Connect with us
WandaVision
Photo courtesy of Marvel Studios

TV

WandaVision Review: Konsep Sitkom Klasik dengan Twist

Sajian terbaru dari Marvel Studios untuk awal yang baru.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Wanda Maximoff dan Vision memulai kehidupan baru mereka sebagai pasangan suami istri di pemukiman ala sitkom tahun 50-an dari Amerika. Wanda menjadi ibu rumah tangga dan Vision adalah seorang pekerja kantoran, keduanya berusaha membaur dengan lingkungan sekitar dengan menyembunyikan kekuatan super mereka. Namun, pemandangan sempurna ini tampaknya tidak seperti yang terlihat dan menyimpan misteri yang belum terungkap.

Melalui 2 episode pertama “WandaVision” yang telah rilis di Disney+ Hostar, setidaknya premis tersebutlah yang akan kita dapatkan. Serial ini menjadi pembuka dari master plan Kevin Feige untuk memulai Marvel Cinematic Universe Phase 4. Sesuai dengan sinopsis resminya, serial ini menjadi transisi antara Avengers: Endgame yang merupakan babak akhir dari MCU Phase 3, menuju awal baru dalam semesta superhero Marvel.

WandaVision

Photo courtesy of Marvel Studios

Kemasan Produksi Ala Sitkom 50-an yang Lebih dari Sekadar Gimmick

Setelah mendapatkan outline cerita dari Marvel Studios, Jac Schaeffer memiliki visi untuk menggunakan format sitkom klasik untuk serial “WandaVision”. Matt Shakman sebagai sutradara pun hendak mewujudkan visi tersebut secara totalitas.

Setelah signature opening Marvel Studios berubah menjadi hitam putih, kita akan langsung masuk ke dunia sitkom Amerika yang tampak otentik, hanya saja dengan kualitas gambar yang lebih high definition. Kemudian tampak Wanda dan Vision sebagai pasangan baru memasuki rumah dengan interior ‘studio-like’ yang sempurna. Mengingatkan pada sitkom lawas Amerika seperti “Angel” (1960), “I Love Lucy” (1951), dan sejenisnya. Dimana setiap episode memiliki cerita yang generik tentang keluarga kecil di sebuah komunitas sosial. Mulai dari memenuhi ekspektasi atasan saat mengadakan malam malam, hingga berusaha mengambil bagian dalam pertunjukan amal di komunitas pemukiman.

WandaVision

Photo courtesy of Marvel Studios

Diselipkan pula sound effect penonton yang tertawa, hingga iklan palsu di pertengahan episode. Kita juga tidak akan mendengar aksen Eropa dari kedua pasangan superhero ini. Elizabeth Olsen dan Paul Bettany tampil dengan aksen dan intonasi ala sitkom klasik Amerika yang khas, serta akting dengan gesture dan raut wajah yang ekspresif.

Sitkom klasik Amerika memiliki gaya produksi yang menimbulkan citra tertentu, yaitu gambaran keluarga sempurna yang bahagia. Konsep tersebut dimanfaatkan untuk memberikan sentuhan psychological drama dalam serial “WandaVision”, sesuatu yang belum pernah dieksekusi oleh Marvel Studios. Seakan ada dua unsur dalam satu serial ini yang tidak menyatu; antara Wanda dan Vision dengan lingkungan yang mereka tinggali.

Seperti ada kejutan atau “sesuatu” yang lain bersembunyi di setiap sudut cerita, menanti untuk diungkapkan. Transisi antara sitkom dengan cerita komedi dengan adegan-adegan yang terasa suspense juga memiliki eksekusi yang mulus. Kita akan merasakan kehangatan sitkom dan tertawa pada setiap dialog humoris, namun pada menit berikutnya, kita akan dibuat gelisah dan mempertanyakan keaslian dari utopia sitkom Wanda dan Vision tersebut.

WandaVision Review

Photo courtesy of Marvel Studios

Penuh Teka-Teki dan Easter Egg yang Memicu pada Banyak Teori

Marvel Studios tahu jelas bahwa penggemarnya memiliki dedikasi yang tinggi untuk menarik teori dan menciptakan konspirasi dari Marvel Cinematic Universe. Banyak dari penggemar mampu menulis maupun membuat video essay untuk menjelaskan apa yang terjadi pada setiap film, memprediksi ke mana cerita akan berlanjut, dan mengupas teori fiksi ilmiah tentang perjalanan waktu hingga menangkap detail-detail kecil pada setiap frame.

Baru rilis 2 episode saja, “WandaVision” telah menyajikan banyak teka-teki dan easter egg yang seru untuk dikaitkan dengan berbagai teori. Mulai dari makna dari setiap iklan palsu yang ditampilkan, petunjuk dari adegan-adegan misterius tanpa penjelasan, maupun pada dialog-dialog tertentu.

Buat kita penggemar yang paham latar belakang Wanda Maximoff dan Vision, akan ada banyak “bahan” yang bisa kita eksplorasi penjelasan dan maknanya. Perhatikan setiap dialog dan frame yang muncul! Akan selalu ada petunjuk yang bisa saja terlewatkan.

Meski baru rilis 2 episode perdana, “WandaVision” menyajikan format hiburan terbaru dari Marvel Studios. Tak hanya menampilkan produksi ala sitkom klasik sebagai gimmick, konsep tersebut hadir sebagai “atribut” untuk memberikan esensi pada keseluruhan cerita. Buat kita yang mengikuti MCU, dijamin akan merasakan perasaan melankolis saat melihat Wanda dan Vision dalam serial ini. “WandaVision” memiliki kelanjutan episode yang sangat menjanjikan untuk diikuti.

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

Echo Echo

Echo Review: Alaqua Cox Semakin Memikat dan Ikonik sebagai Maya Lopez

TV

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

TV

Mr. & Mrs. Smith Mr. & Mrs. Smith

Mr. & Mrs. Smith Review: Marriage Story dengan Laga dan Ledakan

TV

Connect