Connect with us
Re/Member
Netflix

Film

Re/Member Review: Petualangan Time Loop Horror di Sekolah

Teen scream horror Jepang adaptasi manga yang serba tanggung.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Re/Member” merupakan film horor terbaru di Netflix yang sedang cukup trending. Film Jepang ini diangkat dari manga, “Karada Sagashi” oleh Welzard dan Murase Katsutoshi pada 2014 lalu.

Setelah diangkat menjadi anime, kini “Re/Member” mendapat adaptasi live-action yang disutradarai oleh Eiichiro Hasumi. Dibintangi oleh sederet aktris/aktor Jepang, Kanna Hashimoto, Gordon Maeda, Mayu Yokota, Maika Yamamoto, Kotaro Daigo, dan Fuju Kamino.

Asuka adalah siswi penyendiri yang tidak punya banyak teman. Hingga akhirnya ia terjebak dalam time loop bersama teman-teman sekelasnya; Takahiro, Rumiko, Atsushi, Shota, dan Rie. Keenam murid sekolah ini terjebak di sekolah saat tengah malam, dengan teror Sosok Merah misterius yang memburu mereka.

Satu-satunya cara untuk bebas dari situasi tersebut adalah menemukan potongan tubuh korban pembunuhan. Jika gagal, mereka akan terjebak dalam lingkaran waktu tersebut atau mati dan hilang dari keberadaan.

“Re/Member” bisa dikategorikan sebagai film teen scream Jepang. Apalagi dengan latar skenarionya di sekolahan, materi seperti ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi para penggemar film horor Jepang. Apakah film terbaru ini semenarik premisnya? Berikut ulasan lengkapnya.

Re/Member

Perpaduan Final Destination dengan Edge of Tomorrow

Konsep time loop sudah tidak asing lagi di skena perfilman, dalam genre horor sendiri ada “Happy Death Day” (2017). Objektifnya pun sudah jelas; yaitu berusaha selamat dari sosok pembunuh atau terjebak terus dalam lingkaran waktu.

Semakin sering melalui sekuen pembantaian yang diulang-ulang, Asuka dan teman-temannya pun memutuskan untuk bekerja sama. Melakukan research, membuat strategi, serta menjalin pertemanan. Padahal sebelum kejadian ini, masing-masing dari mereka tidak peduli satu sama lain.

Cukup mengingatkan kita pada “Final Destination” karena melibatkan sekelompok anak muda dan sekuen kematian yang cukup brutal. Selain konsepnya mirip dengan “Happy Death Day”, unsur action dan survival membuat “Re/Member” lebih mirip dengan “Edge of Tomorrow”. Karena kita melihat bagaimana keenam karakter dalam lingkaran waktu mematikan ini mempelajari setiap gerakan monster yang menjadi musuh, kemudian terus mengembangkan strategi mereka untuk bisa bebas.

Sayang sekali, film ini hanya menarik di konsep, plot secara keseluruhan juga sebetulnya menunjukan bagaimana skenario ini memiliki potensi besar. Namun dengan durasi 1 jam 42 menit, film ini jadi terlihat ngebut dan menghasilkan banyak plot hole. Padahal materi sumbernya berpotensi untuk diwujudkan sebagai wahana horor survival dengan karakter-karakter remaja yang energik.

Lewatkan Kesempatan untuk Mengembangkan Interaksi Sentimentil antar Karakter

“Re/Member” memperlihatkan bagaimana film ini tak hanya ingin mengeksploitasi genre horor. Selain ada survival, ada juga drama persahabatan dan percintaan yang terlihat. Seperti film remaja pada umumnya, karakter juga terdiri dari trope yang khas. Asuka sebagai outcast, Takahiro si bintang lapangan, Rie yang sempurna dan populer, Shota si kutu buku, Rumiko yang centil, dan Atsushi yang cuek.

Untungnya setiap karakter memiliki sifat dasar yang baik. Tidak ada konflik atau karakter yang provokatif. Meski akhirnya jadi kurang menantang, namun sepertinya memang cerita ini lebih ingin mengutamakan plot persahabatan dan kerjasama di antara karakter.

Pada level permukaan, setiap karakter memang berhasil menjadi representasi kelompok remaja yang wholesome. Masuk pertengahan film, kesan horor bahkan sempat terasa hilang dan terlalu didominasi dengan adegan senang-senang yang ringan. Pada akhirnya juga ada makna mendalam mengapa mereka menjadi orang-orang terpilih yang terjebak dalam situasi tersebut.

Namun, kembali karena durasi yang terbatas, banyak objektif dalam naskah tidak terpenuhi salah satunya eksplorasi interaksi setiap karakter yang lebih dalam lagi. Sebagai penonton, kita rasanya cuma diharapkan untuk memahami ikatan yang terjalin di antara tiap karakter secara instan.

Eksekusi Serba Tanggung, Mulai dari Naskah hingga Desain Produksi

“Re/Member” sebetulnya memiliki banyak potensi untuk menjadi film teen scream horror Jepang yang menghibur. Setidaknya sesuai dengan standar film bergenre serupa pada umumnya. Pertama, latar kehidupan sekolah remaja di Jepang tak pernah ada matinya. Kedua, skenario memiliki elemen survival death game yang sedang populer. Kronologi plot dari awal sampai akhir juga sudah rapi, hanya kurang dikembang saja pada setiap poinnya.

Bagaimana tiba-tiba Shota punya inisiatif untuk melakukan research dan membuat rencana. Kemudian kesepakatan untuk saling kerja sama diantara tiap karakter yang tidak dekat sebelumnya. Ada pula plot percintaan yang klise, meski sudah bisa ditebak sejak awal. Sebagai film horor, elemen mengerikan dan teror dalam film ini juga kurang terasa, hanya ada beberapa momen menegangkan, namun tidak terlalu konsisten membangun suspense.

Sebagai film dengan konsep time loop, “Re/Member” juga tidak menunjukan usaha dalam segi editing. Memang teknik time jump dan montage sudah sering diaplikasikan dalam film dengan konsep serupa. Namun, setidaknya harus ada pembuka yang menunjukan bahwa ada time loop yang terjadi dan bagaimana aturan main secara keseluruhan dalam kondisi tersebut. Dimana dibutuhkan presentasi editing yang tepat.

Efek suara monster dalam film ini sudah cukup bagus untuk bikin penonton kaget dan merasakan vibe horor. Namun untuk efek visual dan kualitas CGI masih di bawah standar. Terlalu terlihat juga bagaimana ada banyak adegan detail yang dipotong untuk menghemat aplikasi CGI.

Secara keseluruhan, “Re/Member” premisnya saja yang menarik, namun eksekusinya tidak maksimal. Dari manga, sudah ada anime-nya pula, versi adaptasi live-action ini tidak menyajikan sesuatu yang baru, malah banyak kurangnya.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect