Connect with us
HBO MEMPERPANJANG THE LAST OF US UNTUK MUSIM KEDUA
Cr. HBO

Entertainment

HBO Memperpanjang The Last of Us untuk Musim Kedua

Alasan The Last of Us berbeda dengan serial survival lainnya dan patut ditonton.

Serial terpopuler HBO saat ini, “The Last of Us” akan mengumumkan perpanjangan hingga musim kedua. Serial ini merupakan buah kerja sama Craig Mazin (pencipta serial drama sejarah di HBO, “Chernobyl” pemenang Emmy Award) dengan pencipta sekaligus penulis franchise video game “The Last of Us” terpopuler Naughty Dog, Neil Druckmann.

“The Last of Us” juga sedang menjadi perbincangan trending di media sosial, dengan serial ini menjadi trending #1 di Twitter global ketika premiere episode perdananya. Hingga saat ini, teaser dan trailer musim pertama telah ditonton lebih dari 100 juta kali di seluruh dunia.

“Craig dan Neil bersama EP Carolyn Strauss, dan para pemain dan kru fenomenal lainnya, telah mendefinisikan sebuah genre melalui debut musim pertama mereka yang luar biasa di “The Last of Us”, ujar Francesca Orsi, EVP, HBO Programming, Head of HBO Drama Series and Films. “Setelah memberikan standar pada musim pertama yang tak terlupakan ini, saya tidak sabar tim ini kembali melampaui karya mereka sendiri di musim kedua”.

“Saya merasa rendah hati, terhormat, dan terus terang saja, begitu banyak orang yang menyaksikan dan merasa terhubung dengan kisah perjalanan Joel dan Ellie yang kami ceritakan kembali. Kolaborasi dengan Craig Mazin, para pemain dan kru kami yang luar biasa, serta HBO telah melampaui ekspektasi tinggi saya,” ujar Neil Druckmann, Produser Eksekutif. “Sekarang kami sangat senang atas kesempatan untuk memproduksi musim kedua! Mewakili semua orang di Naughty Dog & PlayStation, terima kasih!”

“Saya sangat berterima kasih kepada Neil Druckmann dan HBO atas kerja sama kami ini, dan saya lebih berterima kasih lagi kepada jutaan orang telah bergabung dengan kami dalam perjalanan ini,” kata Craig Mazin, Produser Eksekutif. “Penonton telah memberi kami kesempatan untuk melanjutkannya, dan sebagai penggemar karakter dan dunia yang diciptakan Neil dan Naughty Dog, saya tidak sabar lagi untuk kembali terjun ke project ini.”

HBO Memperpanjang The Last of Us untuk Musim Kedua

“The Last of US” mengambil latar 20 tahun setelah kehancuran peradaban modern. Joel, sosok petarung tangguh, disewa untuk menyelundupkan Ellie, gadis 14 tahun, keluar dari zona karantina yang penuh dengan tekanan. Pekerjaan yang awalnya dianggap sederhana kemudian menjadi perjalanan yang brutal dan mengharukan, karena keduanya harus melintasi kawasan Amerika Serikat dan saling bergantung satu sama lai untuk bertahan hidup.

Selagi serial populer ini baru saja dimulai dan telah bersiap lanjut ke musim kedua, mungkin ini saat yang tepat untuk menginvestasikan waktu untuk menonton “The Last of Us” sebelum tertinggal terlalu jauh. Berikut alasan “The Last of Us” berbeda dengan serial survival pada umumnya.

Sajikan Kualitas Konsisten dari Episode Pilot Hingga Episode 3

“The Last of Us” memulai reputasinya dengan baik berkat presentasi episode pilotnya, ‘When You’re Lost in the Darkness’. Pertama karena serial langsung meyakin penonton, yang mayoritas datang dari komunitas game-nya, bahwa serial ini hendak setia dengan materi sumbernya. Mulai dari plot hingga arahan sinematografi setiap adegannya.

HBO juga terlihat maksimal mendukung kreator serial ini untuk menghidupkan semesta apocalypse dari kreator aslinya, Neil Druckmann. Episode pilot dan episode 2 memiliki intro flashback yang tidak mudah dilupakan oleh penonton. Memahami bagaimana jamur cordyceps menjadi awal dari akhir peradaban manusia secara organik. Berbeda dengan semesta survival yang udah sering kita lihat sebelumnya, dimana presentasinya mengeksploitasi kehancuran, kepanikan, dan keributan yang tidak terstruktur dengan sistem peradaban yang realistis.

‘Long Long Time’ menjadi episode 3 yang akan tinggal diingatan penontonnya untuk beberapa saat. Baik sebagai episode yang fenomenal maupun kontroversi bagi beberapa segmentasi penonton. Namun kesuksesan secara umum bisa diklaim untuk episode 3 ini. Untuk saat ini, tercatat episode yang baru saja rilis pada 30 Januari kemarin telah meraih 6,4 juta penonton, naik 12% dari episode minggu sebelumnya.

Banyak media seperti IGN, Variety, Cultura, hingga media rating Rotten Tomatoes memberikan score yang tinggi untuk episode yang fokus dengan kisah Bill (Nick Offerman) dan Frank (Murray Bartlett) ini.

Mungkin banyak yang mempertanyakan mengapa harus ada episode dengan plot drama percintaan pada serial tentang survival post-apocalypse. Buat yang benar-benar memperhatikan sejak episode pertama, harusnya bisa memahami bagaimana “The Last of Us” merupakan drama survival yang lebih dari sekadar mengeksploitasi aksi dan teror cordyceps. Namun juga menjadi drama yang hendak menunjukan perjuangan setiap karakter sebagai manusia dalam menghadapi kehilangan, moral yang harus dipegang di tengah hancurnya peradaban, harapan, dan apa yang masih berarti di tengah dunia yang sudah berakhir.

HBO Memperpanjang The Last of Us untuk Musim Kedua

Cr. HBO

Adaptasi Game yang Memiliki Kisah Lebih untuk Ditawarkan

Meski “The Last of Us” menunjukan kesetiaannya pada materi sumber, tak lantas membuat kreatornya hanya copypaste dan mengakselerasi kualitas cerita agar lebih layak sebagai serial yang ditonton. Karena pastinya ada perbedaan yang membuat judul ini seru untuk dimainkan, dengan serial yang menghibur untuk ditonton. Serial ini ternyata memiliki kisah lebih untuk ditawarkan pada penonton. Bagi untuk penggemar game dan penggemar baru yang hanya menonton serialnya.

Hal tersebut ditunjukan pada akhir episode 2 dan keseluruhan plot episode 3. Neil Druckmann sebagai penulis aslinya telah menggunakan kesempatannya sebagai kreator serial ini dengan maksimal. Dalam game-nya kita jelas akan lebih fokus pada perspektif dan perkembangan petulangan Joel dan Ellie.

Serial “The Last of Us” telah menjadi medium yang lebih luas untuk mengembangkan latar belakang dari karakter-karakter lainnya. Memperlihat bagaimana reaksi dan prinsip bertahan hidup seperti apa yang mereka pegang di tengah apocalypse.

Tidak melulu tentang membentuk aliansi, looting kebutuhan untuk bertahan hidup, atau harus berhadapan dengan manusia yang telah terinfeksi setiap menitnya. Sejauh ini, “The Last of Us” telah menyajikan kualitas cerita yang lebih dari sekadar aksi bertahan hidup, namun juga drama yang juga mengandung isu kemanusiaan.

The Last of Us

Pada musim pertama yang sedang mengudara, serial ini dibintangi oleh Pedro Pascal sebagai Joel dan Bella Ramsey sebagai Ellie. Episode terbaru “The Last of Us” tayang perdana setiap hari Senin di HBO dan HBO GO, hingga berakhir pada finale pada 13 Maret mendatang.

Para penggemar juga dapat mendengarkan Podcast “The Last of Us”, podcast resmi untuk menemani serial ini bersama pembawa acara Troy Baker, yang memerankan Joel dalam video game-nya. Duduk bersama kreator serial, Craig Mazin dan Neil Druckmann, untuk mengumpas tuntas adegan demi adegan setiap episodenya.

“The Last of Us”  diadaptasi dari video game dengan judul serupa yang banyak menuai pujian, dikembangkan oleh Naughty Dog secara eksklusif untuk platform PlayStation, ditulis oleh Craig Mazin dan Neil Druckmann yang sekaligus merupakan eksekutif produser.

Serial ini diproduksi bersama dengan Sony Pictures Television dengan eksekutif produser Carolyn Strauss, Evan Wells, Asad Qizilbash, Carter Swan, dan Rose Lam. Dengan keterlibatan dari PlayStation Productions, World Games, The Mighty Mint, dan Naughty Dog.

A Town Without Seasons Review: Suka Duka Warga Hunian Sementara yang Eksentrik

TV

Hazbin Hotel Hazbin Hotel

Hazbin Hotel Review: Balada Hotel di Neraka

TV

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Connect