersama ketiga anaknya. Meski berbanding terbalik dengan kenyataan karena setelah perceraian di orang tua Spielberg, Spielberg memilih ikut bersama sang ayah.

“War of the Worlds” (2005) mungkin merupakan kebalikan dari “Close Encounters of the Third Kind” (1977). Sosok ayah di film tersebut justru berjuang mati-matian untuk melindungi anaknya meski awal cerita diperlihatkan gambaran ayah yang buruk. Tentu saja ada bumbu perceraian di film tersebut. Ray Ferrier (Tom Cruise) digambarkan sebagai ayah yang tidak bisa bertanggung jawab secara finansial terhadap anaknya mengakibatkan Mary Ann Ferrier (Miranda Otto) memutuskan cerai dan mengajak kedua anaknya bersama suami barunya.

Berbeda jika film-film Spielberg menampilkan sosok kebapakan. Biasanya diperlihatkan kualitas seorang bapak yang ia dambakan. Seperti halnya pada tokoh Kapten John H. Miller (Tom Hanks) dalam film “Saving Private Ryan” (1999). Kapten Miller bukanlah ayah dari James Ryan tapi Kapten Miller berusaha mati-matian untuk menyelamatkan Ryan walopun itu akhirnya merengut nyawanya.

Siapa yang tidak mengenal karakter Dr. Alan Grant yang dimainkan oleh Sam Neill di film “Jurassic Park” (1993). Dr. Grant bukanlah seorang ayah bahkan ia sendiri awalnya tidak menunjukkan ketertarikannya untuk memiliki seorang anak. Seiring berjalannya cerita ketika akhirnya ia harus menjaga dua ponakan dari Dr. John Hammond (Richard Attenborough) dari serangan T-Rex, dari situlah ia berubah menjadi seorang ayah yang berusaha melindungi anaknya dari ancaman yang berbahaya.

Spielberg ketika menggambarkan sosok ayah di dalam filmnya mungkin terkesan sebagai ayah yang gagal sebenarnya tidak serta merta berasumsi bahwa Spielberg begitu membenci ayahnya. Justru kebalikannya, Spielberg justru ingin menunjukkan kepada penonton betapa dirinya ketika masih kecil begitu membutuhkan ayahnya yang begitu sibuk bekerja.

Spielberg justru ingin memberikan pesan kepada para penonton bahwa sesibuk-sibuknya kita bekerja janganlah lupa untuk selalu menengok dan melihat anak-anak kita. Terutama ketika akhirnya berujung pada perceraian yang begitu menghantam secara psikologis Spielberg.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di Indonesia

Entertainment

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect