Connect with us
Maroon 5: Jordi Album Review

Music

Maroon 5: Jordi Album Review

Didedikasikan untuk mendiang manajer, ‘Jordi’ kehilangan sisi sentimental dalam upaya tetap relevan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Cukup lama Maroon 5 nyaris vakum dalam merilis lagu. Setelah ‘Red Pills Blues’ di tahun 2017, band ini hanya meluncurkan 2 single baru. Hingga akhirnya mengumumkan perilisan resmi ‘Jordi’ di bulan Juni kemarin.

‘Jordi’ merupakan album kelima Maroon 5 dan didedikasikan kepada Jordan Feldstein, sang manager sekaligus teman masa kecil Adam Levine yang meninggal mendadak karena serangan jantung di tahun 2017. Judul album ini pun diambil dari nama panggilan Feldstein.

Tidak hanya judul album saja yang menjadi bentuk dedikasi untuk Feldstein. Maroon 5 juga membuat lagu hits, “Memories” untuk sang manager. Sayangnya, sisi sentimental dalam album ini terhenti hanya sampai penggunaan nama panggilan sebagai judul dan lagu tentang kenangan bersama sang manager.

Sebaliknya Maroon 5 justru memadati ‘Jordi’ dengan sederet kolaborator dari artis dan penyanyi populer. Khususnya mereka yang tengah naik daun dan berada di puncak popularitas. Sebut saja Megan Thee Stallion, Blackbear, dan H.E.R. Selain itu digandeng pula Bantu, Stevie Nicks, Jason Derulo, sampai featuring dengan mendiang Juice Wrld dan Nipsey Hussle.

Hadirnya para kolaborator ini menyertai berbagai genre berbeda di ‘Jordi.’ Maroon 5 menyisihkan musik indie-pop mereka, menggantinya dengan irama electro pop dan tropical house. Serta sentuhan hip hop dan mainstream pop nan kental.

maroon 5 jordi

Campur-campur genre dengan berbagai suara berbeda dari sumbangsih puluhan penulis lagu, produser, serta kolaborator sayangnya tidak membuat musik Maroon 5 terdengar multi dimensional. Tidak pula terdengar eksperimental dengan tema sentimental album ini sendiri. ‘Jordi’ justru seolah menjadi upaya Maroon 5 untuk diterima di generasi baru saat ini. Bentuk usaha untuk tetap relevan di industri musik.

“Beautiful Mistakes” hadir dengan aransemen petikan gitar dan ad-lib “na na na” yang bisa saja diambil dari demo lagu-lagu lawas Maroon 5 di tahun 2017. Opener track ini nyaris berakhir membosankan bila tidak diselamatkan oleh verse rap Megan Thee Stallion. Bahkan vokalisasi empuk Levine pun tak sanggup membawa track ini menjadi lagu yang tak mudah dilupakan.

Upaya Maroon 5 untuk “fit-in” di tren musik nampak pula dari track “Lost,” yang menggunakan komposisi dan gaya produksi ala Billie Eilish. Musik indie-pop Eilish berusaha direplika dengan vokal Levine serta permainan instrumen pop-band khas Maroon 5. Hasilnya memang tidak buruk. Meski track ini tak menawarkan sesuatu inovatif maupun baru.

Track featuring rapper Blackbear, “Echo” sepertinya ditulis untuk Feldstein, dengan lirik “You left a space in me.” Melalui lagu ini, Levine berusaha memikat pendengar dengan falsetto dan sumbangan sisi emosional dari beat dan verse Blackbear. Hook yang dibawakan oleh emo rapper ini memang tepat menggambarkan kepedihan setelah kehilangan.

Kemampuan Levine, dan sederet penulis lagu lain di album ini benar-benar dipertanyakan pada track “Lovesick.” Sedangkan produksi dan performa backsound setengah-hati menjadikan lagu ini seakan sebuah demo ketimbang bagian dari album.

