Connect with us
Olivia Rodrigo: Vampire
Cr. Cindy Ord/Getty Images

Music

Olivia Rodrigo: Vampire Single Review

Pendewasaan Olivia Rodrigo, siap mendominasi popstar dengan materi pop yang mengalami perkembangan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Pada 2023, tekanan untuk setiap musisi pop kekinian memiliki gaya musik yang unik dan disticnt, menandai awal dari trend baru yang segar dan lebih menantang. Ini mengapa “Vampire”, rilisan terbaru Olivia Rodrigo menjadi sangat penting.

Menjadi satu lagi pembuktian baru mantan bintang Disney Channel yang telah menaklukan Grammy melalui persona barunya sebagai penyanyi muda yang ingin dianggap serius di skenanya. Single terbaru Rodrigo ini mengingat kita kembali ketika ia viral dengan single ballad “drivers license”, yang dengan cemerlang menggambarkan romansa remaja dengan menggunakan metafora kedewasaan yang fanah.

Menuju perilisan album keduanya, “Guts”, dengan teaser art cover berlatar ungu yang serupa dengan cover art album “Sour”, menimbulkan ekspektasi yang standard. Karena bukan hal biasa lagi untuk musisi muda sukses beberapa tahun belakang tetap viral dan mengundang clout meski dengan karya yang tidak jauh berbeda dari karya-karya sebelumnya. Namun, “Vampire” merupakan single terbaru dari Olivia Rodrigo yang memiliki pesona aransemennya sendiri di skena pop.

“Vampire” dimulai dengan kunci piano yang melankolis, namun alih-alih tenggelam dalam kesedihan yang semakin ballad, Rodrigo memberikan kejutan dengan ledakan kemarahan saat ia menegur mantan kekasih yang lebih tua, atas sikapnya yang dangkal dan manipulatif. Dalam mengerjakan single ini, Rodrigo kembali bekerja sama dengan Dan Nigro dari “Sour”. Keduanya memang sudah cocok dalam menunjukan sinergi penulisan lirik teatrikal dengan nuansa teen soapy ala Olivia Rodrigo.

Komposisi lagu mengandung nuansa emosional yang tenang, mencerminkan pemahaman perlahan seorang wanita muda akan agensinya sendiri. Rodrigo melalui rasa tidak percaya saat ia mengingat bagaimana ia dulu mengabaikan kekhawatiran perempuan lain, ‘You called the crazy, God, I hate the way I called them crazy too’. Namun, chorus lagu ini yang benar-benar menarik perhatian, bahkan saat ia menggunakan gambaran langsung tanpa basa-basi.

‘I should have known it was strange/ You only come out at night’, Rodrigo menyanyikan dengan memadukan kemarahan dan kekecewaan, baik terhadap pria yang sedang ia gunjingkan maupun dirinya sendirinya. Sikap penulisan lirik yang cukup kuat untuk mencuri hati pendengarnya, karena kita sudah lelah dengan lagu patah hati yang bias. Amarahnya semakin meluap mencapai kesimpulan chorus, ‘Bloodsucker, fame fucker/ Bleedin’ me dry like goddamn vampire’. Dan dengan begitu ia meninggalkan pria dengan mengabaikannya sepenuhnya.

Sejauh ini, implikasinya jelas bahwa musik seharusnya menjadi medium bagi musisinya, bagaimana kehidupan pribadi Rodrigo adalah hal yang harus tetap bersifat pribadi. Ini juga menjadi strategi yang cerdas, baik dalam momen comeback-nya maupun memberikan kesempatan pada Olivia Rodrigo yang kini telah menginjak usia 20 tahun, untuk menjelajahi hidupnya sendiri.

Jika kita mendengarkan “Vampire” sebagai single utama dari album keduanya, “Guts”, tampaknya wanita muda ini telah melalui banyak hal yang semakin bikin penasaran, materi lirik apa lagi yang akan dipaparkan dalam album sophomore-nya ini.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect