Skena musik idol Jepang telah menjadi sensasi global melampui berbagai era. Mulai dari AKB48 yang menjadi benchmark dari persona idol yang “sempurna”, hingga group terbaru yang tampil dengan konsep eksentrik seperti Babymetal dan Atarashii Gakko! Kini muncul Phantom Siita yang sensasional dengan konsep retro horror-nya.
Phantom Siita merupakan idol group besutan Ado, penyanyi dan produser musik Jepang ternama melalui hits viral seperti “Usseewa” hingga mengisi lagu untuk film anime populer “One Piece Film: Red” (2022). Dari 4.000 partisipan audisi pada 2023, terpilih lima perempuan berbakat sebagai member Phantom Siita; Mona, Miu, Rinka, Hisui, dan Moka.
Jika idol modern adalah kupu-kupu, Ado ingin idol ciptaannya menjadi ngengat. Cantik seperti kupu-kupu, namun lebih misterius dan berbahaya. Sejak merilis single debut “Otomodachi” visi tersebut langsung terlihat melalui konsep musik, lirik, dan video klip ala film horror Jepang dengan sekelompok siswi misterius sebagai bintangnya.
Setelah merilis banyak single dengan video klip teatrikal dan dramatis, “Girlhood Memories” akhirnya dirilis sebagai album debut Phantom Siita. Melebarkan sayap ke panggung internasional, idol group ini juga telah mengumumkan tur dunia pertama mereka, Moth to a Flame pada 2025 mendatang. Sayangnya Indonesia masih tidak masuk dalam negara tujuan, meskipun produser Ado sempat mengadakan konser di Jakarta pada pertengahan 2024.
“Girlhood Memories” memuat berbagai lagu tentang kisah mistis, manifestasi amarah, dengan lima gadis berbahaya sebagai bintang dalam setiap cerita yang disajikan. Dalam “Otomodachi” mereka berperan sebagai sekelompok siswi yang bersahabat, perempuan toxic dalam “Devilish Girl”, hingga menimbulkan asumsi sebagai para pembunuh dalam “Just Wanna xxxx With You” dan “Conflicting”.
Ada dua pesan utama yang dominan dalam lirik-lirik dalam album ini. Selain kisah horror dengan berbagai latar, Phantom Siita menyampaikan pesan kuat bahwa mereka adalah sekelompok gadis menawan namun berbahaya. Lebih dari sekadar peringatan untuk berhati-hati, mereka juga menarik para pendengar barunya untuk mendekati mereka dengan risiko yang akan kita tanggung sendiri.
Dalam lagu seperti “Hanabami” mereka mengungkap kebohongan dalam pesona mereka, namun tetap mengharapkan cinta sekalipun semuanya fana. Sementara dalam “Zoku Zoku”, mereka merayu sekaligus mengancam bahwa pesona mereka bisa menjadi akhir dari para penggemarnya.
“Girlhood Memories” mengadaptasi berbagai sample genre, namun tetap memastikan elemen-elemen yang dimuat masih masuk dalam spektrum retro horror. Hampir setiap track dalam album ini memperdengarkan sesuatu yang berbeda. Mulai dari retro pop yang dramatis pada “I Just Wanna xxxx With You” dan “Devilish Girl”. “Conflicting” memiliki elemen swing jazz, “Hanabami” yang lebih modern dengan dance J-pop, kemudian “Zoku Zoku” yang menjadi kolektif dari berbagai genre, namun tetap kohesif.
Best Tracks:
Jika definisi Phantom Siita adalah idol group dengan konsep retro horror, maka “I Just Wanna xxxx With You” dan “Devilish Girl” menjadi dua lagu yang paling tepat dalam menjelaskan eksistensi idol group ini. Menawan, dramatis, memikat, adiktif, namun berbahaya.
Ketika menyebutkan retro horror, “I Just Wanna xxxx With You” memperdengarkan komposisi musik yang memenuhi ekspektasi. Single ini menjadi single kedua yang menjadi penanda kesuksesan Phantom Siita dalam menarik perhatian penikmat musik J-pop.
Selain musiknya yang catchy dan adiktif, liriknya juga menarik dengan pesan yang memperdaya pendengarnya. Entah Phantom Siita hendak mengecup kita atau membunuh setelah kita cukup dekat.
Sementara “Devilish Girl” terkesan sebagai syair satir yang hendak menjebak para penggemar parasocial, dimana hal ini sudah menjadi sisi gelap dari idol Jepang yang kerap diangkat media. Mulai dari isu stalker, hingga penggemar yang terlalu obsesif hingga berpotensi menyakiti idol yang mereka klaim mereka cintai.
“Devilish Girl” memiliki komposisi disco pop dan presentasi ala lagu catchy idol Jepang yang imut dan manis. Namun sesungguhnya lagu ini memuat pesan yang gelap dan mengancam.
“Girlhood Memories” oleh Phantom Siita memperdengarkan ambisi dan kreatifitas yang masih segar dari Ado sebagai produsernya. Hal ini juga menjadi sample untuk memprediksi sejauh mana Phantom Siita bisa berkembang ke depannya.
Mendeklarasikan idol group dengan konsep yang sangat spesifik seperti retro horror memang sangat unik. Namun Phantom Siita masih memiliki jalan yang panjang, menjadi unik dan menyeramkan saja tak cukup untuk memantapkan karir mereka dalam skena musik Jepang.