“Remedy” juga masih menyuguhi lirik klise dengan bait seperti “living young and dying fast.” Levine bahkan tak lagi berusaha menjadikan lirik lagu di album ini terdengar puitis meski picisan seperti “Sugar.” Melainkan tak lebih dari barisan quote-quote dangkal. Lirik seperti “Walking in the sun, a sun kissed face / Candles in the sun, I’m breaking down” benar-benar menghadirkan pertanyaan adanya sederet penulis untuk lagu ini.

Hadirnya Stevie Nicks dan permainan nada-nada gitar ala Fleetwood Mac pun tak menolong lagu ini terdengar lebih baik. Meski tak bisa disangkal irama country di diskografi Maroon 5 merupakan kejutan tak terduga.

Setelah “Remedy” pendengar dibawa ke “Seasons,” dimana kali ini Levine berusaha menirukan Post Malone—yang tentu saja tidak berhasil. Satu lagu skippable songs di album ini.

Bila Thee Stallions menyelamatkan “Beautiful Mistakes,” maka Buntu menjadi juru selamat di “One Light.” Perbedaan antara bagian vokal Levine dengan verse dari musisi asal Zimbabwe tersebut tak bisa dipungkiri. Buntu justru dijamin akan memukau penggemar Maroon 5 dengan semangat dan musik khas miliknya di lagu featuring milik sang pop-star band.

Seperti juga sebagian besar musisi di industri, Maroon 5 pun menyertakan kolaborasi dengan The IT Girl, H.E.R. Dan seperti juga lainnya, H.E.R menjadi momen terbaik di track—bahkan di album ini. “Convince Me Otherwise” mengusung nada-nada R’nB pop dari tahun 80an. Vokal empuk H.E.R bertransformasi dalam musik moody synth-soul.

Lirik yang digambarkan seakan perdebatan antar pasangan oleh Levine dan H.E.R pun menjadi highlight tersendiri dari keseluruhan album.

“Nobody’s Love” menjadi single rilisan 2020 yang disertakan di dalam album. Lagu ini, seperti diungkap oleh Levine, diharapkan memberi kedamaian dan refleksi setelah berbagai kejadian. Seperti pandemi COVID-19 dan kasus George Floyd.

Dibandingkan dengan track sebelumnya, “Nobody’s Love” memang tetap terdengar berusaha menjadi relevan di antara berbagai keadaan dunia. Namun Maroon 5 berhasil menyisipkan ketulusan dalam lirik dan penyampaian musikalitas lagu ini. Poin ini menjadikan “Nobody’s Love” tidak terdengar politikal. Melainkan layaknya indie track tentang keadaan dunia.

“Memories” hadir dalam versi remix dan original. Masing-masing menyuguhkan pesan serupa dengan vibe berbeda. “Toast to the ones here today, toast to the ones that we lost on the way” menjadi indikator sisi sentimental dari dedikasi untuk sang manajer.

Track tambahan dari versi Deluxe ‘Jordi,’ “Lifestyle” merupakan lagu Jason Derulo yang dibawakan oleh Maroon 5. Sang penyanyi sendiri menjadi featuring, dan mencuri spotlight sepenuhnya untuk lagu ini.

‘Jordi’ memang berhasil bersinar tak lain berkat para kolaborator. Megan Thee Stallion sampai H.E.R dan Buntu berhasil menunjukan sinar mereka di track demi track milik Maroon 5; dan memudarkan Adam Levine menjadi bayang-bayang di latar belakang.

Pada akhirnya, upaya Maroon 5 menghadirkan musik yang bisa dinikmati semua kalangan pendengar layaknya all-you-can-eat buffets justru berbalik memudarkan ciri dan signature khas musik mereka.

rose rosie review rose rosie review

Rosé ‘rosie’ – Album Instrospektif Tentang Patah Hati dan Pencarian Identitas

Music

Gwen Stefanie Bouquet Gwen Stefanie Bouquet

Gwen Stefani ‘Bouquet’ Album Review

Music

Pink Floyd Pink Floyd

Pink Floyd ‘Wish You Were Here’ Mahakarya yang Emosional dan Melankolis

Music

Kendrick Lamar gnx Kendrick Lamar gnx

Kendrick Lamar ‘GNX’ Album Review

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect