Connect with us
Raleigh Ritchie
Raleigh Ritchie via standard.co.uk

Music

Raleigh Ritchie: Andy Album Review

Mengeksplorasi masa muda Jacob Anderson dengan gangguan kecemasan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Musisi dan aktor serial Game of Thrones, Jacob Anderson aka Raleigh Ritchie, baru saja merilis album terbarunya “Andy”, pada 26 Juni 2020 kemarin. Album ini merupakan album kedua setelah “You’re A Man Now, Boy”, album debutnya pada tahun 2016 silam.

‘Andy’ sendiri merupakan panggilan sayang dari sang kakek yang diberikan padanya. Raleigh kembali mengeksplorasi diri dan masa mudanya dalam album ini.

Raleigh Ritchie

Raleigh Ritchie – Andy

Masih memeluk genre Alternative R&B dan Pop, “Andy memiliki materi lirik yang lebih mendalam dan ekspresif tentang kegelisahan yang dialami oleh Raleigh. Sementara dalam segi musikalitas, materi yang dihadirkan jauh lebih berani dan eksperimental dibandingkan dengan album sebelumnya yang lebih lembut, elegan, dan menggunakan rumus R&B yang cukup standard.

Sebelum merilis album ini, Raleigh telah merilis dua single promotional yaitu ‘Time In A Tree’ dan ‘Aristocrats’. Kedua single ini memiliki warna aransemen dan komposisi yang cukup sama, yaitu memadukan beat Pop R&B dengan instrumen string untuk mendramatisir musik.

‘Time In A Tree’ merupakan curahan isi hatinya sebagai remaja yang selalu overthinking dan mengalami gangguan kecemasan, namun keluar sebagai amarah yang sering membuat orang disekitarnya salah tangkap. Sementara ‘Aristocrats’ merupakan track semi Hip Hop yang catchy, bercerita tentang latar belakang Raleigh sebagai keturunan kulit gelap yang tinggal di Inggris.

Kedua single utama ini hanya “pemanasan” yang tidak akan menimbulkan ekspektasi lebih dari album pertama. Namun, ketika kita mendengarkan “Andy”, ada banyak track kejutan yang belum kita dengar sebelumnya dari musisi 30 tahun ini. Terutama dalam segi aransemen dan keberagaman genre yang dihadirkan.

Dibuka dengan track pertama ‘Pressure’ dengan musik up beat dengan nuansa dark, meracau tentang bagaimana dirinya terlalu banyak berpikir, menimbulkan stress dan frustasi yang tidak ada habisnya. Dengan verse terakhir yang menuju solusi dimana seharusnya ia cukup menikmati hidup saja dan melakukan hal baik pada lingkungan sekitar.

‘Party Fear’ merupakan track yang cukup menarik, terinspirasi dari situasi yang pasti dirasakan oleh setiap introvert dimuka bumi ini; tidak nyaman saat berada di kerumunan. Lagu ini memiliki lirik yang sangat bersifat pesimis dan menyalahkan diri sendiri karena tak bisa bersosialisasi dengan baik, ditambah lagi kegelisahan akan apa yang orang pikirkan tentang kita. Namun lagu ini bisa menjadi ‘introvert party anthem’ dengan hook yang catchy dan lirik yang easy listening.

‘I don’t want to be here/I wish I could disappear/Dig a hole and climb into it’

Raleigh Ritchie menulis banyak lagu tentang kecemasan yang berpadu dengan amarah, serta sifat pesimis dan negatif. Track seperti ‘Worries’, ‘STFU’, dan ‘Sadboi’. ‘Sadboi’ merupakan salah satu track juga menarik.

Lagu yang memadukan genre R&B Alternative dengan Blues yang identik sebagai musik ras kulit hitam dengan mood yang melankolis. Lagu satu ini merupakan ekspresi Raleigh yang memeluk kesedihannya, bahwa dirinya menangis sepanjang waktu, meski ada pepatah mengatakan laki-laki tak boleh menangis.

‘Boys never cry but I cry all the time/I could fight it but I would be lying’

Setelah melalui track transisi ‘27 Club’ dan ‘Sadboi’, tracklist memiliki tempo dan aransemen yang lebih lembut. Dengan nuansa R&B yang lebih ballad berpadu dengan instrumen string yang lebih ditonjolkan dibandingkan pada komposisi track-track sebelumnya. Mulai dari ‘Shadow’, track tentang membatasi diri yang telah berubah dengan masa lalu, ‘Squares’, kemudian ditutup dengan ‘Big & Scared’.

‘Big & Scared’ lagu ballad yang tenang dengan lirik yang terdengar seperti surat cinta Raleigh Ritchie pada dirinya yang masih muda. Melalui interviewnya dengan Genius, Raleigh pernah menyebutkan bahwa ia selalu “terkoneksi” dengan versi dirinya yang masih remaja, dengan segala kegelisahan dan ketakutan yang pernah ia rasakan. Jika bisa, Ia ingin kembali ke masa lalu untuk memeluk dirinya sendiri dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

‘Little me, let me tell you kid who you’re gonna be/When you turn the lights out, you won’t scared anymore’

Secara keseluruhan, ‘Andy’ merupakan refleksi diri, ungkapan hati, dan bagaimana Raleigh Ritchie mengubah pengalaman mentalnya di kala mengalami gangguan kecemasan saat muda ke serangkaian tracklist yang sentimental dengan kemasan musik yang lebih variatif. Terkadang kita akan mendengarkan track yang melankolis, namun ada juga track up beat yang akan membuat kita menari meski dengan kecemasan di dalam batin.

Pada beberapa track, ada transisi Raleigh berkata ‘Breath’. Jika telah memahami konsep keseluruhan dari setiap track, kata tersebut merupakan pengingat untuk kita ketika sedang cemas, yaitu menarik nafas agar merasa lebih relax dan tenang.

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect