Connect with us

Cultura Lists

10 Film Horor Alien Terbaik

Mulai dari Alien, Signs, NOPE, dan film terbaru terbaik dengan tema teror alien.

Film horor alien membawa kita pada skenario ketakutan akan sesuatu yang belum kita kenali sebelum. Entitas yang asing, kurang lebih sama seperti hantu meskipun keduanya memiliki definisi yang berbeda.

Ketika filmmaker menyadari ada teror dari kehadiran alien, tercipta banyak film-film horor dengn variasi baru dengan elemen sci-fi. Mulai dari John Carpenter, M. Night Shyamalan, hingga Jordan Peele, merupakan segelintir sineas Hollywood yang telah mencoba berkreasi dalam tema horor ini.

Film horor alien jangkauannya juga cukup luas untuk mengeksplorasi skenario. Mulai dari skenario serangan yang aktif dari makhluk asing seperti dalam “War of the Worlds” atau suasana yang lebih menegangkan seperi film survival “A Quite Place”. Bahkan bisa dikembangan menjadi body horror hingga psychological horror. Berikut sederet film horor alien terbaik, dikurasi dari koleksi klasik dan film terbaru.

Alien (1979)

“Alien” masih menjadi film horor alien terbaik yang pernah ada. Sederhana, klasik, namun berkesan. Disutradarai oeh Ridley Scott dan dibintangi oleh Sigourney Weaver sebagai Ellen Ripley, salah satu final girl ikonik dalam skena horor klasik. Cukup serupa dengan formula film horor pada umumnya, “Alien” memiliki plot slowburn yang membangun ketegangan secara bertahap.

Mulai dari perkenalan lineup awak pesawat luar angkasa, penemuan telur misterius, hingga transisi menuju sekuen teror yang menghabisi karakter satu per satu. Sebagai film era 70an, efek visual dan produksi film horor sci-fi ini juga sangat memukau kualitasnya. Uniknya, sebagai film alien terbaik yang pernah ada, sosok alien dalam film ini, Xenomorph, totalnya hanya 4 menit dalam “Alien”.

The Thing

“The Thing” dari sutradara John Carpenter merupakan salah satu film klasik horor terbaik berkat efek praktikal, nuansa psychological suspense dan musik latar oleh Ennio Morricone yang sempurna.

Berlatar di wilayah terisolasi di Antratika, teror dalam skenario hadir dari sosok misterius yang bisa berubah wujud, mengusik sekelompok peneliti. Film ini berhasil menimbulkan kegelisahan dan paranoia akan entitas yang tidak bisa diindentifikasi. Film ini menjadi salah satu harta karun dalam arsip produksi film Hollywood.

Dimana eksekusi efek praktikal dalam mewujudkan tranformasi ‘the thing’ diwujudkan dengan baik pada era 80an. “The Thing” juga memiliki ending yang meninggalkan teror pada penonton. Film horor ini berkontribusi akan perkembangan genre horor alien, dengan eksekusi produksi yang bisa menginspirasi penerusnya.

Invasion of the Body Snatchers (1978)

Meskipun versi film adaptasi pertama dari Don Siegel dianggap bagus, remake dari “Invasion of the Body Snatcher” pada 1978 oleh Philip Kaufman dianggap lebih unggul. Film alien ini diangkat dari novel “The Body Snatcher” oleh Jack Finney. Kisah dimulai dari kelompok yang hendak mengungkap konspirasi besar. Bahwa ada alien berwujud tumbuhan yang mampu berubah menyerupai manusia, secara perlahan hendak menguasai Bumi.

Ini juga menjadi film horor alien dengan premis paling klasik. Namun naskahnya juga menjadi kritik bagi masyarakat yang telah kehilangan jiwa karena budaya konsumerisme di Amerika Serikat pada masanya. Film ini juga memiliki konsep horor klasik tentang bagaimana teman atau pasang kita telah diambil alih oleh alien sebelum kita mampu menyadarinya.

Slither (2006)

Jauh sebelum James Gunn dikenal sebagai sutradara film superhero dengan petualangan di luar angkasa, ia menghadirkan teror luar angkasa ke Bumi melalui “Slither”, film debutnya.

“Slither” merupakan film dengan premis klasik tentang alien yang menginvansi dan hendak menguasai planet. Film ini tak hanya meneror, namun Gunn mengeksekusinya menjadi film alien yang menghibur dan unik. Bintang utamanya sendiri adalah sosok aliennya, makhluk parasit dengan bentuk mengerikan dan menjijikan.

Parasit alien tersebut menyerang dengan menempel di sistem saraf makhluk hidup, kemudian mengendalikannya. “Slither” menampilkan konten body horror yang tak sedap dipandang. Benar-benar membuat penonton bergidik jika harus ketempelan dengan sosok alien parasit dari film ini.

Signs (2002)

M.Night Shyamalan adalah salah satu sutradara dengan ide unik dan eksentrik. Ada yang berhasil dieksekusi, namun juga ada yang gagal. “Signs” menjadi film horor alien terbaik dari Shyamalan, dimana komposisi akan suasana menegangkan, misteri, sci-fi, hingga elemen emosional pada karakternya semuanya pas dalam skenario yang solid. Ini juga menjadi film horor yang berhasil memberikan teror meski monster-nya memiliki screen time yang sangat pendek.

“Signs” dibintangi oleh Mel Gibson sebagai mantan pendeta yang menemukan crop circles misterius di ladangnya. Membawa skenario pada eksplorasi akan kepercayaan dan ketakutan. Ini juga menjadi film dengan plot slowburn yang dieksekusi dengan tepat, selalu membuat penonton merasakan ketegangan dan kejutan di saat-saat yang tidak terduga. Selain Mel Gibson, Joaquin Phoenix juga tampil memikat dalam film ini.

Color Out of Space (2019)

Disutradarai oleh Richard Stanley, “Color Out of Space” diadaptasi dari kisah klasik H.P. Lovecraft. Dipresentasikan dengan plot cosmic horror yang stylish dan sajian visual yang memukau. Lovecraft sendiri sudah seperti sub-genre dalam skena horor alien. Merupakan perpaduan antara pesona alien dengan wujud yang di luar nalar manusia, serta teror akan keagungannya, film ini mampu menangkap cita rasa kuat dari Lovecraft tersebut.

“Color Out of Space” sendiri menceritakan keluarga melawan mutan setelah meteor misterius jatuh dihalaman rumah mereka. Film ini memiliki plot yang mind-bending, cukup menantang untuk disimak. Nicolas Cage sebagai bintang utama juga membuat film ini lebih menarik untuk disimak. Meski dengan elemen cosmic horror, ada sentuhan drama manusiawi yang diselipkan dalam skenarionya.

Annihilation (2018)

“Annihilation” merupakan film horor alien yang dibintangi oleh Natalie Portman, seorang ahli biologi sekaligus mantan tentara, Lena. Merasa bersalah dengan suaminya (dibintangi oleh Oscar Isaac), Lena mengajukan diri untuk misi eksplorasi ke suatu wilayah dengan ekosistem baru yang diyakini datang dari luar angkasa, Shimmer. Shimmer sekilas tampak seperti ekosistem yang indah, namun tersembunyi teror disetiap sudutnya yang siap menerkam tubuh maupun mental manusia yang masuk ke dalamnya.

Hampir semua elemen horor ada dalam “Annihilation”. Mulai dari cosmic horror, body horror, psychological horror, hingga skenario bertahan hidup yang menegangkan. Film ini juga memiliki efek visual yang menawan dalam kesuraman dan kengeriannya. Desain dari horor dan sumber ketakutan dalam skenarionya sangat beragam dan tidak bisa didefinisikan dalam satu wujud.

NOPE (2022)

“NOPE” dari sutradara Jordan Peele merupakan film western sekaligus horor alien yang unik. Seperti halnya film-film horor Peele sebelumnya, “Get Out” dan “Us”, “NOPE” juga memiliki agenda tersendiri, kali ini fokus dengan isu tentang Hollywood yang kerap menjadi pemangsa. Namun alien dalam film ini juga tidak kalah mengerikan desainnya.

Memiliki ‘metode’ mengerikan dalam memangsa manusia dan bersembunyi di balik awan, divisi sounds untuk film ini patut mendapatkan apreasiasi lebih. Menegangkan namun juga menyenangkan, “NOPE” merupakan film horor alien menarik yang semakin jarang kita temukan di sinema modern.

Prey (2022)

“Predator” merupakan film alien yang lebih kental dengan elemen laga dan maskulinitas di bintangi oleh Arnold Schwarzenegger di era 80an. Masih menjadi film ikonik dengan sekuen berburu antara manusia dan alien yang ganas dan cerdas.

“Prey” menjadi instalasi terbaru disutradarai oleh Dan Trachtenberg, mengadaptasi plot yang cukup serupa dari film originalnya, namun dibawa ke latar waktu yang lebih jauh kebelakang pada tahun 1719 di pemukiman penduduk asli Comanche. Dibintangi oleh Amber Midthunder sebagai Naru, perempuan muda yang berusaha membuktikan diri sebagai pemburu.

Perpaduan antara estetika etnik Comanche dengan teknologi predator yang canggih melahirkan visual yang menarik dalam “Prey”. Film lebih layak tampil di layar lebar di bandikan sekuel “Predator” di tahun-tahun sebelumnya. Plot secara keseluruhan lebih didominasi nuansa menegangkan dan perjuangan Naru bertahan hidup sekaligus melindungi kaumnya dari ancaman alien.

No One Will Save You (2023)

“No One Will Save You” merupakan film horor alien terbaru yang bisa di-streaming di Disney+ Hotstar. Dibintangi oleh Kaitlyn Dever sebagai Brynn, perempuan kesepian yang dikucilkan oleh orang-orang di kampung halamannya. Sudah lama terbiasa hidup dalam pengasingan, Brynn tahu bagaimana menghabiskan waktunya sendiri. Hingga suatu hari sosok misterius dari luar angkasa menyerang propertinya, apakah Brynn masih bisa menghadapi semuanya sendiri?

Film horor sutradara Brian Duffield ini mampu bercerita meski tanpa dialog. Film ini sangat mengandalkan narasi visual dan menjadi satu lagi contoh naskah ‘show not tell’ yang sempurna. Ini juga menjadi penampilan terbaik dari aktris Kaitlyn Dever. Ia berhasil meng-carry film dari awal hingga akhir. Meski premisnya sudah banyak kita lihat dari judul-judul lain, ending-nya sajikan sesuatu yang baru.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect