Quantcast
Gen V (Episode 6) Review: Jumanji - Cultura
Connect with us
Gen V (Episode 6) Review: Jumanji
Amazon Studios

TV

Gen V (Episode 6) Review: Jumanji

Memahami trauma dan mengungkap kebenaran dari setiap karakter.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Bersamaan dengan rilisnya “Gen V” Episode 6, Prime Video mengumumkan bahwa spinoff “The Boys” ini resmi lanjut ke Season 2. Para supe muda terbaik dari Godolkin University ini telah berhasil mencuri hati penonton dan memberikan episode-episode yang konsisten kualitasnya sejauh ini.

Dilansir dari Entertainment Weekly, Eric Kripke juga mengungkapkan bahwa akhir dari “Gen V” season ini akan berlanjut ke “The Boys” Season 4. Kemudian “The Boys” Season 4 akan dilanjutkan ke “Gen V” Season 2.

Episode 6 dibuka dengan Cate yang telah mengembalikan semua ingatan pada teman-temannya. Emma langsung mencari Sam, menghabiskan waktu romantis bersama, sementara Marie, Andre, dan Jordan Li (diikuti Dusty) terjebak di alam bawah sadar Cate, terancam untuk tidak kembali ke dunia nyata. Sementara Dekan Shetty dan Cardosa masih sibuk di The Woods, yang pada akhir episode ini mengungkap objektif melampaui dugaan kita selama ini. Kali ini kita akan mengulas dan mengembangkan beberapa teori menuju episode selanjutnya.

Gen V (Episode 6) Review: Jumanji

Perjalanan Emosional menuju Kebenaran dalam Pikiran Cate

(Spoiler Alert!) Kita telah mengetahui bahwa kekuatan pengendalian pikiran Cate memiliki batas. Terlalu banyak digunakan akan beresiko fatal untuk dirinya sendiri. Setelah berusaha mengembalikan ingatan semua teman-temannya, Cate berada dibatasnya dan mengalami krisis.

Kali ini kita juga mengetahui potensi kekuatan Marie yang bisa mengendalikan denyut nadi Cate, menjadi tindakan pertama untuk menyelamatkan temannya tersebut dari konsekuensi fatal. Namun kali ini tidak sendirian, Marie, Andre, Jordan Li, bersama Dusty, masuk dalam pikiran Cate yang sedang kehilangan kesadaran.

Ini menjadi highlight dari Episode 6 “Gen V”, dimana mereka mengalami perjalanan trippy dalam pikiran masing-masing yang melebur menjadi satu. Mengungkap trauma dan kebenaran yang disimpan setiap karakter. Tak ketinggalan cameo Jensen Ackles sebagai Soldier Boy; sahabat dan kekasih imajinasi Cate di masa remajanya. Soldier Boy memberikan penjelasan singkat apa yang sedang terjadi dan mendorong mereka untuk segara menyadarkan Cate atau terjebak selamanya dalam pikiran Cate yang nyawanya sedang terancam.

Disini terungkap bahwa Dekan Shetty memanipulasi dan memberikan obat pada Cate, untuk membatasi kekuatan Cate yang sesungguhnya. Cate ternyata bisa menghilangkan ingatan, mengembalikannya, membaca pikiran, telepati, dan membawa orang lain ke dalam pikirannya (bahkan bisa membunuh mereka dalam pikiran) adalah bukti bahwa kekuatan Cate sangat besar.

Andre dilucuti dengan terungkapnya perselingkuhannya dengan Cate sejak lama. Begitu pula Jordan Li yang ternyata selama ini mengetahui konflik di antara Brink dan Luke. Sementara Marie masih dihantui oleh kenangan buruk ketika ia mendapatkan kekuatannya, berujung pada kematian orangnya.

Meski dengan cara yang tidak menyenangkan, momen ini bisa menjadi awal dari pondasi kepercayaan antara setiap karakter. Sebelum kedepannya memperjuangkan hal yang sama, yaitu mengungkap kebenaran yang sedang disembunyikan oleh akademi mereka.

Gen V (Episode 6) Review: Jumanji

Teori Kekuatan Sam dan Pengaruh Hubungannya dengan Emma

Fakta bahwa Sam dan Emma bermesraan selagi teman-teman mereka harus menghadapi trauma mereka setengah mati adalah momen komedi dari Episode 6. Sam menjadi wild card dalam “Gen V”, selain karena kekuatannya yang besar dan misterius, kondisi mental yang tidak stabil bisa membahayakan orang di sekitarnya serta dirinya sendiri. Mulai timbul teori bahwa kekuatan Sam sebetulnya bukan kekuatan fisik, namun cenderung kekuatan dengan dasar psikis. Sam memiliki isu kesehatan mental yaitu schizophrenia.

Dalam episode sebelumnya, kita menyaksikan bagaimana Sam melihat semuanya dalam wujud boneka. Daripada kekuatan fisik, kemungkinan ilusi bahwa lawan-lawannya adalah boneka ‘lah yang membuat Sam melihat semuanya sebagai objek yang rapuh dan mudah dihancurkan.

Dalam episode ini, Sam ternyata juga melihat Emma sebagai boneka di tengah waktu bermesraan mereka. Episode sebelumnya juga Sam mulai melihat Emma sebagai sosok boneka moral kompas ketika ia lepas kendali. Sam boleh memiliki kekuatan yang sangat besar, entah seberapa besar potensi yang ia miliki kedepannya. Namun terkadang menyakitkan melihat Sam lepas kendali, untungnya Emma hadir sebagai karakter yang menjadi semacam “pawang” untuk Sam. Hubungan romansa di antar keduanya jadi lebih dari sekadar pemanis dalam serial, namun benar-benar membantu perkembangan kedua karakter dalam cerita.

Emma sempat dipresentasikan sebagai karakter yang menyedihkan dan lemah reputasinya pada episode-episode pertama. Namun kini perannya sangat penting karena hanya dia yang bisa mengendalikan Sam dengan kekuatan tidak terduganya. Ini cukup serupa dengan manisnya hubungan Kimiko dan Frenchy dari “The Boys”.

Konspirasi Dekan Shetty dengan Proyek The Wood

Dekan Shetty dan Cardosa ternyata sedang mengembangkan virus untuk melemahkan kekuatan para supe. Pada akhir episode, Shetty puas ketika melihat virusnya bekerja bahkan bersifat mematikan. Ia kemudian menyuruh Cardosa untuk membuat virus tersebut menular. Ini menjadi plot twist yang sangat mengejutkan, bahwa Shetty ternyata anti-supe. Sama seperti Victoria Neuman (Claudia Doumit) dari “The Boys”, yang muncul dalam preview untuk Episode 7.

Ini menimbulkan teori bahwa Dekan Shetty ingin melumpuhkan para superhero, meski motif sejatinya masih belum terungkap. Bisa jadi dendam pribadi, bahkan berhubungan dengan nasib anaknya, yang sempat ia ungkap pada Marie tanpa penjelasan lebih. Sementara Neuman, meskipun memiliki kekuatan super dan menyuntikan Compound V ke anaknya juga, tidak pernah merasa nyaman dengan keberadaan para supe.

Jangan lupakan Ashley Barrett (Colby Minifie) dari Vought yang jelas mengetahui proyek The Wood dan mengancam Dekan Shetty untuk melakukan apapun agar proyek tersebut tidak mencuat ke publik. Ashley memiliki ketakutan besar pada Homelander, ini bisa menjadi motif kuat untuknya. Kesempatan untuk bisa melawan Homelander yang saat ini terlihat tak terhentikan.

Ini akan menjadi titik temu antara “Gen V” dengan “The Boys” sebagai semesta supehero yang semakin luas. Dalam “The Boys” kita melihat superhero pada titik terburuk mereka, dalam institusi korupsi, dan sederet superhero mengerikan yang menyalahgunakan kekuatan mereka seperti Homelander. Namun dalam “Gen V”, kita melihat anak-anak generasi Compound V yang dimanfaatkan oleh orang tua mereka, dimanipulasi secara mental dan disiksa secara fisik di God U. Sebagai golongan supe yang juga patut diperjuangkan hak asasinya. Menarik bagaimana serial ini sangat perhatian dalam memutar balik perspektif dan mendobrak steriotip dalam semesta superheronya.

Gen V (Episode 1-3) Review

Gen V (Episode 4) Review: The Whole Truth

Gen V (Episode 5) Review: Welcome to the Monster Club

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Arcane Season 2 Arcane Season 2

Arcane Season 2 Review: Animasi Menawan yang Terlalu Cepat Berakhir

TV

The Penguin The Penguin

The Penguin Review: Era Baru Supervillain di Media

TV

Film & Serial Prime Video Rilisan Oktober 2024

Cultura Lists

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect